- Ramadhan Bulan Pendidikan, Bulan Terbentunya Karakteristik Ummat
Jama’ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Banyak sekali diantara orang orang yang beriman menangis mengiringi tenggelamnya matahari kemarin sore, seiring terbitnya hilal di bulan Syawwal, semua itu alasannya perpisahan yang kita alami dengan Bulan Ramadhan,perpisahan dengan bulan yang di dalamnya terdapat satu malam, jika kita beribadah di malam itu, maka kita menerima keutamaan ibadah lebih baik dibandingkan dengan ibadah seribu bulan atau lebih dari 83 Tahun. Kita telah berpisah dengan bulan yang penuh Rahmat, bulan yang berisi Ampunan dan pembebasan dari api Neraka. Kita telah ditinggalkan oleh bulan yang didalamnya Al-Alquran diturunkan selaku anutan bagi umat manusia.
Tidak ada seorangpun dari kita yang mampu menjamin bahwa kita akan berjumpa lagi dengan Bulan Ramadhan ditahun yang mau datang. Berapa banyak orang-orang yang kita kasihi dan kita sayangi, Orang bau tanah kita, Saudara, Kerabat Tetangga. teman dekat, sahabat yang biasa duduk duduk dan bersenda gurau, Mereka yang kemarin masih gotong royong dengan kita, masih mengobrol bincang dengan kita, bahkan hingga kita masih bisa bayangkan canda dan gurauan mereka. Tapi kini, ketika ini, di majlis ini, mereka sudah tidak lagi bersama-sama dengan kita. Mereka telah diundang Allah terlebih dahulu mereka sudah berada di alam baka,.mereka sekarang sendirian tidak ada sesuatupun yang mampu menolongnya kecuali amal ibadah yang sudah mereka kumpulkan semasa hidup di dunia ini.
Oleh alasannya itu mari kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah terhadap kita. Sehingga kita masih mampu beribadah dibulan ramadhan dengan sempurna dan diberi potensi untuk berjumpa dengan bulan Syawwal bulan kemenangan Ummat Islam, Orang yang bersyukur, sebenarnya beliau bersyukur untuk dirinya sendiri. Allah berfirman,
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Barangsiapa yang bersyukur (terhadap Allah), maka bekerjsama ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka bekerjsama Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Qs. Luqman [31]: 12).
Semoga dengan bersyukur, Allah menambah lezat-Nya terhadap kita semua, sesuai akad-Nya:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Sesungguhnya kalau kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (lezat) kepadamu, dan jikalau kau mengingkari (lezat-Ku), maka bekerjsama azab-Ku sungguh pedih”. (Qs. Ibrahim [14]: 7).
Selanjutnya mari kita Perbanyak Shalawat terhadap Baginda Nabi Besar Muhammad Saw. Dengan Ucapan :اللهم صل على سيدنا محمد قد ضاقت حيلتي أدركني يا رسول الله
Untuk apa kita bershalawat? Ketahuilah ! Jika di dunia ini kita tidak terlepas dari Bantuan dan perlindungan, Baik dukungan saudara, saudara dan para sahabat. Terus bagaimana Nasib kita kelak di akhirat, Akankah mereka membantu kita, sedangkan Allah SWT. Telah Berfirman:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ
“Pada hari dikala insan lari dari saudaranya. Dari ibu dan ayahnya. Dari istri dan anak-anaknya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 34-36).
Mengapa mereka semua melarikan diri dari orang-orang yang mereka kasihi?! Padahal di dunia dahulu mereka tidak bisa berpisah walau hanya sedetik pun. Dalam hal ini Allah SWT. Berfirman
لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
“Setiap orang dari mereka pada hari itu memiliki permasalahan yang cukup menyibukkannya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 37).
Saat itu siapa pun sibuk mempertanggung jawabkan semua tindakan langkah kakinya, ayunan tanganya, tatapan matanya, pendengaranya bahkan gerak hatinya. Semua dipertanyakan dan harus ditanggung sendiri sendiri, Pada saat tidak ada seorangpun yang bisa menolong dan membantu. Maka Hanya bantuan dan syafaat Rasulullah SAW. Lah yang kita harapkan. Oleh alasannya itu mari kita perbanyak Shalawat, Berkata seorang Ulama :
كلّ دعاء بين القبول والرّدّ إلأ الصلاة على النبي مقبولها حتما بدون تردّد
Setiap Do’a ada kalanya dikabulkan ada kalanya tidak, kecuali Sholawat telah pasti diterimanya
semoga kita termasuk umat yang mendapatkan syafaat Nabi besar Muhammad SAW kelak, amin ya Robbal’alamin.
