close

Rancangan Relasi Antar Kalangan

Hubungan antar kelompok (intergroup relations) secara umum diartikan sebagai hubungan antara dua kelompok atau lebih yang memiliki ciri khusus. Terdapat enam dimensi yang mendasari korelasi antara kelompok mayoritas dan golongan minoritas.
• Dimensi sejarah mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antar golongan
• Dimensi sikap yang terkait dengan bagaimana sikap anggota sebuah kelompok terhadap golongan lainnya. Hal ini umumnya menyangkut masalah stereotipe dan prasangka. Stereotipe mengacu pada sebuah citra yang kaku tentang sebuah golongan ras atau budaya yang dianut tanpa mengamati kebenaran citra tersebut. Prasangka lebih mengarah pada perilaku bermusuhan yang ditujukan kepada suatu kalangan tertentu atas dasar prasangka bahwa kalangan tersebut memiliki ciri yang tidak menggembirakan.
• Dimensi gerakan sosial menyaksikan pada gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh sebuah golongan untuk membebaskan diri dari dominasi golongan lainnya.
• Dimensi perilaku menyangkut sikap anggota sebuah kalangan terhadap anggota kalangan lainnya. Hal ini menyangkut antara lain perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial. Diskriminisa berhubungan dengan memperlakukan rasial, etnik, dan minoritas lainnya, secara tidak sebaiknya, tidak adil, menghakimi mereka menurut kriteria yang tidak relevan.
• Dimensi institusi yang mendasari relasi antar kelompok meliputi institusi yang ada dalam masyarakat mirip institusi sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain yang dapat memperkuat pengendalian sosial, perilaku dan hubungan antar kalangan

Pembentukan dan pengembangan relasi sosial antar golongan antara lain juga dipengaruhi oleh aspek ras, etnisitas, jenis kelamin, dan usia
• Dalam kajian sosiologi konsep ras ini berafiliasi dengan stratifikasi sosial dan ketidaksamaan. Terdapat aksara ganda yang dipakai untuk memutuskan ras, ialah berdasarkan ciri-ciri fisik dan biologis, dan ciri-ciri sosial dan budaya. Orang yang lahir dengan ciri-ciri fisik tertentu akan dihubungkan dengan harapan peran serta kedudukan dalam dimensi kekuasaan, prestise dan privilege tertentu. Sedangkan secara sosial, ras dibedakan menurut kelas sosial yang ditempati oleh suatu kelompok.
• Kelompok etnis diartikan selaku serangkaian orang yang membuatkan budaya lazim, atau subkultur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Etnisitas ialah dasar bagi terbentuknya identitas
• Kategori golongan sosial berdasarkan jenis kelamin menyebabkan munculnya stratifikasi sosial yang menempatkan kalangan laki-laki berada pada posisi dominan sedangkan kelompok wanita berada pada posisi subordinat, atau sebaliknya. Hubungan sosial yang berkembang dan berkembang di antara kedua kalangan tersebut didasarkan pada pikiran bahwa perbedaan jenis kelamin yang dibawa semenjak lahir terkait dengan status dan tugas sosial
• Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang mengendalikan relasi sosial antara kalangan orang yang berusia bau tanah dengan kelompok orang yang berusia muda. Hubungan sosial yang terjalin di antara golongan-kelompok ini berhubungan dengan kekuasaan, di mana kalangan dari orang-orang yang berusia muda menempati status yang rendah sedangkan kalangan dari orang-orang yang berusia renta menempati status yang tinggi.