Karya Wahyu bin Kalisan
Apa kabar mu ketika ini
Masihkah kau ingat hari itu
Hari dimana kita tertawa ria
Dalam gurau, sebuah canda
Atau Ayah…
Apa kamu dengar suara ini
Suara petikan takdir
Yang menyayat sekeping rindu
Dan menusuk ke dalam kalbu
Luka ini perih Ayah…
Dan murung ini menyiksa
Obati saya dengan peluk mu
Dan balut luka ku dengan belai mu
Sembilu rindu ini menusuk hatiku Ayah
Hati yang pernah kau isi dengan butir kepercayaan
Hati yang pernah kau taburi dengan benih ketakwaan
Dan hati yang lalu mengetahui akan arti kesolehan
Aku masih ingat itu ayah…
Aku masih ingat saat kamu usap kepalaku
Aku masih ingat ketika kamu hapus air mataku
Aku masih ingat saat kau basuh lukaku
Aku masih ingat itu ayah
Kau beri aku rasa dalam cinta
Kau beri aku cinta dalam kasih
Kau beri saya kasih dalam sayang
Dan kamu beri aku sayang
dalam sebuah senyuman
Setiap tetes luka ini membasahi pipi
Kau katakan, “Inilah hidup!”
Setiap dera siksa ini menyakiti hati
Kau katakan, “Inilah hidup!”
Setiap butir murung ini menyayati kaki
Kau katakan, “Inilah hidup!”
Bahkan sampai hari dimana…
Matamu tak mampu lagi terbuka
Kau katakan, “Inilah hidup ”
Kau ajarkan aku tabah dalam murung
Kau ajarkan aku tegar dalam dunia
Kau ajarkan saya
untuk tetap sabar dan tegar dalam kedukaan dunia
Padahal era itu…
Diri tak lagi punya asa
Namun, dengan lembutnya kamu berkata
Hanya dengan itu Allah akan satukan kita di surga…
Kini ayah…
Bertahun-tahun telah berlalu…
Dan jiwamu sudah pergi bersama zaman
Dan ragamu sudah gugur bersama dedaunan…
Tapi ku pastikan
Pribadi indahmu akan tetap ada di sini
Besar namamu kan ku patri dalam hati
Maka tunggu lah…
Tunggu lah aku di sana Ayah
Tunggu aku…
Dalam sebuah keindahan
Di atas mahligai keridhoan Tuhan…