Rendah Hati Sifat Yang Mulia

Rendah Hati Sifat yang Mulia
Perbincangan perihal tawadhu banyak diungkap dalam disiplin ilmu tashawuf dan dunia pemikiran spiritualitas dan akhlak yang sudah ada sejak permulaan sejarah para nabi dan rosul. Mulai dari Nabi Adam  hingga mencapai klimaksnya pada Nabi Muhammad SAW. Bahkan misi utama peran kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. 

Apakah Rendah Hati?
Rendah hati artinya sifat bijak yang melekat pada seseorang, memposisikan dirinya dengan orang lain sama, merasa tidak lebih baik, tidak lebih ahli,tidak lebih terpelajar, tidak juga lebih mulia. 
Menurut perumpamaan atau secara terminology, tawadhu diartikan selaku perilaku merendahkan kepada yang berhak yakni Allah yang maha suci lagi maha tinggi, juga kepada orang-orang yang Allah SWT perintahkan kita untuk bersikap tawadhu pada mereka mirip kepada para nabi dan imam, Qiyadah, hakim, ulama dan orang tua.

Amru khalid mendefinisikan tawadhu dengan ketundukan pada kebenaran yang datang dari mana pun yang kemudian bersikap saling adanya interaksi dengan lebih sayang dan kelembutan tanpa membedakan dengan lainya, alasannya adalah menurutnya tawadhu memiliki dua makna, pertama: menerima sebuah kebenaran yang datang dari simpanan, kedua: merendahkan hati dihadapan orang lain dan berinteraksi dengan mereka dengan kasih sayang dan kelembutan, tanpa membedakan satu dengan lainya.

Seorang mengajukan pertanyaan terhadap ibrahim Asy’ats Al fudhail wacana tawadhu, beliau berkata: “tawadhu adalah engkau tunduk kepada kebenaran dan mengikatkan diri kepadanya. Jika engkau mendengarnya dari anak kecil maka engkau tetap mendapatkannya. Jika mendengarnya dari insan yang paling ndeso maka engkau tetap menerima darinya.

Ibnu mubarak berkata: “pokok tawadhu adalah dirimu merendahkan diri dihadapan orang yang lebih miskin darimu, sehingga kau menyebabkan ia tahu bahwa dengan duniamu tidaklah kamu memiliki keutamaan diatasnya, serta kau meninggikan dirimu dihadapan orang yang lebih kaya darimu, sehingga kau menyebabkan ia tahu bahwa dengan dunianya tidaklah ia mempunyai keistimewaan yang lebih diatasmu.  

  Pola Simple Dan Kiat Mereview Suatu Produk
Sifat tawadhu’ mengakibatkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur menenteng seseorang kepada akal pekerti yang rendah mirip dengki, murka, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai orang lain.orang-orang cendekia sudah pasti menjauhkan diri dari sifat takabbur dan sombong.
Sifat rendah hati –bukan rendah diri yaitu diantara sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang muslim. Sifat rendah hati ini dalam Al-Qur’an surat al-Furqān ayat 63 disebutkan:

وَعِبَادُ الرَّحْمَـنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الجَاهِلُونَ قَالُواْ سَلاَماً (الفرقان: 63)

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keamanan” (QS. Al-Furqān 25:63)

Hamba-hamba Allah yang rendah hati yaitu mereka yang berlangsung di wajah bumi ini dengan tenang, mantap dan tidak menyombongkan diri. Andaikata kebetulan sedang diberi ni’mat oleh Allah berbentukkekayaan, maka dia tidak menunjukkan kekayaannya itu terhadap orang-orang dengan tujuan untuk mengagungkan dirinya semata. Andaikata dia seorang yang diberi ilmu oleh Allah, maka ia tidak angkuh dengan ilmunya. Andaikata dia yaitu orang yang berpangkat, maka kepangkatan dan jabatannya itu tidak lantas membuatnya merendahkan orang lain. Nabi Muhammad S.a.w pernah mengingatkan:

عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ قَالَ: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ». (رواه مسلم)

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk memerintahkan kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain”. (HR. Muslim)
Jadilah mirip bintang yang melambai-lambai di atas permukaan air padahal tempatnya sangat tinggi. Dan jangan seperti asap yang melambung tinggi di angkasa, padahal tempatnya sangat rendah. Siapa yang rendah hati alasannya adalah Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Dan Allah tidak menambahkan sesuatu terhadap hamba yang rendah hati, selain kemuliaan.
( Nikmatilah Hidup Anda, Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arifi hal 375 )
Wallahu’alam..
Sumber: 
 Kajian Hikmah Pusat Buku Sunnah, PIN : 59EA8E26 (Pin BB ke tujuh)