Pada tahun 1933, peneliti asal Belanda yang bernama Betje Polak melaksanakan studi di Lakbok, Ciamis, Jawa Barat. Batje Polak mengungkapkan bahwa Pulau Jawa juga mempunyai lahan gambut di Rawa Lakbok. Lakbok adalah suatu kecamatan di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Hasil studi Polak diterbitkan tahun 1949 dan mengindikasikan gambut Rawa Lakbok yang terbentuk di Lakbok berkat materi kayu dan hutan hujan. Membuat lahan gambut di lokasi ini berbeda dengan lokasi lahan gambut kebanyakan.
Sekarang ini Lakbok bertransformasi dari Rawa menjadi lahan padi. Sesuai dengan peta yang dikeluarkan Bakorsurtanal (kini BIG) tahun 1999, tanah di lokasi ini ialah inseptisol. Selain bertani, aktivitas warga yang mencolok di Rawa Lakbok adalah menambang tanah gambut. Materi gambut hasil penambangan dipakai untuk menanam jamur atau tumbuhan hias. Sedangkan dari segi ekologi, menambang tanah gambut sengaja dilakukan untuk menurunkan permukaan tanah untuk menghalangi kekeringan di musim kemarau.
Menurut Hans Joosten, Profesor Studi Lahan Gambut dan Paleoekologi dari Institut Botani dan Ekologi Lanskap, Jerman, “Lahan gambutnya sekarang sebagian besar dilapisi sedimen liat. Di bawah lapisan liat, lapisan gambutnya masih terawat dengan baik dan memperlihatkan vegetasi yang tersisa mirip pakis, daun, pohon, dan semak-semak,”. Kemudian pada selesai Februari 2013, Joosten kepincut dengan Rawa Lakbok dan kesempatangambutnya. Joosten memperkirakan luasan lahan gambut Rawa Lakbok tidak banyak menyusut dibanding tahun 1930-an yang mencapai 3.000-an hektare.
Warga Lakbok sendiri juga tahu betul perihal keberadaan gambut di kawasan mereka. Salah satu indikasinya terlihat saat membuka lahan, masyarakat setempat sudah siap mengikis lahan gambut yang ada dengan cangkul. Saran dari Joosten supaya diadakan investigasi menyeluruh perihal luas, kedalaman, dan deposito dari gambut di Rawa Lakbok. Termasuk melaksanakan observasi paleoekologi untuk mengetahui paleo-sejarahnya. “Berikan juga restorasi dari vegetasi gambut yang sebetulnya, agar penduduk di periode sekarang dan mendatang tahu bagaimana rupa kawasan ini di kurun lampau,” rekomendasi Joosten.