Rumah Adat Bali – Sampai ketika ini, rumah adat Bali masih sering kita jumpai di Pulau Bali. Keberadaannya masih dijaga & dilestarikan oleh penduduk Bali, sehingga semua orang yg berkunjung ke Bali pasti akan dimanjakan oleh pemandangan khas Bali tersebut.
Rumah budbahasa bali masih menyimpan bermacam-macam ciri khas & keunikannya. Meski zaman sudah banyak berganti, tapi rumah tradisional ini tak banyak berubah & tersadar keasliannya. Hal ini dikarenakan kebudayaan Hindu yg masih diyakini penduduk di Bali.
Bagaimana bahwasanya rumah tradisional khas Pulau Dewata ini? Untuk mengetahui seluk-beluk rumah adat Bali, mari kita simak klarifikasi lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Rumah Adat Bali
Selain keindahan pulaunya, Bali pula diketahui dgn keindahan yg terpajang terang dr aneka macam jenis rumah etika yg ada di sana. Rumah budbahasa atau rumah tradisional Bali tak cuma dipakai untuk kehidupan sehari-hari. Namun, pula kerap digunakan sebagai fasilitas untuk pelaksanaan kegiatan ibadah serta upacara akhlak oleh masyarakat Bali.
Rumah budbahasa Bali dibangun dgn memakai hukum asta kosala kosali. Aturan tersebut merupakan aturan yg kurang lebih hampir sama dgn penggunaan fengsui dlm budaya Tionghoa. Aturan asta kosala kosali diterapkan dgn menggunakan anatomi tubuh insan, yakni aturan dimana sang pemilik rumah atau tanah untuk penataan lahan tempat tinggalnya.
Penggunaan anatomi badan sang pemilik rumah ini dijumlah dgn ukuran badan bukan menggunakan satuan internasional. Contoh pengukuran acengkang atau alengkat yg diukur dr ujung telunjuk hingga ibu jari tangan yg direntangkan, & lain sejenisnya.
Ciri Khas Rumah Adat Bali
Selain memakai aturan asta kosala kosali, rumah budbahasa Bali pula diketahui dgn dekorasi & gesekan khas Bali pada bangunannya. Hal ini semakin membuat rumah akhlak Bali makin unik & mempunyai ciri khasnya.
Ciri khas pertama pada setiap bangunan rumah budpekerti Bali yakni mempunyai gapura atau pintu masuk yg terletak di penggalan depan rumah. Gapura ini berbentuk layaknya bercorak candi Hindu yg menjulang tinggi.
Kemudian rumah Bali identik dgn menggunakan kerikil bata merah selaku salah satu material bangunan. Rumah Bali pula biasanya dipenuhi dgn ukiran tradisional yg melekat di dinding ataupun patung yg memiliki filosofi tertentu.
Keunikan Rumah Adat Bali
Rumah budbahasa Bali memiliki aneka macam keunikannya, mulai dr gapuranya, pagar tembok, rumah yg dibikin satu kompleks, tata letak & nuansa pula masih sangat kental dgn kebudayaan khas Bali & umat Hindu. Untuk selengkapnya, dapat disimak klarifikasi ihwal keunikan rumah tradisional Bali berikut ini.
-
Representasi gapura Candi Bentar pada rumah etika Bali
Rumah etika Bali kebanyakan memiliki pintu masuk berupa gapura Candi Bentar. Tidak cuma Bali, gapura seperti ini pula bisa didapatkan di Pulau Jawa & Lombok, khususnya pada bangunan keraton, makam, serta bangunan kawasan suci dgn corak agama Hindu.
Gapuran Candi Bentar merepresentasikan estetika dr suatu gerbang pintu masuk. Di Bali, gapura ini lebih detail & lebih dekoratif. Candi Bentar umumnya mempunyai beberapa anak tangga & tak memiliki atas.
-
Pagar tembok rumah etika Bali bukan sekadar pembatas rumah
Rumah adab Bali pasti dikelilingi oleh pagar tembok pembatas rumah. Pagar ini diandalkan masyarakat Bali mampu melindungi mereka dr roh jahat. Pagar pembatas tak dibangun tinggi, cuma mempunyai tinggi sedang untuk melindungi privasi rumah.
