Orang yang memperdalam ilmu agama, maka Allah subhanahu wata’ala akan membuat lebih mudah jalannya menuju surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
“Dan barangsiapa menempuh jalan untuk menimba ilmu, maka Allah akan membuat lebih mudah baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Orang yang memperdalam ilmu agama maka para Malaikat akan membentangkan sayapnya untuk menaungi mereka karena ridha dengan apa yang mereka cari
إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يطلب
“Dan sebetulnya malaikat betul-betul akan merendahkan sayapnya untuk orang yang belajar sebab mereka meridhai apa yang ia pelajari.” (HR. Abu Dawud)
أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ:
ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ
Saudaraku! Kamu tidak akan menerima ilmu,
kecuali dengan enam perkara,
akan aku beritahukan perinciannya dengan terperinci :
Kecerdasan – ذَكَاءٌ
Kethoma’an (kepada ilmu) – حِرْصٌ
Kesungguhan – اجْتِهَادٌ
Harta benda (bekal) – دِرْهَمٌ
Mempergauli guru – صُحْبَةُ أُسْتَاذٍ
Waktu yang panjang. طُوْلُ زَمَانٍ
اُطْلُبِ الْعِلمَ وَلَا تَكْسَلْ فَمَا ** أَبْعَدَ الْخَيْرَ عَلَى أَهْلِ الْكَسَلْ
“Tuntutlah ilmu, dan jangan malas. ** Betapa jauhnya kebaikan dari seorang pemalas.”
وَاحْتَفِلْ لِلْفِقْهِ فِي الدِّيْنِ وَلَا ** تَشْتَغِلْ عَنْهُ بِمَالٍ أَوْ خَوَلْ
“Timbunlah kafaqihan dalam agama ** Dan jangan engkau direpotkan darinya dengan harta dan hamba sahaya—wanita—).”
وَاهْجُرِ النَّوْمَ وَحَصِّلْهُ فَمَنْ ** يَعْرِفِ الْمَطْلُوْبَ يَحْقِرْ مَا بَذَلْ
“Jauhkan diri dari tidur (berleha-leha), dan panenlah ilmu ** Barangsiapa mengenal nilai suatu tujuan yang mulia (yakni: ilmu), maka beliau akan meremehkan segenap pengorbanan—untuk meraihnya—.”
لَا تَقُلْ قَدْ ذَهبَتْ أَرْبَابُهُ ** كُلُّ مَنْ سَارَ عَلَى الدَّرْبِ وَصَلْ
“Jangan pernah berkata: ‘Sudah berlalu kala para alim ulama (kita mustahil menyamai tingginya pencapaian mereka-pent).’ ** Karena siapa saja yang menempuh sebuah jalan, dia pasti akan hingga pada tujuan (sekalipun tujuan tersebut amatlah jauh dan tinggi-pent).”
تَصَبَّرْ عَلَى مُرِّ الجَفَا مِنْ مُعَلِّمٍ ** فَإِنَّ رُسُوْبَ الْعِلْمِ فِيْ نَفَرَاتِهِ
“Bersabarlah atas pahit getirnya jauh dan abnormal dari Sang Guru ** Karena bersemayamnya ilmu (di dalam hati-pent), diraih dari talqîn dan penjelasan Sang Guru (maka janganlah berpaling darinya-pent).”
فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً ** تَجَرَّعَ ذُلَّ الجَهْلِ طُوْلَ حَياتِهِ
“Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya berguru walau sesaat ** Ia kan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”
وَمَن فاتَهُ التَعليمُ وَقْتَ شَبابِهِ ** فَكَبِّر عَلَيْهِ أَربَعاً لِوَفاتِهِ
“Barangsiapa menyia-nyiakan waktu belajar di periode mudanya ** Maka bertakbirlah empat kali atas kematiannya (tujuannya: shalati mayit orang tersebut, karena pada hakikatnya orang yang menyia-nyiakan periode mudanya, adalah orang yang sudah usang mati sekalipun beliau masih berlangsung di wajah bumi-pent).”
