Puisi, Rima Dan Irama

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI PUISI

Puisi pengertianartidefinisidari.blogspot.com – Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menimbulkan, menimbulkan, menyair. Dalam kemajuan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang kala kata kiasan (Sitomorang, 1980:10).

Dalam puisi bunyi bersifat estetik, merupakan bagian puisi untuk menerima keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi ini akrab keterkaitannya dengan anasir-anasir musik, misalnya : lagu, melodi, irama, dan sebagainya. Bunyi di samping dekorasi dalam puisi, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yakni untuk memperdalam ucapan, mengakibatkan rasa, dan mengakibatkan bayangan angan yang terang; menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya. Bunyi dibuat oleh rima dan irama dalam Puisi.

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI RIMA

Rima pengertianartidefinisidari.blogspot.com – Rima (persajakan) yakni bunyi-suara yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait atau persamaam suara dalam puisi.

 Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites PUISI, RIMA DAN IRAMA

JENIS-JENIS DARI RIMA

Berdasarkan jenisnya, rima (persajakan) dibedakan menjadi:

  1. rima tepat, yakni persama suara pada suku-suku kata terakhir.
  2. Rima tak sempurna, yakni persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
  3. Rima mutlak, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)
  4. Rima terbuka, ialah persamaan suara yang terdapat pada suku final terbuka atau dengan vokal sama.
  5. Rima tertutup, yakni persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
  6. Rima aliterasi, ialah persamaan suara yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
  7. Rima asonansi, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
  8. Rima disonansi, adalah persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-aksara mati/konsonan.

LETAK-LETAK DARI RIMA

Berdasarkan letaknya, rima (persajakan) dibedakan menjadi:

  1. rima permulaan, adalah persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.
  2. Rima tengah, yakni persamaan suara yang terdapat di tengah baris pada bait puisi
  3. Rima selesai, adalah persamaan bunyi yang terdapat di selesai baris pada tiap bait puisi.
  4. Rima tegak adalah persamaan suara yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertikal
  5. Rima datar yaitu persamaan suara yang terdapat pada baris puisi secara horisontal.
  6. Rima sejajar, yaitu persamaan suara yang berupa suatu kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
  7. Rima berpeluk, yaitu persamaan suara yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba).
  8. Rima bersilang, adalah persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
  9. Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan suara yang tersusun sama pada selesai semua larik (aaaa).
  10. Rima kembar/berpasangan, ialah persamaan suara yang tersusun sama pada tamat dua larik puisi (aa-bb).
  11. Rima patah, yakni persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada final larik-larik puisi (a-b-c-d).
  Kalimat tanya yang sesuai dengan isi paragraf tersebut

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI IRAMA

irama pengertianartidefinisidari.blogspot.com – irama (ritme) yakni perubahan tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan suara secara berturut-turut dan bermacam-macam (misalnya alasannya adalah adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (alasannya sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini mampu dipahami bahwa rima yakni salah satu unsur pembentuk irama, tetapi irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang membuat efek musikalisasi pada puisi, yang menciptakan puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI BUNYI DALAM PUISI

Bunyi pengertianartidefinisidari.blogspot.com – Bunyi dalam puisi yakni hal yang penting untuk menggambarkan suasana dalam puisi. Oleh alasannya itu pembaca puisi mesti benar-benar memperhatikan pengucapan kata demi kata dalam puisi. Namun ada kalanya pembaca puisi kurang mengamati dalam pengucapan karya puisi sehingga pendenggar tidak ikut merasakan suasana puisi tersebut.

BUNYI DIBENTUK OLEH RIMA DAN IRAMA

Rima (persajakan) ialah bunyi-suara yang ditimbulkan oleh abjad atau kata-kata dalam larik dan bait atau persamaam suara dalam puisi. Sedangkan irama (ritme) adalah perubahan tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan beragam (misalnya sebab adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (alasannya adalah sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima yaitu salah satu komponen pembentuk irama, tetapi irama tidak hanya dibuat oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang membuat efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan lezat didengar walaupun tanpa dilagukan.

JENIS-JENIS DARI BUNYI

Berdasarkan jenisnya, Ragam bunyi dalam puisi:

  1. Bunyi cacophony, yakni nada yang mampu digunakan untuk menciptakan situasi-suasana ketertekanan, keterasingan, kesedihan, syahdu, suram, haru, pilu, dan sebagainya. Secara visual ragam bunyi ini banyak memakai konsonan /b/, /p/, /m/, /k/, /h/, /p/, /t/, /s/, /r/, /ng/, /ny/.
    Contoh Bunyi cacophony terdapat dalam puisi Goenawan Mohammad yang berjudul di muka jendela.

    DI MUKA JENDELA
    Di Sini
    cemara pun gugur daun. Dan Kembali
    ombak-ombak hancur terbantun.
    Di sini
    kemaraupun menghembus bumi
    menghembus bumi
    menghembus pasir, hambar dan malam hari
    dikala kedamaian pun datang memmanggil
    saat angina terputus-putus di hatimu mengundang
    dan sebuah kata merekah
    diucapkan ke ruang yang jauh:—Datanglah!
    Ada suatu bikit, meruncing merah
    dari tanah padang-padang yang tengadah
    tanah padang-padang terkukur
    dimana tangan hatimu terulur. Pula
    ada menggasing kincir yang sunyi
    saat senja mengerdip, dan di ujung benua
    mencecah pelangi:
    Tidakkah siapapun lahir kembali di detik begini
    saat bangun bumi,
    semenjak bisu awet,
    dalam kristal kata
    dalam daya tarik?.

