close

Rangkuman Komunikasi Massa 1

Pengertian dan Karakteristik Komunikasi Massa

Pengertian Komunikasi Massa
Banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para jago komunikasi yang masing-masing merumuskan definisinya dengan memakai perumpamaan yang berlainan untuk menunjuk pada ciri komunikasi massa yang sama. Tetapi keanekaragaman ungkapan tersebut sebetulnya semakin memperjelas pengertian serta luas lingkup komunikasi massa sebab masing-masing definisi saling melengkapi satu sama lain.
Dari sekian banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli maka rangkuman yang lebih tepat diketengahkan yaitu definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Jalaluddin Rakhmat, yaitu komunikasi massa diartikan selaku jenis komunikasi yang ditujukan terhadap sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim lewat media cetak atau elektronika sehingga pesan yang serupa dapat diterima secara bersama-sama dan sesaat.
Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa berbeda dengan bentuk komunikasi antarpersona dan kelompok, baik dalam proses maupun dalam hal sifat-sifat komponennya. Karakteristik komunikasi massa adalah perwujudan dari keunggulan dan kekurangannya yang mencakup hal-hal berikut ini.
1. Komunikator terlembagakan alasannya adalah dalam menyampaikan pesannya, komunikator mesti melakukan pekerjaan sama dengan pihak-pihak yang ada pada forum media massa yang bersangkutan.
2. Pesan bersifat lazim alasannya adalah pesan ditujukan pada sebanyak-banyaknya orang, dan tidak ditujukan pada sekelompok orang tertentu; isi pesannya pun mesti menyanggupi patokan penting atau menarik bagi sebagian besar komunikan.
3. Komunikannya bersifat anonim dan heterogen alasannya adalah komunikator tidak memedulikan komunikannya yang berjumlah relatif banyak dan tersebar serta mempunyai banyak sekali perbedaan (heterogen), mirip perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain.
4. Media massa menyebabkan keserempakan sebab pesan yang serupa mampu diterima dalam waktu yang sama oleh sejumlah besar komunikan yang tersebar.
5. Komunikasi massa lebih memprioritaskan bagian isi dari pada unsur hubungan karena komunikator dan komunikan keterkaitannya bersifat non-pribadi sehingga tidak perlu terjalin relasi yang bersahabat. Namun, yang paling penting ialah pesan perlu disusun secara berstruktur dan mengikuti sistematika tertentu biar mampu diterima dan diketahui oleh komunikan.
6. Komunikasi massa bersifat satu arah sehingga feedback-nya bersifat tertunda (delayed).
Proses dan Model-versi Komunikasi Massa
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Proses Komunikasi Massa
Komunikasi ialah suatu proses. Oleh karena itu, berlangsungnya komunikasi membutuhkan beberapa bagian/unsur komunikasi. Komponen/bagian yaitu bab-bagian yang terpenting dan mutlak mesti ada pada sebuah kesatuan atau keseluruhan. Komponen-komponen tersebut, antara lain komunikator, pesan, media, komunikan, imbas, dan umpan balik.
Proses komunikasi massa ialah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti, dikerjakan melalui saluran/channel yang umumnya dikenal sebagai media printed (press), media auditif (radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual (televisi dan film).
Untuk lebih memahami proses komunikasi massa secara sederhana, tetapi tidak menetralisir arti sebenarnya dari suatu proses yang sangat kompleks maka diketengahkan formula dari Harold D. Lasswell, yaitu Who – Say What – In Which – To Whom – With What Effect?
Konsep formula Lasswell tersebut dikaji melalui pendekatan linier sehingga dapat diketahui unsur-bagian dan jenis-jenis studi dari setiap unsur.
Kegiatan Belajar 2
Model-model Komunikasi Massa
Penelitian komunikasi dengan memakai media massa simpulan-akhir ini menerima perhatian yang serius, baik dari para teoretisi maupun dari para praktisi. Mereka melakukan observasi-penelitian wacana imbas media massa terhadap banyak sekali kehidupan penduduk . Penelitian tersebut menghasilkan beberapa versi komunikasi massa yang dapat menggambarkan struktur dari suatu fenomena. Model-versi komunikasi massa tersebut ialah sebagai berikut.
Model jarum hipodermik yang berasumsi bahwa media massa mampu menjadikan imbas yang besar lengan berkuasa, terarah, segera dan langsung pada khalayaknya. Model komunikasi satu tahap yang ialah pengembangan dari model jarum hipodermik. Model berikutnya ialah model komunikasi dua tahap yang menatap massa (khalayak) selaku individu-individu yang aktif berinteraksi. Model banyak tahap ini merupakan gabungan dari model-versi komunikasi massa yang yang lain. Model komunikasi banyak tahap menyatakan bahwa “lajunya komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah relay yang berubah-ganti”.