ما في المُقامِ لذي عقلٍ وذي أدبٍ
مِنْ رَاحَة ٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
“Berdiam diri, stagnan, dan menetap di daerah mukim, sejatinya bukanlah peristirahatan bagi mereka pemilik akal dan etika, maka berkelanalah, lewati negerimu (demi berguru dan kemuliaan)
سافرْ تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ
وانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
Safarlah, engkau akan memperoleh pengganti orang-orang yang engkau lewati. Berpeluhlah engkau dalam usaha dan upaya, alasannya lezatnya kehidupan gres terasa sesudah engkau merasakan payah dan peluh dalam melakukan pekerjaan dan berupaya.
إني رأيتُ وقوفَ الماء يفسدهُ
إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
Sungguh aku melihat, air yang tergenang dalam diamnya, justru akan terkontaminasi kemudian membusuk. Jika saja air tersebut mengalir, pasti ia akan terasa enak menyegarkan. Tidak demikian jika ia tidak bergerak mengalir.
والأسدُ لولا فراقُ الأرض ما افترست والسَّهمُ لولا فراقُ القوسِ لم يصب
Sekawanan singa, andai tidak meninggalkan sarangnya, pasti kebuasannya tidak lagi terasah, ia pun akan mati alasannya adalah lapar. Anak panah, andai tidak melesat meninggalkan busurnya, maka jangan pernah bermimpi akan mengenai sasaran.
والشمس لو وقفت في الفلكِ دائمة
لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنَ عَرَبِ
Sang surya, andai selalu terpaku di ufuk, pasti beliau akan dicela oleh segenap ras insan, dari ras arabia, tidak terkecuali selain mereka.
والترب كالترب ملقى في أماكنه
والعودُ في أرضه نوعاً من الحطب
Dan bijih emas yang masih terkubur di bebatuan, hanyalah sebongkah watu tak berguna, yang terbengkalai di daerah asalnya. Demikian halnya dengan gaharu di belantara hutan, cuma sebatang kayu, sama mirip kayu biasa yang lain.
إن تغرَّب هذا عزَّ مطلبهُ
وإنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كالذَّهَب
Andai saja gaharu tersebut keluar dari belantara hutan, ia ialah wewangian yang bernilai tinggi. Dan andaikata bijih itu keluar dari tempatnya, ia akan menjadi emas yang berguna.
Kondisi serba kekurangan bukanlah alasan untuk berhenti mencari ilmu
ما أفلح في العلم إلا من طلبه في القلة
“Tiada kebahagiaan dalam menuntut ilmu kecuali mereka yang dikala mencar ilmu dalam kondisi serba kelemahan”
Pentingnya bermulazamah kepada guru (ulama)
كل العلوم سوى القرآن مشغلة
الا الحد يث وعلم الفقه والد ين
العلم ما كان فيه قال حدثنا
وما سوى ذلك وسواس الشياطين
“Semua ilmu selain ilmu al-Qur’an adalah pengisi kegiatan
Kecuali ilmu hadits, fiqih dan ilmu –ilmu agama yang lain
Ilmu ialah apa yang diterima lewat mata rantai dari seorang guru
Dan di luar itu adalah merupakan bisikan syetan”
Ilmu bila tidak dipelajari maka ia akan menjadi musuh
Yahya bin Khalid menasihati anaknya
عليك بكل نوع من العلم فخذ منه فإن المرء عدو ما جهل فأنا أكره أن تكون عدو شيئ من العلم
“Pelajarilah banyak ragam ilmu, dan ambillah bab dari setiap ilmu itu, karena insan akan menjadi lawan ilmu selagi beliau masih kurang pandai. Dan aku tidak menggemari jikalau engkau menjadi musuh ilmu.”
Carilah ilmu yang berguna (ilmu ad-diin)
Pesan Sufyan bin Uyainah
العلم إذا لم ينفعك ضرك
“Ilmu, kalau tidak memberimu manfaat, maka akan membuatmu rugi.”