Pagar rumah akhlak Bali dibangun dr material yg sama mirip material gapura & pura pemujaan, yakni dr watu candi atau watu bata ekspos.
-
Rumah adab Bali dibuat menjadi satu kompleks
Keunikan lainnya ialah rumah adat bali ini dibangun dlm satu kompleks, yakni tiap bangunan tak digabungkan dlm satu atap & mempunyai kegunaannya masing-masing.
Tata ruang rumah etika Bali ini menganut konsep kosmologis & falsafah kepercayaan yg mengontrol kekerabatan individu dgn Tuhannya, antar individu satu dgn individu lain, serta individu dgn alam. Aturan tata letak dgn konsep ini telah iatur dlm kitab suci Weda & diketahui dgn Asta Kosala Kosali.
-
Letak ruang pada rumah adab Bali menurut arah mata angin
Konsep kosmologis pula menciptakan bangunan rumah Bali iatur dgn tata letak menurut arah mata angin & menurut hierarki. Salah satunya yakni ruang yg dimuliakan biasanya akan ditaruh pada sudut utara & timur rumah budpekerti Bali.
-
Bangunan rumah etika Bali bersahabat dgn nuansa alam
Karena konsep kosmologis mengendalikan kekerabatan individu dgn alam, sehingga rumah tradisional Bali mengadopsi konsep yg bertemaalam. Hal ini didukung dgn bangunan rumah Bali yg memiliki halaman luas sehingga sang pemilik bisa terus berkomunikasi dgn alam.
Begitu pula dgn atap rumah Bali yg lebih sering ditemui dgn fitur tingkap atau embel-embel ruang di antara atap & dinding. Sehingga sirkulasi udara di dlm rumah lebih tanpa gangguan. Selain itu, kedekatan manusia dgn alam tak akan terlalu terkungkung batas.
Rumah akhlak Bali menggunakan bahan material alam yg berlainan-beda bergantung dgn kekayaan penghuninya atau hierarki. Apabila penghuni rumah tergolong golongan Brahmana atau ningrat, maka rumahnya dibangun dgn kerikil bata ekspos. Sedangkan bagi penduduk biasa, maka rumahnya hanya menggunakan tanah liat.
Macam-macam Bagian Rumah Adat Bali
Rumah tradisional Bali tak hanya terdiri atas satu bangunan, melainkan memiliki beberapa penggalan rumah yg memiliki manfaatnya masing-masing.
Bangunan rumah tradisional Bali mirip angkul-angkul, aling-aling, pura keluarga, bale manten, bale dauh, bale sekapat, bale gede, pawaragen, bale delod, serta klumpu. Beberapa belahan bangunan ini akan kita bahas bersama pada klarifikasi berikut ini.
No | Bagian Rumah Adat Bali |
1 | Angkul-angkul |
2 | Aling-aling |
3 | Pura Keluarga |
4 | Bale Manten |
5 | Bale Tiang Saga/ Bale Dauh |
6 | Bale Sekapat |
7 | Bale Dangin/ Bale Gede |
8 | Pawaragen/ Paon |
9 | Bale Delod |
10 | Klumpu/ Jineng |
-
Angkul-angkul
Angkul-angkul merupakan serpihan rumah etika Bali yg berada di paling depan. Bangunan ini lazimnya berupa gapura dgn atap model tradisional & bangunan seperti candi di sisi kanan atau kiri.
Atap angkul-angkul yg dipenuhi dgn ornamen & goresan artistik yg menghubungkan kedua sisi gapura. Dahulu, atap gapura menggunakan rumput kering namun dikala ini lebih banyak yg mengubahnya dgn atap dr genteng.
Angkul-angkul menjadi salah satu bentuk pamesuan atau pintu keluar pekarangan. Dan dlm pembangunan gapura ini menerapkan konsep tri hita karana.
Posisi bangunan angkul-angkul sangat menghipnotis atau memilih kehidupan rumah tangga sang pemiliknya. Sehingga, proses pembangunannya mengacu pada sikut undagi atau arsitektur tradisional khas Bali.