Model komunikasi lain yang dibahas ialah versi Melvin De Fleur, versi Bruce Westley dan Malcolm McLean serta versi HUB. Ada 3 sistem utama yang mampu dipakai untuk mengukur kepemimpinan pemuka usulan, yang sering dimanfaatkan dalam penelitian komunikasi, ialah socio-metric method, informant’s rating, dan self designating method. Adapun karakteristik pemuka pendapat mampu dilihat dari:
1. pendidikan formalnya;
2. status sosial serta status ekonominya;
3. mempunyai kemampuan emphatic yang tinggi.
Untuk memperoleh opinion leader/pemuka pertimbangan di tengah-tengah masyarakat, ada beberapa observasi yang sudah dilakukan oleh Wilbur Schramm, yakni revore study, decatur study, dan drug study.
Komunikator, Simbol, dan Makna
Kegiatan Belajar 1
Komunikator, Simbol, dan Makna
Komunikator komunikasi massa pada media cetak adalah para pengisi rubrik, reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain, sedangkan pada media elektronika, komunikatornya ialah para pengisi acara, penyuplai program (rumah produksi), penulis naskah, produser, aktor, presenter, personel teknik, perusahaan periklanan, dan lain-lain.
Karakteristik komunikator komunikasi massa berisikan institutionalized, costliness, competitiveness, dan complexity. Sementara berdasarkan Hovland, ethos komunikator itu dilihat dari credibility, yang terdiri dari expertise dan trustworthiness.
Komponen komunikasi massa sesudah komunikator adalah code dan content. Code ialah sistem simbol yang dipakai untuk menyampaikan pesan, sedangkan content merujuk kepada perlindungan makna (penafsiran) kepada pesan komunikasi.
Kegiatan Belajar 2
Gatekeeper dan Regulator
Gatekeeper dalam media massa terdiri dari beberapa pihak, diantaranya penerbit majalah, editor surat kabar, manager stasiun radio siaran, produser info televisi, produser film, dan lain-lain. Pada umumnya, stasiun televisi juga memiliki tim Quality Control (QC) untuk memilih isi pesan komunikasi. Stasiun televisi Anteve memiliki tim QC lebih dari 10 orang. Mereka bertugas secara bergilir selama 24 jam untuk memilih pesan khususnya yang berbentuk film dan sinetron. Fungsi gatekeeper ialah untuk mengecek isi media supaya sesuai dengan keperluan khalayaknya. Yang paling penting adalah gatekeeper memiliki wewenang untuk tidak memuat berita yang dianggap akan meresahkan khalayak. Sebagai pola, yakni seorang gatekeeper tidak akan menurunkan berita yang mengundang SARA.
Peran regulator nyaris sama dengan gatekeeper, tetapi regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan informasi. Regulator mampu menghentikan pedoman gosip dan meniadakan suatu isu, namun beliau tidak dapat menambah atau mengurangi gosip, dan bentuknya hampir mirip sensor.
Sementara di Indonesia, yang termasuk kategori regulator diantaranya yakni pemerintah dengan perangkat undang-undangnya, khalayak penonton, pembaca, pendengar, asosiasi profesi, Lembaga Sensor Film, Dewan Pers yang mengatur media cetak, dan Komite Penyiaran Indonesia (KPI) untuk media elektro. Undang-undang produk pemerintah di Indonesia untuk media massa diantaranya yakni Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Undang-undang Penyiaran. Asosiasi profesi memperlihatkan regulasi berupa instruksi etik sesuai dengan profesi masing-masing.
Kegiatan Belajar 3
Khalayak, Filter, dan Umpan Balik
Melvin DeFleur dalam bukunya, Theories of Mass Communication mengemukakan 4 teori imbas media terhadap khalayaknya.
1. The individual differences theory.
2. The social categories theory.
3. The social relationship theory.
4. The cultural norm theory.
Lima karakteristik khalayak komunikasi massa adalah berikut ini.
1. Khalayak biasanya terdiri atas individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama.
2. Khalayak berjumlah banyak.
3. Khalayak bersifat heterogen.
4. Khalayak bersifat anonim.
5. Khalayak biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu.
Filter boleh juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “saringan”. Pengindraan kita yang berfungsi sebagai filter komunikasi dipengaruhi oleh 3 keadaan, adalah cultural, psychological, dan physical.
Sering kali, perbedaan budaya menjadikan adanya perbedaan persepsi kepada suatu pesan. Kita pun membentuk pandangan menurut kerangka teladan (frame of reference) kita, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, dan lain-lain. Hal lain yang mampu memengaruhi filter yaitu keadaan fisik. Rasa sakit dapat memengaruhi pengindraan kita sehingga penglihatan dan telinga kita sedikit terusik. Ruangan yang terlalu panas, terlalu masbodoh atau terlalu bising, juga dapat mengusik penyaringan pesan.
Feedback yaitu respons atau tanggapan yang diberikan khalayak terhadap komunikan komunikasi massa. Beberapa karakteristik feedback adalah representatif (representative), tidak pribadi (indirect), tertunda (delayed), kumulatif (cumulative), dan terlembagakan (institutionalized).