Ilmu lebih baik dibandingkan dengan harta
العلم خير من المال: العلم يحرسك وأنت تحرس المال، العلم حاكم والمال محكوم عليه مات خزان الأموال وبقي خزان العلم أعينهم مفقودة وأشخاصهم في القلب موجودة
“Ilmu itu lebih baik dari harta; ilmu akan menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang hendak menjaganya. Ilmu ialah hakim sedangkan harta adalah yang dihakimi. Para pemilik harta akan mati, sedangkan para pemilik ilmu akan tetap diingat. Jasad mereka tiada, akan namun kepribadian mereka akan selalu dikenang dalam hati.” (Ali bin Abi Thalib)
Mintalah terhadap Allah subhanahu wata’ala ilmu yang berfaedah
اللهم إني أسئلك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا
“Ya Allah, saya memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang bagus dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad)
Ilmu itu luas, maka prioritaskanlah yang terpenting dulu
Pesan Imam Asy-Sya’bi
العلم أكثر من عدد الشعر، فخذ من كل شيئ أحسنه
“Ilmu itu lebih banyak dari bilangan rambut, maka ambillah mulai dari segala yang terpenting dulu.”
Seseorang tidak akan meraih ilmu kecuali setelah bersusah payah
Pesan Ibnu Jauzy
العلم لا يحصل إلا بالنصب، والمال لا يجمع إلا بالتعب، واسم الجواد لا يناله بخيل، ولا يلقب بالشجاع إلا بعد تعب طويل
“Ilmu tidak akan bisa dicapai kecuali dengan bekerja keras. Harta tidak akan terkumpul kecuali dengan berlelah-letih. Gelar gemar memberi tidak mampu diraih oleh orang yang pelit. Dan seseorang tidak akan meraih gelar pemberani kecuali sesudah melalui usaha yang panjang.”
Curahkanlah jiwa ragamu semuanya untuk mencari ilmu
Pesan Rabi’ah Ar-Ra’yi
إن العلم لا يعطيك بعضه إلا إذا أعطيته نفسك كلها
“Sesungguhnya ilmu tidak akan memberimu sebagiannya, kecuali jikalau kamu menawarkan seluruh jiwamu untuk menerimanya.”
Ancaman bagi orang yang berinfak sebab mengharapkan selain Allah
Pesan Rabi’ bin Khutsaim
كل ما لا يبتغى به وجه الله يضمحل
“Setiap amal yang bukan alasannya adalah tampang Allah, maka akan lenyap (tidak berguna).”
Janganlah berinfak tanpa ilmu
Nasihat Imam Bukhari
العلم قبل القول والعمل
“Berilmu sebelum berucap dan berbuat.”
Ikatlah ilmu dengan Tulisan dan Jangan Membuka Rahasia Ilmu
ﻛُﻞُّ ﻋِﻠْﻢٍ ﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘِﺮْﻃَﺎﺱِ ﺿَﺎﻉَ
ﻭَﻛُﻞُّ ﺳِﺮٍّ ﺟَﺎﻭَﺯَ ﺍﻻِﺛْﻨَﻴْﻦِ ﺷَﺎﻉَ
“Seluruh ilmu yang tidak tercatat di kertas akan lenyap..
Dan seluruh diam-diam yang telah melewati dua bibir maka akan tersebar.. “
***
Para Nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham. Tetapi warisan dari kenabian ialah ilmu (agama). Dengan ilmu, Allah meninggikan orang-orang mukmin beberapa derajat, dan dengan ilmu-lah Allah membedakan Nabi Adam dengan para Malaikat. Allah berfirman,
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمَُ
“Dan Dia mengajarkan terhadap Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat kemudian berfirman: ‘Sebutkanlah terhadap-Ku nama benda-benda itu kalau kau mamang benar orang-orang yang benar!’. Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang sudah Engkau ajarkan terhadap kami; bahwasanya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.” [QS. Al-Baqarah: 31-32]
Ilmu yakni harta tak ternilai umat insan, maka jagalah ia dengan ikatan yang kuat. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadraknya (1/106) disebutkan,
ﻗَﻴِّﺪُﻭﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺑِﺎﻟْﻜِﺘَﺎبِة
“Ikatlah ilmu dengan goresan pena.”
