Lokasi: Jalan Tirta, Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552
Maps: Klik Disini
Buka Tutup: 08.00 – 16.00 WITA
Telepon: 0361 222387
Daftar Isi
Harga Tiket Masuk—
Dewasa = Rp.30.000 per Orang
Anak Anak = Rp.25.000 per Orang
Parkir Motor Rp.2.000
Parkir Mobil Rp.5.000
Untuk mengunjungi daerah rekreasi Pura Tirta Empul ini, para turis akan dikenakan biaya, entrance fee atau cost dgn besaran sekitar 30 ribu untuk cukup umur. Biaya ini sudah tergolong mendatangi semua Pura Tirta Empul & berpartisipasi bersuci di sekitar kolam mata air tersebut.
Sementara jam operasional dr Pura Tirta Empul ini sekitar jam 8 pagi & akan ditutup pada pukul 4 sore WITA. Para wisatawan bisa mengambil foto & gambar dgn bebas tanpa adanya perhiasan biaya.
Indonesia penuh dgn keindahan rekreasi alam serta seni & budaya yg menjadi salah satu daya tarik dr negeri khatulistiwa ini. Di negeri ini para wisatawan terutama pelancong ajaib bisa mengenal lebih erat mengenai keindahan alam serta daya tarik budaya yg ditawarkan pada tamu asing. Hal yg menciptakan mereka merasa betah.
Keindahan alam seperti gunung & pula pantai menjadi daya tarik bagi para turis asing. Bagi yg gemar mendatangi kawasan pegunungan, di Indonesia ini ada banyak gunung yg menawan. Seperti Gunung Kawi, Merapi, Semeru hingga Rinjani. Selain itu daerah rekreasi pantai pula jangan sampai terlupakan.
Salah satu kawasan atau propinsi yg cukup populer & menjadi incaran para pelancong yakni Bali. Di sini ada banyak objek wisata yg bisa dikunjungi kala menginjakkan kaki di Bali.
Dan pulau Dewata ini memang mempunyai keunikan tersendiri yg tak dimiliki oleh tempat wisata lain yg ada di Indonesia. Tidak heran kalau Pulau Bali ini menjadi tempat atau surganya bagi para turis yg ingin menikmati situasi & eksotisme pulau Dewata tersebut.
Di Bali sendiri ternyata bukan cuma kawasan wisata mirip pantai, pegunungan & pula gerojokan saja. Ada beberapa daerah rekreasi seni & budaya serta reliji yg bisa ditemukan di sini. Salah satunya ialah kawasan rekreasi Pura yg menghidangkan daya tarik tersendiri & bisa membuat para pelancong domestik & pula manca negara kesengsem untuk tiba lagi.
Obyek rekreasi Pura di Bali ini selain berfungsi sebagai tempat persembahyangan yg dilakukan oleh umat Hindu di Bali, ternyata pula menjadi tempat untuk melukat. Melukat ini memiliki arti menyucikan diri.
Biasanya upacara Pelukatan kerap dilakukan di Pura. Selain itu pula iadakan upacara Piodalan setiap bulan purnama dgn menggunakan mata air suci atau biasa disebut heilige quellen oleh penduduk Jerman.
Mengenal Lokasi—
Di Bali ini ada beberapa Pura yg menyediakan mata air suci yg biasa dipakai untuk melakukan upacara melukat tersebut.
Biasanya digelar di Pura Tanah Lot, Pura Ponjok Batu & yg menjadi incaran para turis yakni Pura Tirta Empul yg letak & lokasi serta alamat atau address nya berada di daerah Manukaya, Tampak Siring, Gianyar. Selain di kawasan Gianyar, ternyata Pura Tirta Empul ini pula terdapat di kawasan Ulu Gilimanuk.
Obyek rekreasi Pura Tirta Empul atau biasa disebut Tirta Empul Temple ini mempunyai salah satu sumber mata air yg biasa dipakai untuk upacara atau ceremony menyucikan diri. Apalagi sudah banyak gosip & pula review artikel yg menceritakan bagaimana upacara keagamaan ini berjalan.
Untuk lokasi atau location dlm bahasa Inggris nya ini berada di kawasan Gianyar yg jauh dr sentra kota Denpasar. Para wisatawan yg memakai kendaraan pribadi dr arah Surabaya harus melewati Gilimanuk terlebih dahulu untuk menuju ke Gianyar.
Dan di daerah Gianyar ini memang menjadi salah satu tempat Pura atau temple yg biasa dipakai untuk beribadah bagi umat Hindu. Selain Purat Tirta Empul pula terdapat Pura Taman Ayun.