اللهُ اَكبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah
Tujuan dari puasa yakni menciptakan insan yang bertaqwa. Dan kedudukan manusia di segi Allah diukur dari ketakwaannya. Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sebetulnya Kami menciptakan kau dari seorang pria dan seorang perempuan dan menjadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku biar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kau disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kau. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. al-Hujurat [49]: 13).
Manusia dianggap mulia bukan karena Pekerjaanya,hartanya, jabatannya, bukan pula alasannya adalah bentuk dan rupanya. Rasulullah Saw bersabda:
إنَّ الله لا ينْظُرُ إِلى أجْسَامِكُمْ ، ولا إِلى صُوَرِكمْ ، وَلَكن ينْظُرُ إلى قُلُوبِكمْ وأعمالكم
“Sesungguhnya Allah tidak menyaksikan terhadap badan kamu dan tidak melihat kepada bentuk kau, akan namun Allah melihat terhadap hati dan perbuatan kamu”. (HR.Muslim). yang dimaksud dengan hati dan tindakan disni yaitu Taqwa, dan Janji Allah Swt untuk orang-orang yang takut terhadap-Nya sebagaimana firman Allah :
اللهُ اَكبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …
Didalam Ayat Suci Alqur’an Allah Menjelaskan ihwal balasan yang sudah di siapkan untuk orang-orang yang bertakwa:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133(
“Dan bersegeralah kamu terhadap ampunan dari Tuhanmu dan terhadap nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 33).
Satu bulan sarat kita ditempa dilatih dalam aneka macam kebaikan. Bulan Ramadhan yang telah kita lalui bukan cuma untuk menumpuk amal. Akan namun bulan pembentukan Karakter membiasakan diri beramal sholeh, agar di bulan-bulan selanjutnya dan yang mau tiba kita dapat istiqomah dalam kebaikan dan Beramal Sholeh sampai kematian menjemput kita.
Diantara amal-amal yang Harus kita lestarikan ialah:
Pertama, takut terhadap Allah Swt.
Di dikala Ramadhan, Orang yang berpuasa amat sungguh takut terhadap Allah SWT. Untuk Melakukan kehalalan disiang ramadhan saja mereka takut,Kita tidak makan, tidak minum tidak bekerjasama intim dengan Isteri dll, terlebih yang dihentikan, seperti menyaksikan serta membahas sesuatu yang haram. Semua larangan Allah Swt tersebut kita lewati selama Ramadhan. Karenanya Mari kita bawa rasa takut itu hingga kematian menjemput kita. Krisis kita ketika ini adalah krisis tidak adanya rasa takut terhadap Allah Swt. Andai seorang suami takut terhadap Allah, maka ia tidak akan menyia-nyiakan istri dan anak-anaknya. Jika seorang istri takut kepada Allah, ia tidak akan mengkhianati suaminya. Jika seorang anak takut kepada Allah, maka dia tidak akan menjadi anak durhaka yang menyia-nyiakan kedua orang tuanya. Andai rakyat takut kepada Allah, maka tidak akan ada rakyat melawan pemimpin. Andai pemimpin takut terhadap Allah, maka tidak akan ada pemimpin yang memakan hak dan mendholimi rakyatnya.
Kedua, berbagi dengan sesama
Dibulan Ramadhan semua yang Berpuasa akan merasakan sakitnya lapar dan dahaga dan lazimnya di dikala berbuka berbagi masakan baik berbentukTajil di masjid ataupun usul buka bareng dengan sobat dan kerabat. Mari kita jaga semangat menyebarkan tersebut walau sudah bukan Ramadhan lagi. Saat ini banyak ummat islam yang tidak memperdulikan Nasib saudaranya yang kelaparan. Apalagi diSaat Wabah Covid-19 yang ialah Pandemi bagi Masyarakat Dunia menyerang Negara kita, banyak diantara Saudara kerabat kita yang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari harinya alasannya adalah pekerjaanya dibatasi, Marilah kita bantu mereka, ketahuilah bahwa kadar Keimanan seseorang itu diukur dari perilaku empatinya teposeliro kepada saudaranya,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ أَوْ قَالَ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Kamu tidak beriman, hingga kau mengasihi saudaramu mirip menyayangi diri sendiri”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan Orang yang mengaku beriman, namun tidak mau berbagi, maka disangsikan keimanannya,Sebagaimana Hadits :
ليْسَ بالمؤمنِ الذى يبيْتُ شَبْعَاناً وجَارُهُ جائعٌ إلى جَنْبِهِ
“Bukan orang beriman, orang yang sanggup tidur dalam kondisi kenyang, sedangkan tetangganya di sampingnya dalam kondisi lapar. (HR. al-Hakim).