Begitupun Imam Asy-Syafi’i bertutur sebagaimana yang disebutkan dalam Diwan Syafi’i (hal. 103),
ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ ﺻَﻴْﺪٌ ﻭَﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺑَﺔُ ﻗَﻴْﺪُﻩُ
ﻗَﻴِّﺪْ ﺻُﻴُﻮْﺩَﻙَ ﺑِﺎﻟْﺤِﺒَﺎﻝِ ﺍﻟْﻮَﺍﺛِﻘَﻪْ
ﻓَﻤِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻤَﺎﻗَﺔِ ﺃَﻥْ ﺗَﺼِﻴْﺪَ ﻏَﺰَﺍﻟَﺔً
ﻭَﺗَﺘْﺮُﻛَﻬَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﺨَﻼَﺋِﻖِ ﻃَﺎﻟِﻘَﻪْ
“Ilmu adalah buruan dan goresan pena ialah ikatannya..
Ikatlah buruanmu dengan tali yang berpengaruh..
Termasuk kebodohan bila engkau mengejar-ngejar kijang..
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja..”
***
Janganlah menghianati belakang layar dengan membeberkannya. Karena jika diam-diam sudah melalui dua bibir, sudah terucap oleh ekspresi, niscaya hal yang tertutupi akan tersingkap dan tidak akan menjadi rahasia lagi. Maka ikatlah rahasiamu dan rahasia orang lain dengan baik..
Ar- Rooghib berkata:
ﻭَﺇِﺫَﺍﻋَﺔُ ﺍﻟﺴِّﺮِّ ﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔِ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻭَﺿِﻴْﻖِ ﺍﻟﺼُّﺪُﻭْﺭِ ﻭَﻳُﻮْﺻَﻒُ ﺑِﻪِ ﺿﻌﻒُ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻭَﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟﺼِّﺒْﻴَﺎﻥِ
“Menyebarkan diam-diam muncul dari sekurang-kurangnya kesabaran dan sempitnya dada, dan ini ialah sifat para laki-laki yang lemah, para perempuan, dan anak – anak.” (lihat Faidhul Qodiir 1/493).
Maka berhati-hatilah kepada siapa engkau mengadukan rahasiamu..
Al- Imam Asyafi’i rahimahullah berkata :
ﺇِﺫَﺍ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﺃَﻓْﺸَﻰ ﺳِـﺮَّﻩُ ﺑِﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻭَﻻَﻡَ ﻋَﻠَﻴْـﻪِ ﻏَﻴْـﺮَﻩُ ﻓَﻬُﻮَ ﺃَﺣْﻤَﻖُ
“Jika seseorang telah membuka rahasia (miliknya) dengan lisannya dan dia mencela orang yang membuka rahasianya tersebut, maka dia yakni orang yang dungu..
ﺇِﺫَﺍ ﺿَﺎﻕَ ﺻَﺪْﺭُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﻋَﻦْ ﺳِﺮِّ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﻓَﺼَﺪْﺭُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺴْﺘَﻮْﺩِﻉُ ﺍﻟﺴِّﺮِّ ﺃَﺿَﻴَﻖُ
Jika dada seseorang sesak (tak kuasa) untuk menyimpan rahasianya sendiri, maka dada orang lain yang ia simpan rahasianya lebih sesak lagi..”
Tawadhu’ (berendah hati) dalam mencari ilmu
المتواضع من طلاب العلم أكثرهم علما كما أن المكان المنخفض أكثر البقاء ماء
“Pelajar yang rendah hati akan lebih banyak menyerap ilmu, seperti tanah yang lebih rendah akan lebih banyak memuat air.”
