Ade Irma Nasution
Ade, ini suatu puisi kecil
mengingat tubuhmu yang menggigil
sebab kebiadaban merampas
paru-paru sebelah, tiga tulang dan limpa hancur
dari peluru keberingasan
yang ditembakan dari jarak 1 meter
darah mengucur keras, membuat baju tidur
berwarna merah seluruhnya
tubuhmu gemetar, suaramu menggeletar
“Mama kenapa ayah ditembak,…”
itulah kematianmu, Ade menjotos kesadaran
merobek rasa haru, pilu, sendu
pertanyaan yang polos
kejujuran dan kemurnian
mirip tercermin dalam sorot matamu
mata malaikat yang suci
mata bidadari yang murni
Ade, ijinkan aku mengenangmu dari puisi ini
Ade Irma, bagiku kamu yaitu makna
keganasan setan neraka
Ade, kamu juga lambang kasih tiada tara
yang mau mengikat lengket hingga tamat periode
Ade, mengenangmu adalah menggumamkan doa
padaNya, yang telah memanggilmu
agar kamu berbahagia
di surga, tempat tanpa fitnah
tanpa kekejian
bahwasanya di sanalah tempat yang tepat
bagi gadis kecil bermata malaikat
Ade Irma, betapa gembira dunia menyambut
kedatanganmu yang ditunggu
19 Februari 1960,
dari bapak dan ibu Nasution
semenjak perkawinan di tahun 1947
Ade, dalam usia 5 tahun 7 bulan
sobat-sobat di taman kanak-kanak
bisa bercerita banyak
bahwa kamu telah tahu semua
bintang jasa yang diperoleh ayahanda
Jendral Nasution
dengan seragam kecil
kehadiranmu selalu mengundang
bermanja di gendongan ayah
bertanya dan mengajukan pertanyaan pada mama
bercanda dengan Kak Yanti .. Oom Pierre
kadang menarik hati semua membuktikan
keakraban, kehangatan, sebuah keluarga
Ade, sejarah menulis lain
gerombolan komunis ngawur dan sadis
tinggallah kenangan
padamu, gadis kecil bermata malaikat
menjadi perisai dan penyelamat
bagiku, Ade, kau lebih dari semua itu
senyummu, sorot mata lugu
bagai lagu tanpa akhir
lagu kepahlawanan, lagu cinta kasih
tanpa dipatungkan pun,
kau eksklusif yang elok,
agung tak terbendung
rinduku padamu tanpa ujung
Ade ini puisi pendek
ini yaitu doa
mirip juga nyanyian kebanggaan
“akan kuingat senantiasa
Ade Irma Suryani ….
yang masih dan akan senantiasa terdengar
dari anak-anak seusiamu
Ade, saya ingin membayangkan
jikalau masih ada kau seperti siapa
namun kutahan sendiri cita-cita itu
aku lebih suka membayangkan
kau gadis kecil bermata bidadari
suci, murni, menerangi
mirip juga adikku sendiri
bagian dari keluargaku
bab dari hidupku
” Tuhan, terimalah doa ini
seperti doa-doa lainnya
untuk Ade Irma Suryani
Amien … “