Rezim Orde Baru Menggantikan Rezim Orde Lama Karena?
Razim orde gres ialah rezim yang menggantikan rezim orde usang. Rezim ini berkuasa paling lama dibandingkan rezim-rezim kekuasaan sebelum dan sesudahnya rezim ini selsai. Lebih tepatnya rezim ini berkuasa selama 32 (Tiga puluh dua tahun) di bangsa Indonesia. Interverensi yang paling nyata dari rezim kekuasaan orde gres terhadap bahasa ialah “pemiskinan makna” dalam bahasa-bahasa yang sentralistik. Istilah terakhir ini tidak hanya digunakan pemerintah orde gres dalam bidang ekonomi, politik dan kekuasaan.
Makna diikat dalam sebuah kepentingan politik penguasa dan diberikan secara mentah-mentah terhadap penduduk untuk dipakainya. Otoritas makna dan dominasi publik menciptakan bahasa-bahasa politik menjadi bermakna tunggal. Ketika banyak kerusuhan dan penentangan terhadap kesewenang-wenangan, penguasa membuat kosakata, mirip “provokator dan “pemain drama Intelektual”. Yang memiliki makna secara teknis sama dengan pelaku makar. Orang-orang yang dituduh sebaga provokator ditempatkan sebaga lawan Negara dan harus dimusuhi oleh penduduk banyak. Paling tidak, rezim orde gres telah membentuk warna berpikir seragam dalam polanya karena selalu dikelola oleh kekuasaan.
Otoritas bahasa sebagai konsensus sosial yang berstruktur dan berlogika menghasilkan makna yang “baik dan benar” sudah hilang. Otosentris bahasa oleh penguasa terjadi pada struktur birokrasi dalam melaporkan insiden di daerahnya. Di saat banyak warga penduduk mengalami krisis pangan, seorang Bupati menunjukkan laporan dan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Terjadilah manipulai bahasa berbentukdata yang dimaklumi dan dianggap benar sehingga di ketika Indonesia dilanda kelaparan Menpen mengatakan kita tidak mengalami riskan pangan dikarenakan persediaan pangan cukup memadai.Akibatnya, penduduk cukup hebat dalam memaklumi dan menyukai bahasa-bahasa simbolis dan politis. Di jaman orde gres kita menganal sebuah acara yang dinamakan “gerakan pembangunan” disanalah julukan terhadap pemimpin penguasa dilekatkan,yaitu “Bapak Pembangunan”. Hal ini menjadi alat untuk mempopulerkan diri dalam menjangkau simpati rakyat Demikian juga julukan yang diberikan terhadap pejabat adalah “bermanis bibir”.Makna ini ditafsirkan selaku pejabat yang tunduk dan patuh terhadap penguasa bukan lagi “patuh terhadap rakyat”.
|
Razim Orde Baru Menggantikan Razim Orde Lama Karena |
Kesadaran akan besarnya efek bahasa dalam kepentingan kekuasaan ole horde gres sehingga timbullah kebijakan kepada pengontrolan bahasa pada media massa sehingga krtikan yang tergandung dalam bahasa yang berpotensi untuk menjatuhkan keuasaan orde baru sangat dihentikan keras. Kemunculan kosakata pada zaman orde gres bermaksud dalam “pengawalan” kekuasaan di antaranya: anti pembangunan, ekstrim kanan, ekstrim kiri, GPK, SARA, OTB, kiri gres, bersih diri, bersih lingkungan, subversi, kecemburuan sosial.