  2. suara euphony, adalah digunakan untuk menghadirkan situasi keriangan, semangat, gerak, vitalitas hidup, kegembiraan, keberanian dan sebagainya. Secara visual ragam euphony didominasi dengan penggunaan suara-bunyi vocal. Efoni lazimnya untuk menggambarkan perasaan cinta atau hal-hal yang menggambar kankesenangan lainnya. Secara visual ragam bunyi ini berupa kombinasi bunyi-suara vokal (asonansi) a, e, i, u, o dengan bunyi-suara konsonan bersuara (voiced) seperti b, d, g, j, bunyi liquida seperti r dan l, serta suara sengau seperti m, n, ny, dan ng.
    Contoh Bunyi euphony terdapat dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku.

    AKU
    Kalau sampai waktuku
    ‘Ku mau tak seorang kan merayu
    Tidak juga kau
    Tak perlu sedu sedan itu
    Aku ini binatang jalang
    Dari kumpulannya terbuang
    Biar peluru menembus kulitku
    Aku tetap meradang menerjang
    Luka dan mampu kubawa berlari
    Berlari
    Hingga hilang pedih peri
    Dan saya akan lebih tidak perduli
    Aku mau hidup seribu tahun lagi.

  3. bunyi anamatope, ialah Bunyi anamatope disebut selaku lambang rasa, merupakan suara yang mendatangkan bunyi-suara makhluk hidup, alam, hewan dan sebagainya. Misalnya saja ringkik kuda, lenguh kerbau, cit-cit ayam, gericik air, tik-tik hujan.
    Contoh Bunyi anamatope terdapat dalam puisi Subagio Sastrowardoyo yang berjudul Dewa Tealh Mati.
    Dewa Telah Mati
    Tak ada tuhan di rawa-rawa ini
    Hanya gagak yang mengakak malam hari
    Dan siang melayang mengitari bangkai
    Petapa yang terbunuh dekat kuil.

    Dewa sudah mati di tepi-tepi ini.
    Hanya ular yang mendesir bersahabat sumber
    Lalu minum dari lisan
    Pelacur yang tersenyum dengan bayim sendiri

    Bumi ini wanita jalang
    Yang menariklaki-laki jantan dan pertapa
    Kerawa-rawa museum hari ini
    Dan membunuh pagi hari.

Pendapat lain dikemukakan oleh Roman Ingarden dari Polandia. Orang ini mengatakan bahwa bahwasanya karya sastra (tergolong puisi) ialah struktur yang berisikan beberapa lapis norma. Lapis norma tersebut yakni dalam menganalisis efek bunyi, Rene Wellek membagi :

  • Beda pelaksanaan dan;
  • Pola bunyi misalnya dengan membaca keras.

Dalam membaca keras kita menambahkan sifat khas pada contoh suara dan juga kita kadang kala menyembunyikannya. Oleh alasannya itu suara dibedakan dua aspek :

  • Aspek Inheren. Aspek ini yakni kekhususan bunyi a, o , atau p. Aspek ini disebut sifat suara atau suara indah (musicality, euphony)
  • Aspek Rasional. Aspek ini adalah dasar irama dan guru lagu : nada (tinggi rendah), tempo (lama atau sebentar), dinamik (besar lengan berkuasa atau lemah), ulangan (jarang atau tetap).

Dalam puisi suara dipergunakan selaku orkestrasi, yakni untuk menimbulkan bunyi musik. Bunyi konsonan dan vokal disusun begitu rupa sehingga menyebabkan suara yang merdu dan berirama mirip suara musik. Dari bunyi musik ini dapatlah mengalir perasaan, imaji-imaji dalam pikiran atau pengalaman-pengalaman jiwa pendengarnya atau pembacanya. Seperti misalnya jika kita mendengar bunyi musik instrumentalia, suara yang merdu itu menyebabkan perasaan-perasaan, asumsi-pikiran dan citra-citra angan, pendek kata, menimbulkan pengalaman jiwa yang fantastis.

Di dalam puisi suara kata itu di samping tugasnya yang utama selaku simbol arti dan juga untuk orkestarsi, digunakan sebagai:

  • Peniru suara atau anomatope
  • Lambang suara (kleanksymboliek)
  • Kiasan bunyi (klankmtapthoor)

Peniru puisi kebayakkan hanya memberikan saran wacana bunyi bekerjsama anomatopa tangagapan yng terperinci dari kata-kata yang tidak adanya relasi dengan hal yang ditunjuk. Kiasan suara rupanya tidak banyak dipergunakan dalam puisi. Misalnya suara r dalam sajak chairil anwar, bunyi r yang berturut-turut mengiaskan gercik riak air bahari yang mengalir.

Demikianlah pemahaman, perbedaan, jenis, dan acuan dari Puisi, Rima, Irama dan Bunyi dalam klarifikasi pengertianartidefinisidari.blogspot.com