-
Aling-aling
Aling-aling merupakan belahan rumah adat Bali yg berupa halaman rumah Bali yg membatasi antara angkul-angkul dgn daerah suci. Bangunan ini ialah daerah yg dipakai untuk melakukan aktivitas antisipasi alat upacara adab di Bali. Selain itu, pula dipakai sebagai tempat beristirahat. Pada biasanya, bangunan aling-aling memiliki dinding pembatas yg diketahui dgn penyengker menggunakan patung di area depan.
-
Pura Keluarga
Pura keluarga adalah cuilan bangunan rumah akhlak Bali yg digunakan untuk beribadah di rumah keluarga. Pura keluarga pula diketahui dgn Pamerajaan atau Sanggah. Bangunan ini berada di potongan pojok rumah adat di sebelah timur maritim. Hampir keseluruhan rumah adab Bali memiliki pura kecil ini sebagai tempat beribadah & berdoa bagi penghuni rumah Bali.
-
Bale Manten
Bale manten merupakan penggalan rumah adat Bali yg biasa dipakai untuk daerah tidur kepala keluarga, atau anak gadis penghuni yg belum bersuami, serta bangunan tersebut pula digunakan untuk bagi pasangan yg baru menikah.
Bangunan bale manten dibentuk dgn menghadap ke arah utara, serta persegi panjang & terdapat bangunan bale-bale lainnya di belahan sebelah kanan & kirinya.
-
Bale Tiang Saga/ Bale Dauh
Bale yg satu ini mempunyai bermacam-macam nama ungkapan penyebutan, ada yg menyebutnya bale tiang saga, kemudian bale dauh, serta loji. Bangunan ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat tidur anak muda atau remaja serta sebagai kawasan untuk menerima tamu.
Bangunan bale dauh berbentuk persegi panjang dgn dilengkapi tiang kayu. Jika tian kayunya berjumlah enam, maka disebut dgn sakenem. Sedangkan bila jumlah tiangnya delapan maka disebut dgn sakutus atau astsari. Bahkan bila berjumlah sembilan disebut dgn sangasari.
-
Bale Sekapat
rumah etika Bali mempunyai bangunan khusus yg digunakan untuk bersantai. Bangunan ini disebut dgn bale sekapat. Bale sekapat dibangun dgn bentuk yg menyerupai gazebo. Bangunan gazebo ini dilengkapi dgn empat tiang penyangga.
-
Bale Dangin/ Bale Gede
Bangunan selanjutnya yg terdapat pada kompleks rumah etika Bali ialah bale &gin. Bangunan ini pula diketahui dgn sebutan bale gede. Bangunan ini merupakan bangunan dgn ukuran yg paling luas di antara bangunan lainnya di kompleks rumah Bali.
Bale Gede dibangun dgn desain & arsitektur yg mewah, sehingga bangunan ini biasa dipakai untuk perayaan upacara budbahasa bagi kelompok keluarga maupun hingga golongan penduduk sekitar.
Bangunan bale gede berada di posisi timur rumah budpekerti Bali. Bangunan tersebut memiliki dua belas tiang yg disusun masing-masing 4 tiang, sehingga membentuk menjadi dua balai. Dimana masing-masing balai menghadap ke arah timur.
Akan tetapi, tak semua rumah Bali dilengkapi dgn dua bale gede. Biasanya pula terdapat satu saja bale gede yg berada di tepi atau tengah kompleks rumah tradisional Bali.
-
Pawaragen/ Paon
Bagian rumah akhlak Bali selanjutnya yakni pawaragen. Bangunan pawaragen merupakan ruang dapur yg dibangun di rumah adab Bali. Bangunan pawaragen pula biasa dikenal dgn paon yg berada di sebelah selatan atau barat bahari rumah utama. Bangunan tersebut dipisahkan menjadi dua serpihan, yakni potongan pertama untuk tempat memasak sedangkan serpihan kedua digunakan untuk menyimpan makanan serta alat-alat dapur.
-
Bale Delod
Bale delod merupakan penggalan rumah akhlak Bali yg berada di sebelah selatan kompleks. Bangunan ini biasa digunakan untuk tempat mendapatkan tamu, melaksanakan kegiatan etika, bale kematian serta kawasan untuk menaruh mayat anggota keluarga yg meninggal.