Sejarah Asal Usul—
Menurut kisah yg meningkat mengenai kisah tempo dulu Pura Tirta Empul ini, hiduplah seorang raja yg tak tertandingi & pula sangat gagah di daerah Bali. Raja ini memiliki nama Mayadanawa.
Raja tersebut kabarnya mempunyai darah atau keturunan dr Daitya atau raksasa dr anak Dewi Danu Batur. Raja memang sangat sakti & hebat. Bahkan kabarnya berdasarkan teks eksposisi & deskripsi di dlm cerita prasati tentang raja tersebut bahwa ia ini bisa berganti bentuk.
Perubahan bentuk tersebut sesuai dgn keinginannya contohnya berubah menjadi hewan mirip ayam, kambing & binatang yang lain. Bisa pula menjadi pohon, watu & pula benda lainnya. Dan dirinya ini mampu melaksanakan penaklukkan daerah-daerah yg ada di sekitar Bali. Bahkan bisa hingga Makasar, sumbawa, Bugis & Lombok serta Blambangan.
Setelah menaklukkan daerah-daerah di Bali, Raja Mayadanawa akhirnya berkembang menjadi arogan & pula arogan. Ia kemudian melarang pada para penduduk di Bali untuk menyembah Tuhan. Dirinya merasa bahwa tak ada yg paling berpengaruh selain dirinya. Hingga risikonya ia meminta pada para penduduk untuk menyembah dirinya.
Dengan keputusan tersebut kesudahannya membuat para rakyat akhirnya sangat depresi. Akan namun masyarakat di Bali tak bisa berbuat apapun & tak berdaya menghadapi pasukan & pula kekuatan raja tersebut.
Setelah itu rakyat di sekeliling Bali menjadi sangat sengsara. Tanaman yg dimiliki oleh masyarakat setempat tak pernah panen & senantiasa rusak. Bahkan wabah penyakit tiba dgn cepat.
Guna menangani hal tersebut, risikonya Mpu Kul Putih ini melaksanakan semedi dgn mengunjungi area Pura Besakih guna meminta petunjuk pada sang Ilahi.
Ia balasannya menerima wahyu setelah usang bersemedi. Akhirnya sang Mpu berangkat ke India guna mengatasi hal tersebut. Setelah itu Bhatara Indra yg datang dr surga tiba bersama para pasukannya untuk menangani problem ini.
Bhatara Indra mengutus Bagawan Naradha yg merupakan salah satu pasukan terbaiknya ini guna masuk & pula menyusup ke dlm kerajaan Raja Mayadanawa. Bagawan Naradha menjadi intel & bergabung ke dlm lingkungan Keraton raja Mayadanawa.
Raja Mayadanawa sendiri pula mendapatkan berita mengenai kedatangan Bhatara Indra. Dan dirinya menyiapkan pasukan terbaiknya guna melaksanakan peperangan pada Bhatara Indra.
Pertempuran dahsyat iantara keduanya pun tak terelakkan lagi. Akan namun pasukan Bhatara Indra ini tetap unggul & mampu menciptakan pasukan Mayadanawa ini kalang kabut & mundur teratur.
Melihat pasukannya mundur, Raja Mayadanawa bermaksud melakukan tindakan licik pada Bhatara Indra setelah terjadi gencatan senjata sesudah hari berganti malam.
Ketika malam tiba, Raja Mayadanawa ini membuat mata air beracun & dibangun di dekat tempat peristirahatan para pasukan Bhatara Indra. Raja Mayadanawa ini berjalan dgn cara mengendap-endap & pula memiringkan telapak kakinya tatkala memasuki area tersebut biar tak tertangkap basah oleh pasukan Bhatara Indra.
Akibat hal tersebut kesannya tempat ini diberi nama Tampaksiring. Jebakan dr Raja Mayadanawa ini berhasil. Para pasukan Bhatara Indra banyak yg terluka & jatuh sakit usai meminum mata air yg sudah diberi racun oleh sang raja.
Bhatara Indra sendiri merasa tertipu, guna menyembuhkan penyakit para pasukannya ini karenanya Bhatara Indra membangun sumber mata air suci yg kemudian dikenal dgn nama Mata Air Tirta Empul.
Setelah meminum mata air Tirta Empul ini balasannya pasukan Bhatara Indra sembuh kembali & sehat. Seketika para pasukan dr Bhatara Indra kembali menggempur & mengejar pasukan dr Raja Mayadanawa. Sang raja yg kaget mulai kelimpungan.
Hal ini membuat Mayadanawa bermaksud untuk bersembunyi dgn merubah dirinya menjadi berbagai macam bentuk. Akan tetapi sang Dewa Bhatara Indra sudah mengenali akal bulusnya.
Raja Mayadanawa akibatnya memutuskan untuk berkembang menjadi batu paras. Bhatara Indra yg tak mudah terkecoh alhasil melepaskan panah ke arah batu paras tersebut. Dan akhirya raja Mayadanawa ini tewas saat itu juga.
Kematian sang raja ternyata tak menciptakan para penduduk lokal kecewa. Justru masyarakat Hindu di Bali bersuka cita & merayakan perayaan hari raya galungan yg mempunyai makna selaku Kemenangan Darma melawan Adarma. Dan inilah kisah sejarah Pura Tirta Empul yg untuk pelukatan & Piodalan bagi penduduk Bali.
Tempat Bersuci—
Kawasan wisata seni & budaya serta reliji Pura Tirta Empul ini terletak di daerah Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar – Bali.
Pura ini sendiri memiliki kisah sejarah & pula mempunyai sisi historis yg disebabkan di beberapa bangunan yg ada di Pura ini dahulu menjadi tempat istana kepresidenan yg pernah dibangun di masa pemerintahan Presiden Soekarno kala Indonesia merdeka.
Nama Pura Tirta Empul sendiri memang iambil dr nama mata air yakni Tirta Empul yg memiliki arti yakni sebuah sumber mata air yg keluar atau muncul dr dlm tanah. Kaprikornus Tirta Empul sendiri ialah sumber mata air suci yg keluar atau timbul dr dlm tanah & menjadi salah satu mata air suci.
Pura Tirta Empul ini tak jauh berbeda dgn akal-akalan lainnya di Bali. Di Pura Tirta Empul ini para pengunjung bisa melihat bagaimana pura ini dibagi menjadi 3 pecahan pura yg saling terhubung. Ke 3 kepingan itu ialah Nista Mandala yg merupakan area paling luar dr pura tersebut. Nista Mandala ini kadang disebut pula selaku jabe sisi’.
Bagian yang lain ada Madya Mandala yg merupakan belahan atau area tengah pura yg berada persis sesudah Nista Mandala. Nama lain dr Madya Mandala ini adalah ‘jabe tengah’. Sementara kepingan terakhir disebut pula selaku Utama Mandala. Utama Mandala ini yaitu bagian utama dr Pura Tirta Empul. Nama lain dr Utama Mandala ini ialah ‘jeroan.’
Ketika para turis ini masuk ke Pura Tirta Empul ini, bisa melihat di area Madya Mandala tersebut sudah ada kolam dgn bentuk persegi panjang dgn mempunyai sekitar kurang lebi ada 30 buah pancuran. Pancuran ini berdiri berjejer dr arah timur menuju ke arah barat & menghadap ke potongan selatan dr Pura tersebut.
Kolam yg ada di cuilan Madya Mandala dr Pura Tirta Empul ini memang sekilas menyerupai dgn Kolam Pemandian Air Panas yg terdapat di kawasan Banjar di Buleleng sebelah Bali Utara.
Bedanya yakni jika di Kolam Air Panas Banjar tersebut pancuran ini memiliki bentuk kepala naga. Sementara di Pura Tirta Empul ini terdapat bentuk mirip cangkang keong di area pancuran tersebut.
Menurut kisah dr masyarakat sekitar Bali ini di setiap pancuran yg terdapat di Pura Tirta Empul ini mempunyai nama-nama tersendiri. Nama-nama tersebut adalah Pancuran Penglukatan, Pancuran Pembersian, Pancuran Sudamala & pula Pancuran Cetik atau Pancuran Racun.
Tidak ada batas-batas siapa-semua orang yg boleh masuk ke kolam di Madya Mandala tersebut. Para turis boleh ikut serta untuk mandi & menyucikan diri di sekeliling kolam pancuran tersebut.
Tentu saja ada syarat atau dress code khusus bagi para pelancong bila ingin menyucikan diri. Para hadirin mesti mengguanakan ‘kamen’ yg merupakan sebuah kain dgn cara diikatkan di belahan pinggang sehingga mempunyai bentuk mirip rok yg panjang.
Kamen ini sendiri merupakan sarana untuk beribadat & pula bersembahyang bagi umat Hindu supaya bisa memasuki area pelataran dr pura.
Air yg ada di sumber mata air Tirta Empul ini mempunyai hawa yg cuek & pula segar. Tidak heran kalau melihat bahwa air tersebut memang eksklusif iambil dr sumbernya yg berasal dr mata air tanah.
Masyarakat Bali khususnya umat Hindu memang kerap melaksanakan ritual pelukatan di sekitar area kolam di Madya Mandala tersebut. Dan umumnya mereka menjinjing ‘canang’ untuk kemudian diletakkan di potongan atas dr pancuran tersebut.
Canang ini kemudian akan diberi dupa & dihidupkan. Seraya melaksanakan upacara pelukatan umumnya umat Hindu pula berdoa sesuai dgn keinginannya. Para wisatawan khususnya turis aneh kadang ikut melaksanakan upacara pelukatan tersebut. Tidak jarang pula banyak para hadirin yg ikut berdoa di sekitar kolam Madya Mandala ini.
Sejarah Istana Presiden Indonesia—
Seperti yg disebutkan di awal bekerjsama Pura Tirta Empul ini merupakan tempat Istana Kepresidenan yg pernah diresmikan oleh Presiden Soekarno. Istana ini digunakan untuk tempat peristirahatan sang Presiden tatkala menginjakkan kakinya ke Bali. Istana Tampak Siring ini sendri dibangun pada tahun 1957 – 1960.
Proses pembangunan istana kepresidenan yg ada di kawasan Tampaksiring sendiri dilakukan dengan-cara perlahan-lahan & pula terdiri dr aneka macam tahapan.
Presdien menunjuk arsitek RM Soedarsono selaku arsitek guna membangun istana kepresidenan tersebut. Bangunan yg pertama kali diresmikan pada tahun 1957 ini yaitu wisma Merdeka & pula wisma Yudistira.
Istana Tampak Siring sendiri hingga sekarang masih bisa iakses. Dan mengalami perubahan pada tahun 2003 yg ditujukan untuk KTT ASEAN Summit XIV.
Dalam prosesnya dilakukan pula penambahan bangunan di sekeliling Istana Tampak Siring. Bangunan ini digunakan selaku sarana untuk konfrensi & pula resepsi tamu negara. Balai Wantilan yg terdapat di sekeliling Istana Tampak Siring & pula Pura Tirta Empul ini pula mengalami renovasi guna memperlihatkan hiburan kesenian pada tamu-tamu negara.
Tujuan awal dr pembangunan istana kepresidenan di sekitar Tampaksiring ini memang sebagai tempat peristirahatan. Bukan cuma tempat peristirahatan Presiden saja. Akan tetapi untuk keluarga Presiden & pula tamu-tamu negara.
Rute Menuju Lokasi—
Kawasan wisata reliji Pura Tirta Empul ini berada di kawasan Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar – Bali. Tentu saja lokasinya cukup jauh dr sentra kota Denpasar & Gilimanuk.
Guna menuju ke lokasi tersebut para pelancong mesti rela menempuh jarak hingga 36 Kilometer dr pusat kota Denpasar. Dan biasanya akan ditempuh dgn waktu 1 jam kalau lalu lintas wajar & tak macet.
Sementara kalau para pelancong memutuskan untuk mendatangi Pantai Lovina yg terletak di Bali Utara, maka jarak ke daerah wisata Pura Tirta Empul ini sedikit lebih jauh. Para turis akan menempuh jarak kira-kira 82 Kilometer atau 2 kali jarak dr Denpasar ke Pura Tirta Empul. Dan bisa ditempuh dgn waktu kira-kira sekitar 2 jam.
Dari pantai Lovina ke arah Pura Tirta Empul sendiri para turis akan menempuh jalan Kintamani. Dan jalur ini merupakan jalur yg cukup dekat dgn Tirta Empul.
Dengan melewati jalur Kintamani tersebut para wisatawan bisa mengunjungi daerah wisata yang lain yg tak kalah menawan. Di sini para wisatawan bisa mendatangi Pura Ulun Danau Batur & pula Danau Batur.
Nikmati keindahan & pula suasana pemandangan alam di sekeliling Pura Ulun Danau Batur ini. Dan tentu saja jangan lupa untuk berhiking ria di sekeliling Gunung Batur Kintamani.
Selain Pura Ulun Danau Batur & Danau Batur, tak ada salahnya para wisatawan mampir sejenak untuk berkunjungi & menikmati situasi di Istana Presiden di Tampaksiring.
Di sini tentu saja para pelancong bisa mendapatkan berbagai macam pengalaman serta hal baru yg pastinya bisa memperbesar pengetahuan mengenai dunia seni & budaya di Bali. Di sini pula para pelancong bisa mengunjungi Taman Ayun Mengwi yg masih searah dgn Pura Tirta Empul tersebut.
Ada banyak sarana transportasi yg bisa ditemukan di sekeliling kawasan wisata Pura Tirta Empul ini. Sayangnya sarana transportasi lazim kurang mencukupi untuk kawasan rekreasi Pura Tirta Empul & pula dr daerah Bali Selatan. Mudah para wisatawan mesti memakai taksi atau kendaraan pribadi jika berencana ke daerah wisata ini.
Jika lokasi penginapan berada di daerah Ubud, satu-satunya cara yg bisa memudahkan untuk menuju ke Pura Tirta Empul ini yaitu dgn memakai taksi. Taksi ialah kendaraan atau angkutan biasa yg bisa diseleksi oleh para wisatawan.
Jika ingin berlibur di Bali dlm waktu yg lama seperti 3 atau 4 hari & tak cuma berlibur ke pura Tirta Empul, pastinya menyewa kendaraan pribadi seperti mobil atau motor bisa diseleksi sesuai selera. Apalagi sekarang ini sudah banyak penyewaan kendaraan pribadi.
Sementara rute yg bisa iakses bila berangkat dr Denpasar seperti Universitas Udayana, para turis bisa melalui jalur Jl Diponegoro hingga bertemu bundaran. Dari bundaran ini pilih jalur ke arah kanan menuju Jl. Hasanudin. Dari sini berbelok ke kiri ke arah Udayana. Lurus saja melewati jalan Veteran & berbelok ke kanan menuju Jl. Patimura.
Dari Jl Patimura terus saja ikuti jalan melalui Jl Wage Rudolf Supratman. Setelah itu bertemu dgn perempatan antara WR Supratman – Gatot Subroto Tim – By Pass Ngurah Rai.
Ambil ke arah kanan menuju ke By Pass Ngurah Rai. Terus ikuti jalan hingga melewati Bali Orchid Garden & bertemu pertigaan. Ambil jalur kiri ke arah Jl Prof Dr Ida Bagus Mantra. Ikuti jalan utama ini hingga berjumpa pertigaan ke arah Jl Pantai Saba. Dari sini ambil jalur ke kiri menuju ke Jl Pantai Saba.
Ikuti terus jalan Pantai Saba hingga berjumpa perempatan dimana terdapat Puri Agung Saba Palace. Dari sini ambil jalur ke arah kanan. Terus saja hingga berjumpa dgn pertigaan ke arah Jl Raya Tojan. Ambil jalur ke arah kiri.
Setelah itu berjumpa lagi dgn pertigaan ke arah Jl Kebo Iwa. Berbelok ke kiri ke Jl Kebo Iwa & belok ke kanan ke arah Jl. Udayana. Lurus saja hingga bertemu pertigaan berbentuk Y. Dari sini ambil jalur kiri ke arah Jl Raya Semebaung.
Teruskan perjalanan menuju ke Jl Raya Bedulu dr Jl Raya Semebaung. Jangan berbelok-belok arah. Ikuti jalur utama hingga bertemu Jl Raya Dr Ir Soekarno. Dari sini ikuti jalur Jl Raya Pejeng Tampak Siring.
Terus saja hingga bertemu perempatan Jl Tirta – Jl Raya Pejeng Tampaksiring – Jl Sentanu – Jl Ir Dr Soekarno. Ambil jalur ke kanan ke arah Jl Tirta. Dari sini Pura Tirta Empul & Istana Presiden sudah terlihat.
Sementara bila berangkat dr Pelabuhan Gilimanuk sendiri bisa ditempuh sekitar 4 jam. Pasalnya jarak antara Gilimanuk & pula Pura Tirta Empul ini sekitar 139 km. Cukup jauh memang. Akan tetapi terusan & jalannya sudah sangat simpel sehingga tak merepotkan para pelancong.
Para turis yg menjinjing kendaraan pribadi bisa menyusuri kawasan selatan dr Bali. Para turis akan melalui kawasan Belimbingsari & Jembrana untuk menuju ke Pura Tirta Empul.
Sepanjang perjalanan para wisatawan bisa menyaksikan Balian Beach & pula Pantai Soka. Dari pantai ini ambil jalur ke arah kiri menuju ke wilayah Tabanan. Para turis akan melewati Ubud & pula lewat Mandala Wisata Wenara Wana & Goa Gajah.
Dari Goa Gajah ini ambil jalur kiri sesudah lurus sedikit ke arah Jl Raya Pejang Tampak Siring. Ikuti jalur utama hingga nanti bertemu jl. Tirta. Dari sini tempat wisata Pura Tirta Empul sudah bisa terlihat.
Para pelancong pula bisa memakai aplikasi Google Map yg akan menawarkan keterangan berupa skema & pula peta dr Pulau Bali & pula Denpasar. Dengan mengakses aplikasi tersebut para turis bisa mengenali jalur yg lebih cepat & tak macet di sekitar Bali.