Ilmu lebih anggun dari madu
Ungkapan Ibnu Al-Jauzy
كنت في حلاوة طلبي العلم ألقي من الشدائد ما هو عندي أحلى من العسل
“Aku mencicipi nikmatnya menuntut Ilmu, hingga rintangan berat yang kualami terasa lebih cantik dari madu.”
Seorang yang sombong tidak akan pernah beruntung selamanya dalam mencari ilmu
Pesan Imam An-Nawawi
العلم حرب للفتى المتعالي، كالسيل حرب للمكان العالي
“Ilmu itu pantangan bagi anak yang arogan sebagaimana aliran air pantangan untuk naik ke tempat yang tinggi.”
Tiga sumber yang bisa mendatangkan ilmu
العلم مطلعها من ثلاثة أوجه: قلب مفكر ولسان معبر وبيان مصور
“Ilmu itu bersumber dari tiga hal: hati yang senantiasa berfikir, ekspresi yang terpelajar mengungkapkan dan penjelasan yang gamblang.”
Menulis dan menghafal ialah kunci menerima ilmu
Nasihat Abu Hatim Ar-Raazi
اكتب أحسن ما تسمع واحفظ أحسن ما تكتب
“Tulislah apa-apa yang terbaik dari yang kau dengar dan hafalkanlah apa-apa yang terbaik dari yang kamu tulis.”
Sering muraja’ah (mengulang-ulang) ilmu yang telah di mampu
من أكثر المذاكرة بالعلم لم ينس ما علم واستفاد ما لم يعلم
“Barangsiapa yang banyak mengulang-ulang pelajaran maka beliau tidak akan lupa dengan ilmu yang dipelajarinya dan akan mengerti sesuatu yang belum diketahuinya.”
Pentingnya seorang ‘alim mengamalkan ilmunya sebelum menasihati orang lain
إن العالم إذا لم يعمل بعلمه زلت موعظته عن القلوب كما تزل القطرة عن الصفا
“Apabila seorang alim tidak mengamalkan ilmunya maka nasihatnya akan meleset dari hati sebagaimana embun yang jatuh kemudian hilang dari atas kerikil cadas yang licin.” (Malik bin Dinar)
اَلْاَ عْرَاضُ عَنِ السَّفِيْهِ
SIKAP MENGHADAPI ORANG BODOH
اِذَا نَطَقَ السَّفِيْهُ وَتُجِيْبُهُ
فَخَيْرٌ مِنْ اِجَابَتِهِ السُّكُوْتُ
Apabila orang ndeso mengajak berdiskusi dengan anda, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menyikapi.
فَاِنْ كَلِمَتَهُ فَرَّجْتَ عَنْهُ
وَاِنْ خَلَّيْتُهُ كَمَدًا يَمُوْتُ
Apabila anda melayani, maka anda akan susah sendiri. Dan jikalau anda berteman dengannya, maka ia akan senantiasa menyakiti hati.
قَالُوْا سَكَتَّ وَقَدْ خُوْصِمَتْ قُلْتُ لَهُمْ
اِنَّ الْجَوَابَ لِبَابِ الشَّرِ مِفْتَاحُ
Apabila ada orang bertanya kepadaku, “kalau ditantang oleh musuh, apakah anda diam?” jawabku kepadanya, “Sesungguhnya untuk menghalangi pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
وَالصُّمْتُ عَنْ جَاهِلٍ أَوْ أَحْمَقٍ شَرَفٌ
وَفِيْهِ أَيْضًا لِصَوْنِ الْعِرْضِ اِصْلَاحُ
Sikap membisu kepada orang yang bodoh ialah sebuah kemuliaan. Begitu pula membisu untuk mempertahankan kehormatan yaitu sebuah kebaikan.
أَمَا تَرَى الأُسْدَ يُخْشَى وَهِيَ صَامِتَةٌ
وَالكَلبُ يُخْسَى لَعَمْرِىْ وَهُوَ نَبَّاحُ
Apakah anda tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran dia pendiam. Sedangkan seekor anjing dibentuk permainan karena dia suka menggonggong.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq