Puisi W.S. Rendra Tentang Cinta & Kebahagian, Status WA Kata Bijak Penuh Makna. Kumpulan kata kata sastra motivasi, aneka macam quotes cinta dr WS Rendra yg terkenal hingga saat ini. W.S. Rendra yg mempunyai nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra. Kata kata sastra cintanya begitu menusuk kalbu, hingga banyak orang yg membacanya begitu terkagum. Takhanya karya sastra saja, namun puisi cinta yg dibuatnya banyak menerima akreditasi dr banyak orang.
Kata mutiara khidupan WS Rendra menjadi salah satu karya yg terkenal & populer. W.S. Rendra dikenal sejak muda, ia menulis puisi, skenario drama, cerpen, & esai sastra di aneka macam media massa. Sampai-sampai karyanya tersebut sudah diakui dunia internasional. Mungkin sobat CK yakni salah satu penggemar puisi & belum tahu akan karya ws rendra? Silahkan cari di laman google untuk mengenali lebih banyaknya informasi tentangnya.
Rendra adalah anak dr pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo & Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya yakni seorang guru bahasa Indonesia & bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya yaitu penari serimpi di Keraton Surakarta Hadiningrat. Masa kecil hingga cukup umur Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.
Kumpulan Sajak/Puisi
Inilah beberapa judul puisi puitis ws rendra yg terkenal hingga kini.
- Ballada Orang-orang Tercinta (Kumpulan sajak)
- Blues untuk Bonnie
- Empat Kumpulan Sajak
- Sajak-sajak Sepatu Tua
- Mencari Bapak
- Perjalanan Bu Aminah
- Nyanyian Orang Urakan
- Pamphleten van een Dichter
- Potret Pembangunan Dalam Puisi
- Disebabkan Oleh Angin
- Orang Orang Rangkasbitung
- Rendra: Ballads and Blues Poem
- State of Emergency
- Do’a Untuk Anak-Cucu
Pada kesempatan sebelumnya wargamasyarakat.com telah membuat artikel mengenai Kata-Kata Mutiara Ali bin Abi Thalib Tentang Islam & Kata-Kata Bijak Gus Dur Untuk Manusia, Kalimat Mutiara Lucu Presiden ke-4 Indonesia selaku bahan bacaan dikala waktu sengganga sobat agar tak terbuanga tidak berguna. Selain itu sobat ck perlu mencari info mengenai puisi cinta ws rendra, kata kata mutiara bijak che guevara terpopuler, kata kata puitis sastra ws rendra, buku ws rendra modern maupun puisi untuk pacar, pasangan, kawan dekat.
Daftar Isi
Kata-Kata Bijak W.S. Rendra Tentang Kebahagian
Dibawah ini telah kami siapkan kata mutiara bijak WS Rendra yg kami kutip dr aneka macam sumber di internet selamat menikmati.
Hidup macam apa hidup ini. Di taman yg gelap orang memasarkan badan, semoga mulutnya tersumpal makan.
Bukan akhir hayat yg menggetarkan hatiku, Tetapi hidup yg tak hidup karena kehilangan daya & kehilangan fitrahnya.
Selama orang-orang sakti masih bersemayam dibawah panji-panji koalisi… Teka-Teki bangsa ini tak akan mampu terbukti.
Bukan maut yg menggetarkan hatiku, Tetapi hidup yg tak hidup karena kehilangan daya & kehilangan fitrahnya.
Apa yg bisa dilaksanakan oleh penyair bila setiap kata telah dilawan dgn kekuasaan?
Ada burung, daun, kapuk, angin, & mungkin pula debu mengendap dlm nyanyiku.
Mencintaimu ialah bahagia & sedih;
senang karna memilikimu dlm kalbu;
sedih lantaran kita sering berpisah.
Kita telah menjadi ajaib di tanah leluhur sendiri.
Bukankah kehidupan sendiri yaitu senang & sedih? Bahagia lantaran napas mengalir & jantung berdetak, sedih karena asumsi diliputi bayang-bayang.
PUISI WS RENDRA TERPOPULER DAN TERKENAL
Kumpulan puisi ws rendra ihwal perjuangan, ibu, cinta, persahabatan yg paling banyak dicari. Silahkan baca sesuai dgn opsi sobat kalau dikira bermanfaat silahkan share di facebook, WA, google plus atau media umum lainya.
MASMUR PAGI
Kata-kata masmur ini
timbul dr asap dapur
yang mengepul ke sorga
dan di atas tungku dapur itu
istriku merebus susu –
rahmat-Mu yg pertama.
Kata-kata masmur ini
lari ke lembah-lembah
dan di tepi cakrawala
mereka kawini sepi
yang lama menantinya.
Lembu-lembu masuk ke air
mengacau air yg jernih
menentang senja
dan hari akhir zaman.
Maka
di udara yg segar
bersebaranlah amis minyak wangi
dari jubah malaekat,
Tubuh-Mu yg indah
Kaubaringkan di gunung yg tinggi
dan nampaklah dr bawah
bagai awan mandi cahaya.
Bebek-belibis pun bertelor
kerna Kaujamah dgn tangan-Mu.
Ikan-ikan jumpalitan dlm air
dan padi melambai-lambai
menegur-Mu.
Pohon-pohon cemara di gunung
menggelitiki tapak kaki-Mu
dengan cara yg jenaka.
Kau pun lalu bangkit pindah
ke lain cakrawala
menggeliat & bersenam indah
lalu melangkah menaiki matahari,
mendaki, mendaki,
mengeringkan celana & bajuku
yang dicuci oleh istriku.
DOA MALAM
Allah di sorga.
Dari rumah bambu sempitku
di malam yg masbodoh
tanganku yg rapuh
menggapai sorga-Mu.
Aku akan tidur di mata-Mu
yang mengandung bianglala
dan lembah kasur beledu.
Ketika angin menyapu rambut-Mu
yang ikal & panjang
aku akan berlutut di pintu indera pendengaran-Mu
dan mengucapkan doaku.
Doa yaitu keinginan
dan segala kesempatan insan.
Di dlm doa gue bisikkan impianku.
Apakah Kau tertawa lucu?
Anakku yg kecil memanjat jubah-Mu
dan tidur di dlm saku-Mu.
Sedang bulan di atas pundak-Mu
istriku masuk ke dlm darah-Mu.
Ketika Engkau mengucapkan selamat malam
kembang-kembang kertas aneka warna
berhamburan dr ekspresi-Mu.
Dan untuk anakku.
Kausediakan balonan biru.
Bintang-bintang bertepuk tangan
dan serangga malam riuh tertawa
semua mengagumi-Mu:
Tukang Sulapan Tak Bertara.
Lalu Kauangkat tangan-Mu berpospor
gemerlapan, tinggi-tinggi, gemerlapan.
Dan itu mempunyai arti: selamat tidur
hingga ketemu esok hari
dengan sulapan yg lain & baru.
HONGKONG
Di Hongkong kita tersenyum, menegursapa,
namun mereka memandang kita dgn curiga.
Bagai si pandir atau si gila dihina.
Di kota ini setiap orang jadi serdadu
kerna setiap jengkal tanah yaitu medan laga.
Di jalan yg ramai & di mana-mana goresan pena
Tionghoa
para pelacur menggedel & memberikan bencana.
Tuhan & penghianatan mempunyai wajah yang
sama.
Tak ada mimpi kecuali yg dahsyat & mutlak mimpi
berkilat-kilat serta nyaring bagai tembaga
terbayang dlm dada atau pun wajah kuli yang
suka bengkelai
Tak ada orang abnormal di sini.
Setiap orang adalah abnormal sejak mula pertama.
Orang-orang mirip naga.
Tanpa sanak, tanpa keluarga.
Setiap orang bersiap dgn kukunya.
Kita bebas untuk pembunuhan
namun tak untuk keyakinan.
Orang di sini susah diduga
Bagai kanak-kanak suka duit & manisan.
Bagai perempuan suka berlian & pujian.
Bagai orang bau tanah suka candu & batu dadu.
Dan bagai rumah terkunci pintunya.
Sukar dibuka.
Tapi sekali dijumpa kuncinya
terbukalah pintu hati
insan biasa.
GEREJA OSTANKINO, MOSKWA
Menaranya cukup tinggi
tapi menggapai sia-sia.
Pintunya ekspresi sepi
rapat terkunci
derita lumat dikunyahnya.
SRETENSKI BOULEVARD
Di sepanjang Sretenski Boulevard
kuseret langkahku
dan kebosananku.
Di bawah naungan pepohonan rindang
di sepajang jalan bersih dgn bunga-bungaan
kucekik kebosananku
dalam langkah-langkah yg lamban.
Di Sretenski Boulevard
di bangku panjang
di antara pasangan berciuman
dan orang renta membaca buku
kuhenyakkan tubuhku yg lesu
kuhenyakkan kebosananku.
Maka
sambil diseling memandang
pasangan yg lewat bergandengan
dan ibu mendorong bayi dlm kereta
kupandang pula di depanku
kelesuanku & kejemuanku.
Terang bukan soal kesepian
di tengah berpuluh teman
dan perempuan untuk berkencan.
Masing-masing orang punya perkelahian.
Masing-masing waktu punya perkelahian.
Dan kadang kala kita ingin sepi serta sendiri.
Kerna, wahai, setanku yg satu
bernama kebosanan!
Di sepanjang Sretenski Boulevard
di sepanjang Sretenski Boulevard
di kawasan yg khusus untuk ini
kuseret langkahku
dan kebosananku.
Lalu kulindas
di bawah sepatu.
SEBUAH RESTORAN, MOSKWA
Melalui caviar & vodka
kami langgar sepuluh dosa.
Di atas kain meja yg putih
terbarut perbuatan yg sia-sia.
Botol-botol anggur yg angkuh
dan sobat wanita yg muda
yakni dekorasi malam yg terasa renta.
Hari-hari yg nampak koyak-moyak
disulam dgn manis oleh wajahnya.
Dalarn kepalsuan
kami berdua bertatapan.
Bahunya yg halus berkilau biru
oleh cahaya lilin & lampu.
Pintu-pintu berpolitur
dengan tirai untaian merjan.
Sementara musik berbunyi
jam berapa kami tak tahu.
Di atas kursi Prancis
kami bertukar senyum
dan tahu
masing-masing saling mendustai.
Dengan gelas-gelas yg tinggi
kita membunuh waktu
dalam dosa.
Bila begini:
Manusia sama saja dgn cerutu
bistik atau pun whiski-soda
berhadapan dgn waktu
jadi tak berdaya.
SUNGAI MOSKWA
Di hari Minggu
Valya tertawa
dan rambutnya yg pirang
terberai.
Di atas biduk yg kecil merah
kami tempuh air
melupakan jam-jam yg kosong.
Berpuluh pohonan
tumbuh di dua tepi sungai
bagai jumlahnya dosa kami.
Semua daun
berubah warna.
Musim gugur sudah tiba.
Di atas air yg hijau
kami meluncur
disertai bayang-bayang yg kabur.
Melewati lengkungan jembatan.
bagai melalui lengkungan kekosongan.
Musim gugur sudah tiba.
Valya tertawa
dadanya terguncang
di dlm sweaternya.
Musim gugur sudah tiba.
SANATORIUM CHAKHALINAGARA, MOSKWA
Hatiku terbaring telanjang di meja
di atas piring
di samping pisau, senduk, & garpu,
selagi gue duduk di kursi putih
dengan koran tak bisa dibaca
di pangkuanku.
Pintu balkon yg terbuka
menampakkan terali yg hitam
serta langit yg bau tanah renta.
Bayangan gelas & teko porselin
dipantulkan kaca pintu.
Kemudian nampak pula diriku;
Wajahku yg sepi setelah dicuci,
hatiku yg rewel & manja.
Siapa pula gue tunggu?
Siapa atau apa?
Perawat tiba dgn paras yg heran.
Ia menggelengkan kepala:
“Kamerad tak makan?
“Lyuda, gue tak bisa makan.
Tak bisa kumakan tampang kekasih
tak bisa kuminum ibuku bersama susu
dan tak bisa kuusap mata adik dgn mentega!”
Ia mengangkat bahu & mengajukan pertanyaan.
Ah, ia toh tak tahu bahasa rindu!
Apabila ia lenyap dart pintu
dengan langkah lunak di atas permadani
ia tak akan tahu
bahwa waktu pernah beku & berhenti
segala suara & warna tanpa makna
dan bahkan
bagi mimpi, duka, derita, maupun kebahagiaan
tak ada pintu yg membuka.
MORANBONG, PYONGYANG
Aku akan tidur
di rumputan
di tepi kolam.
Sementara undan
dan belibis
berenangan.
Lihatlah, gue berdosa.
Aku akan tidur
di bawah pohon liu
yang rindang.
Dalam waktu yg mewah
tapi hampa
saya berjalan dlm taman
mengintip pasangan bersembunyi
di dlm hutan.
Sambil makan
jagung bakar
dan apel Korea
mendengarkan lagu rakyat
dinyanyikan orang.
Kantongku pun sarat dosa.
Lalu kupilihlah kawasan ini.
tempat tidurku di rumputan
erat tembok pagar yg renta
memandang kuil beratap merah
dan angin melalui
untuk pergi ke lembah yg jauh.
Mencuri dosa.
Aku akan tidur
di tepi kolam
di bawah pohon liu
yang rindang.
Aku payah oleh dosa.
HOTEL INTERNASIONAL, PYONGYANG
Di malam yg larut itu
dengan jari-jari yg rusuh kubuka pintu balkon
dan lalu bergumullah diriku dgn sepi.
Malam demam isu gugur yg tak ramah
mengusir orang dr jalanan.
Dan pohon-pohon seperti janda yg bau tanah.
Kecuali angin tak ada lagi yg bernyawa
Di dlm sepi orang memandang diri sendiri
menghadap diri sendiri
dan telanjang dlm jiwa.
Angin Pyongyang mengacau rambutku
dan mengajukan pertanyaan:
“Lelaki kurus dgn rambut kusutmasai
engkau gerangan putra siapa?”
Lalu kulihatlah wajahku yg tegang,
diriku yg guyah, serta hatiku yg gelisah.
Aku menjajal ramah & menegur diriku:
“Hallo! – Ada apa?”
Malam yg larut itu gemetar & kelabu.
Kesepian menghadap padaku bagai kaca.
“Ayolah, buyung!
Kau toh bukan kakek yg renta!
Lalu gue pun tersipu
meskipun tahu
itu tak perlu
MANCURIA
Di padang-padang yg luas
kuda-kuda liar berpacu
Rindu & tuju senantiasa berpacu
Di rumput-rumput yg tinggi
angin menggosokkan punggungnya yg gatal
Di padang yg luas gue ditantang
Hujan turun di atas padang
Wahai, topan & hujan di atas padang!
Dan di cakrawala, di dlm hujan
kulihat diriku yg dahulu hilang
KUPANGGIL NAMAMU
Sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengarku?
Malam yg berkeluh kesah
memeluk jiwaku yg payah
yang bingung
kerna memberontak terhadap rumah
memberontak terhadap budbahasa yg latah
dan akhirnya termakan cakrawala.
Sia-sia kucari pancaran sinar matamu.
Ingin kuingat lagi amis tubuhmu
yang kini sudah kulupa.
Sia-sia
Tak ada yg bisa kujangkau
Sempurnalah kesepianku.
Angin pemberontakan
menyerang langit & bumi.
Dan dua belas ekor serigala
muncul dr masa silam
merobek-robek hatiku yg celaka.
Berulang kali kupanggil namamu
Di manakah engkau, wanitaku?
Apakah kamu-sekalian pula menjadi masa silamku?
Kupanggil namamu.
Kupanggil namamu.
Kerna kamu-sekalian rumah di lembah.
Dan Tuhan ?
Tuhan yaitu seniman tak terduga
yang selalu selaku sediakala
cuma memperdulikan hal yg besar saja.
Seribu jari dr masa silam
menuding kepadaku.
Tidak
Aku tak bisa kembali.
Sambil terus mengundang namamu
amarah pemberontakanku yg suci
bangun dgn tangguhmalam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
Penuh. Dan Prawan.
Keheningan sesudah itu
selaku telaga besar yg beku
dan gue pun beku di tepinya.
Wajahku. Lihatlah, wajahku.
Terkaca di keheningan.
Berdarah & luka-luka
dicakar masa silamku.
KENANGAN DAN KESEPIAN
Rumah bau tanah
dan pagar kerikil.
Langit di desa
sawah & bambu.
Berkenalan dgn sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.
Cinta yg tiba
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.
Rumah renta
dan pagar kerikil.
Kenangan usang
dan sepi yg syahdu.
CILIWUNG
Ciliwung kurengkuh dlm nyanyi
kerna punya coklat kali Solo.
Mama yg bermukim dlm cinta
dan berulang kusebut dlm sajak
parasnya tipis terapung
daun jati yg tembaga.
Hanyutlah mantra-mantra dr dukun
hati menemu segala yg hilang.
Keharuan ialah tonggak setiap ujung
dan air tertumpah dr agen rahasia di langit.
Kali coklat menggeliat & menggeliat.
Wajahnya sarat bulat-bundar bunda!
Katakanlah dr hulu mana
mengalir muka-paras gadis
rumah tua di tanah ibu
ketapang yg kembang, kembang jambu berbulu
dan bibir kekasih yg kukunyah dulu.
Katakanlah, Paman Doblang, katakanlah
dari hulu mana mereka tiba:
manisnya madu, manisnya kenang.
Dan pada hati punya biru bunga telang
pulanglah segala yg hilang.
REMANG-REMANG
Di jalan remang-remang ada bayangan remang-remang
saya sangsi apa kabut apa orang.
DI langit remang-remang ada satu mata kelabu
aku sangsi apa cinta apa dendam menungguku.
Di padang remang-remang ada kesunyian tanpa hati
saya ragu-ragu malam ini siapa bakal mati.
DI udara remang-remang ada pengkhianatan membayang senantiasa.
Wahai, betapa remang-remangnya jalan panjang di hatiku.
TAK BISA KULUPAKAN
Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
sedapnya daun gugur, lembutnya lumut cendawan.
Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
muramnya kasih gugur, lembutnya kecup penghabisan.
Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
muramnya senyum hancur, lembutnya kubur ketiduran.
Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
meski ditikam dalam-dalam, tak bisa kulupakan.
Demikianlah update Kata-Kata Bijak W.S. Rendra Tentang Kebahagian & Status WA Puisi Penuh Makna dikutip dr laman jendelasastra .com yg bisa kami hidangkan mudah-mudahan bermanfaat. Lihat pula Kata-Kata Kesabaran dr Edmund Burke ihwal ketabahan & Kata Romantis Untuk Suami Dari Istri Tercinta, terima kasih.