Ketiga, qiyamullail ( Sholat Malam).
Bangun malam hari umumamat sungguh sulit, tetapi selama Ramadhan ini kita niscaya bangun malam. Bukan hanya untuk makan sahur. Tapi untuk melaksanakan Qiyamullail. Allah Swt berfirman,
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari ber tahajudlah kamu selaku sebuah ibadah pemanis bagimu; gampang-mudahan Tuhan-mu mengangkat kau ke tempat yang terpuji”. (Qs. al-Isra’ [17]: 79).
Surga dijanjikan Allah Swt untuk orang yang melaksanakan tahajjud di waktu malam,
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai insan, tebarkanlah salam, berilah kuliner terhadap orang miskin, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam saat orang banyak tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat. (HR. at-Tirmidzi).
Keempat, membaca al-Alquran.
Ketika Ramadhan kita berlomba kontes hatamkan al-Quran, jangan sampai sehabis Ramadhan kita meninggalkan al-Alquran. Karena al-Alquran adalah penyembuh hati yang sempit,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. al-Isra’ [17]: 82).
Al-Qur’an juga penolong kita di hari akhir zaman, saat anak dan harta tidak lagi berkhasiat,
إقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur’an, alasannya bergotong-royong al-Qur’an akan tiba pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang membacanya”. (HR. Muslim).
Kelima, menyambung Silaturrahim.
Dibulan Ramadhan Setiap malam kita berjumpa dengan keluarga, sobat dan sobat. Bisa Dalam Ibadah jamaah solat tarawih atau tadarus di masjid. Hubungan baik dengan keluarga dan sahabat dekat yang tidak biasa kita kerjakan, kita lakukan dibulan Ramadhan, oleh karenanya mari kita teruskan dalam bingkai Silaturrahim yang lain. Hubungan baik dengan sahabat kita lanjutkan dalam Ukhuwwah Islamiyyah. Rasulullah Saw bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung tali silaturrahim”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan sebaliknya, orang-orang yang memutus silaturrahim. Maka Rasulullah Saw menunjukkan ancaman,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“tidak akan masuk nirwana Orang yang menetapkan silaturrahim”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hubungan yang baik dapat mengampuni dosa-dosa, sebagaimana sabda Rasulullah Saw,
Namun Perlu dikenang bahwa kita ketika ini ada pada abad Pandemi Covid-19 yang mana ada Protokoler yang harus kita lalui, mari Silaturrahmi kita jaga tetapi dengan cara yang telah dianjurkan guna mencegah Penyebaran Virus Corona.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.Memulai ibadah itu susah, tetapi ada yang lebih sulit, yaitu istiqomah dalam ibadah. Sebagaimana sebuah hadits dari rasulullah,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حَدِّثْنِي بِأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِم
Sufyan bin Abdillah at-Tsaqafi berkata, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku sesuatu semoga aku berpegang teguh dengan itu”. Rasulullah Saw menjawab, “Katakanlah, ‘Tuhanku Allah, lalu istiqomahlah”. (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Allah Swt menjanjikan pahala dan akibat yang besar untuk orang-orang yang istiqomah,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyampaikan: “Tuhan kami ialah Allah” lalu mereka istiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang sudah dijanjikan Allah kepadamu”. (Qs. Fusshilat [41]: 30).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Mari kita teruskan Kebaikan yang sudah kita laksanakan dibulan Ramadhan di bulan bulan yang lain. semoga Bulan Ramadhan yang telah kita lalui dapat membentuk huruf diri kita kearah yang lebih baik yang diridhai Allah SWT. Dan Semoga Virus Corona atau yang llebih kita kenal dengan Covid-19 segera Musnah dari Bumi Indonesia dan seluruh pecahan dunia, sehingga kita mampu beraktifitas deengan Normal kembali, dan yang terpenting Semoga kita tergolong orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang menerima ampunan dari Allah SWT, amin ya Robbal’alamin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
hutbah Kedua: