Akan namun, yang mesti didudukkan persoalan sesngguhnya yakni, manusia bukanlah sumber dari keluarnya rizki itu sendiri. Manusia manapun, bahkan yang mungkin insan yang mengaku dirinya super, beliau tidak bisa dan tidak kuasa menunjukkan rizki kepada siapapun tergolong kepada insan yang lain.
Manusia cuma menjadi perantara rizki -yang diberikan oleh Alloh subhanahu wa ta’ala- terhadap manusia lain di sekitarnya.
Oleh balasannya, jika ada manusia yang memiliki rasa takut terhadap insan yang lain hanya alasannya adalah dia kritis dan mengungkap kebenaran, maka kasihan sekali manusia itu. Pengecut dan kerdil. Banyak yang merasa was was kalau ke-kritis-annya dalam mengungkap kebenaran membuahkan buah pemecatan terhadap dirinya.
Rizki yang kita nikmati selama ini hanyalah Alloh yang memberikan. Rizki tidak ada urusannya dengan suatu forum, perusahaan maupun atasan kita. So, ayo kita tetap mempertahankan kekritisan dan menjadi penjaga gawang kebenaran, karena itulah alasan Alloh membuat kita.