Rasakan Pengalaman Menikmati Seni yang Berbeda di Art Jog, Yogyakarta

Art Jog, pameran tahunan yg diselenggarakan di Yogyakarta tahun 2022 ini resmi dibuka pada tanggal 7 Juli 2022 yg kemudian. Tema yg diusung tahun ini yakni Expanding Awareness yg mengedepankan inklusivitas.

Expanding Awareness akan menyelesaikan seri “Arts in Common” yg telah hadir sejak tahun 2019. Festival ini merupakan salah satu jadwal tahunan yg banyak ditunggu oleh masyarakat Yogyakarta, pelancong setempat maupun luar negeri.

Art Jog

Daftar Isi

Apa itu Art Jog?

Bagi yg baru mendengar Art Jog, ini adalah pameran, festival & pula pasar seni rupa kontemporer di Yogyakarta yg diadakan setiap tahun sejak tahun 2008. Acara ini sendiri merupakan kejadian seni yg menjadi ruang konferensi untuk ide & ide-ide baru dlm seni & kreativitas.

Pengunjung yg tiba ke agenda ini akan menerima pengetahuan gres serta pengalaman melihat pertumbuhan seni yg terbaru. Acara ini hadir di bawah naungan Yayasan Hita Pranajiwa Mandaya.

Dengan datangnya festival seni ini, dibutuhkan dapat menjadi fasilitas menumbuhkan serta merawat koneksi para seniman, masyarakat hingga pemangku kebijakan. Tujuan dr hadirnya pameran ini pula untuk meniadakan bertahap sekat yg membatasi praktik kesenian.

Lokasi & HTM

Art Jog yg di tahun 2022 ini diselenggarakan pada tanggal 7 Juli hingga 4 September 2022 ini digelar di Jogja National Museum, Yogyakarta. Adapun daerah tersebut berlokasi di Jalan Prof. DR. Ki Amri Yahya No. 1, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta, D.I.Yogyakarta, 55167.

Pameran seni kontemporer ini bisa mulai dihadiri hadirin sejak pukul 09.00 WIB & tutup pada pukul 21.00 WIB. Dikenakan ongkos tiket masuk sebesar Rp75.000,- untuk sampaumur & Rp50.000,- untuk bawah umur.

Dengan harga tiket masuk tersebut, pengunjung dapat menikmati kurang lebih 300 karya seni yg dibentuk oleh 61 seniman berbakat di tanah air.

Hal Menarik yg Bisa Didapatkan Pengunjung

Art Jog

Expanding Awareness sebagai bab dr inklusivitas menjadi tema utama dlm pameran seni tahun 2022 ini. Sebagai Direktur Program, Gading Paksi menyampaikan jikalau semua orang dr semua golongan boleh terlibat.

Berefleksi dr 2 tahun pandemi, penyelenggara jadwal menciptakan pameran serta pameran seni terbesar di Jogja ini sebagai momentum untuk mengangkat tema inklusivitas dgn mengajak semua masyarakat termasuk belum dewasa & remaja difabel untuk terlibat aktif di dalamnya.

Di tahun 2022 ini, Art Jog menggandeng Yogya Disability Arts untuk membuat karya kolaboratif yg akan dipamerkan dlm jadwal yg digelar selama kurang lebih satu bulan tersebut. Selain tema inklusivitas yg diusung, hal lain yg tak kalah menarik dr pameran tahunan ini antara lain :

  • ArtJog Kids

Untuk pertama kalinya, penyelenggara agenda menciptakan wadah khusus bawah umur yakni ArtJog Kids. Ini ialah salah satu program yg paling menarik minat pengunjung & paling mencolok di antara program-acara mempesona lainnya.

Terdapat 14 karya seni yg dibuat oleh bawah umur & dipajang bareng dgn karya seni seniman profesional lainnya. Tak hanya itu saja, hadirin pula bisa berinteraksi langsung dgn karya seni tersebut. Salah satu misalnya yaitu dgn karya seni yg dibentuk oleh seniman Tempa.

  • Melihat Karya Seni Komunitas Ba(WA)yang

Komunitas Ba(WA)yang adalah komunitas seni yg diisi oleh sahabat-teman tuli. Dalam ekspo tahun 2022 ini, komunitas Ba(WA)yang menunjukkan kontribusinya untuk menunjukkan hasil karya seniman tuli seperti komik, fotografi & lukisan.

Adapun tema yg diangkat untuk menjadi sebuah karya seni dr komunitas seniman tuli ini ada beragam di antaranya istilah perasaan, respon kepada gosip maut di masa pandemi Covid-19, hingga info perihal pemerkosaan.

  • Melihat Personal Denominator, Karya Christine Ay Tjoe

Personal Denominator merupakan sebuah karya seniman Christine Ay Tjoe yg dipanggil dengan-cara khusus untuk menciptakan karya dr tema utama pameran di tahun 2022 ini yakni Expanding Awareness.

Para hadirin yg datang ke pameran seni rupa Jogja ini tak boleh melupakan untuk mampir & menyaksikan Personal Denominator. Karya seni ini berukuran kurang lebih tiga meter kubik & inspirasinya sendiri datang dr makhluk hidup mikroskopis, Tardigrada.

Tardigrada sendiri ialah mikroorganisme berskala 0,5 mm yg bisa mengikuti keadaan dlm lingkungan tempat tinggal yg ekstrem. Christine Ay Tjoe pun mengungkapkan bahwa Tardigrada mengingatkannya pada insan yg mencoba mengikuti keadaan & bertahan hidup selama masa pandemi.

Meskipun melalui masa-masa yg susah selama dua tahun terakhir, manusia terbukti bisa bertahan hidup dgn berbagai cara yg tak biasa.

Filosofi lain yg terkandung dlm Personal Denominator yakni sesederhana apapun aktivitas yg dijalankan manusia, harus berkesinambungan & menunjukkan daya hidup sehingga kualitasnya tak sampai ke nilai nol.

Tak hanya bisa mengagumi Personal Denomitaror, pengunjung pula bisa menyentuh pribadi karya seni tersebut & meraba teksturnya. Dengan demikian, hadirin yg cuma bisa mengandalkan indera perabanya saja pula mampu menikmati keindahan karya seni ini.

  • Menikmati Berbagai Program Pendamping

Selain menyaksikan-lihat karya seni yg dipamerkan, pengunjung pula bisa mengikuti berbagai program pendamping mirip Weekly Performance, Meet the Artist, Young Artist Award, Exhibition Tour, Jogja Art Weeks, Workshop serta ARTCARE.

Pengunjung bisa langsung membuka situs web https://www.artjog.id/mmxxii/acara.php untuk melihat jadwal yg terselenggara selama pameran ini berjalan.

Art Jog

Surga Para Pecinta Kesenian

Selain hal-hal menawan yg bisa dinikmati oleh pengunjung selama berada di dlm Museum National Yogyakarta, pengunjung pula bisa terlibat dlm karya seni interaktif serta menyaksikan banyak sekali cuplikan video.

Bagi penduduk yg mempunyai ketertarikan pada karya seni, Art Jog merupakan tempat yg sempurna untuk menikmati banyak sekali karya seni & menawarkan pengalaman yg berlawanan dlm menatap & mengagumi karya seni yg ada.

  Serba Serbi Pasar Kangen Jogja, Mesin Waktu ke Jogja Tempo Doeloe