Bangunan tradisional tersebut terdiri atas delapan tiang yg terbagi menjadi 3 kepingan, yaitu 3 tiang di depan, 3 tiang di tengah, serta 2 tiang di potongan belakang. Bangunan rumah budpekerti ini pula kerap dipakai sebagai daerah meletakkan sesajen sebelum melangsungkan upacara adat umat Hindu di Bali.
-
Klumpu/ Jineng
Jineng atau klumpu merupakan pecahan dr rumah tradisional Bali yg dipakai untuk menyimpan gabah padi. Bangunan jineng pula dikenal dgn sebutan Gelebeg. Bangunan ini semacam pendopo namun berskala kecil.
Bangunan Jineng ini berbentuk mirip panggung yg dipakai untuk menyimpan gabah yg sudah kering, sedangkan potongan kolong panggungnya digunakan untuk menyimpan gabah yg masih basah.
Bagian bangunan rumah etika Bali ini berada di kepingan arah tenggara dr batan umah. Umumnya bangunan ini berada di sebelah paon atau dapur.
Jineng dibangun dgn berupa persegi panjang dgn jumlah tiangnya sebanyak empat atau enam tiang penyangga.
Karena dipakai untuk menyimpan gabah, lazimnya bangunan ini dimiliki oleh masyarakat yg bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu, bagi masyarakat yg menyebutnya Gelebeg, bangunan ini lebih cenderung digunakan tempat beristirahat & bekerja.
Struktur Area Rumah Adat Bali beserta Fungsinya
Rumah etika Bali terdiri atas beberapa cuilan ruang yg tiap-tiap ruang mempunyai manfaatnya. Bagian-cuilan ruang tersebut disusun menurut struktur konsep adat Bali. Struktur pertama atau kepingan terluar dr rumah Bali terdapat gapura sebagai gerbang masuk. Setelah melewati gapura, penggalan rumah berikutnya adalah Pengijeng Karang yg biasa dipakai untuk kawasan sembahyang.
Kemudian, struktur ruangan bangunan Bale Manten. Lalu di sebelah Bale Manten terdapat Bale Gede yg merupakan daerah berkumpul seluruh anggota keluarga. Lalu di sebelahnya terdapat Balu Dauh yg merupakan ruang khusus pria. Serta di ujung kompleks bangunan rumah Bali ada ruang paon & lumbung.
Material Pembangunan Rumah Adat Bali
Sudah menjadi ciri khas bangunan rumah budpekerti Bali yg memakai materi dasar kerikil bata ekspos sebagai struktur pembentuk bangunan. Selain itu, bangunan tradisional ini pula biasanya dibangun dgn menggunakan tanah liat ataupun susunan batuan untuk membangun dinding rumah.
Sedangkan untuk serpihan atap rumah Bali, biasanya memakai alang-alang & gabungan serat pohon. Namun dewasa ini sudah banyak yg berganti dgn memakai genting dr tanah liat dgn goresan khas Bali di setiap ujung atap.
Orang pula mengajukan pertanyaan
Apa nama rumah adat Bali?
Apa arti rumah budpekerti Bali?
Apa saja rumah adab?
Rumah adat jawa barat apa?
Penutup
Demikian penjelasan wacana rumah adat Bali yg mempunyai ciri khas & keunikannya. Rumah Bali merupakan rumah tradisional yg menjadi kekayaan budaya bangsa kita, Indonesia.
Sudah sepantasnya untuk terus kita jaga & kita lestarikan bareng keberadaannya. Salah satu cara melestarikan budaya bangsa ialah dgn terus mengenalnya. Oleh alasannya itu, yuk terus mengenal budaya bangsa kita dgn membaca aneka macam postingan kebudayaan di wargamasyarakat.
Rumah Adat Bali
Sumber Refrensi:
@https://www.rumah.com/tutorial-properti/mengenal-rumah-adat-bali-untuk-ide-hunian-anda-13512
@https://www.99.co/blog/indonesia/nama-dan-gambar-rumah-etika-bali/
@https://www.pinhome.id/blog/nama-dan-keunikan-rumah-budpekerti-bali/
@https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/05/133754469/mengenal-rumah-budpekerti-bali
@https://mybalitrips.com/id/blog/rumah-akhlak-bali/