Pteridophyta

Tumbuhan paku atau pteridophyta menjadi salah satu jenis flora yg mempunyai banyak keanekaragaman tinggi dgn penyebaran yg sungguh luas.

Jenis tanaman satu ini ini tersebar hampir di seluruh penjuru dunia, terkecuali di tempat bersalju infinit atau wilayah kering (gurun).

Total spesies flora paku yg sudah dimengerti hampir 10.000 (diperkirakan 3000 dimana diantaranya berkembang di negara Indonesia) & sebagian besar lainnya tumbuh di kawasan tropika lembap yg lembab.

Bagi kalian yg hendak mempelajari flora paku atau pteridophyta ini, silahkan simak baik – baik ulasan di bawah.

Pengertian Pteridophyta

tanaman paku

1. Secara Umum

Tumbuhan paku atau pula biasa disebut selaku tanaman paku – pakuan / pakis – pakisan adalah sekelompok tumbuhan yg mempunyai jaringan pembuluh xilem serta floem, tetapi tak berbiji.

Jenis tanaman satu ini menggunakan spora selaku alat perbanyakan generatifnya.

2. Menurut Ahli

Menurut usulan dr Kinho yg merupakan seorang peneliti dr Balai Penelitian Kehutanan Manado berpendapat kalau pteridophyta yaitu sebuah divisi flora yg telah mempunyai tata cara pembuluh sejati (kormus), yg mempunyai arti tubuhnya dapat dibedakan ke dlm tiga bagian pokok, yakni akar, batang, serta daun.

3. Asal Usul Nama

Tumbuhan paku (pteridophyta) sendiri asalnya dr kata Yunani yakni Pteron yg memiliki arti bulu, serta phyton yg bermakna flora.

Pteridophyta ini merupakan kelompok plantae yg tubuhnya sudah berupa kormus / sudah mempunyai belahan akar, batang, serta daun sejati. Walaupun masih terdapat beberapa golongan paku yg struktur tubuhnya belum lengkap.

4. Morfologi

Tumbuhan paku (pteridophyta) yakni suatu organisme multiseluler serta eukariotik. Pada biasanya, mereka sudah sudah mempunyai akar, daun, serta batang yg jelas (kormophyta).

5. Nama Lain

Tumbuhan paku pula disebut dgn tanaman berpembuluh (tracheophyta) karena mempunyai pembuluh pengangkut.

Pada flora satu ini condong tak tahan dgn kondisi air yg terbatas, mungkin akan mengikuti sikap moyangnya pada zaman Karbon, yg pula dikenal dgn masa keemasan flora paku karena merajai hutan -hutan yg ada di bumi.

Serasah hutan flora pada zaman tersebut yg sudah memfosil kini ditambang sebagai sumber watu bara.

Salah satu anggota yg berasal dr Pteridophyta adalah kelas Lycopodiinae (paku kawat / paku rambat) yg merupakan tumbuhan liar pada tepian jalan, semak belukar, hingga hutan.

Ciri – Ciri Pteridophyta

ciri - ciri tumbuhan paku

Tumbuhan paku mempunyai susunan yg sungguh khas, sehingga akan sangat mudah untuk membedakannya dgn jenis tanaman yg lainnya.

Berikut ini yakni beberapa ciri – cirinya, antara lain:

  • Berkembang biak dgn menggunakan spora yg tercipta di serpihan sporangium, posisinya ada pada permukaan ventral / pada ketiak daun.
  • Alat reproduksi jantan terhadap tumbuhan paku disebut selaku anteridium, sementara pada betina disebut selaku arkegonium.
  • Penampilan luarnya tanaman ini ada yg berupa semak, pohon, merambat, epifit, hidrofit, mengapung, serta menjalar.
  • Daun yg masih muda bentuknya akan menggulung seperti gagang biola.
  • Mempunyai berkas pembuluh angkut yg berwujud xilem serta floem.
  • Sudah bisa dibedakan mana akar, batang, ataupun daunnya.
  • Tubuh utama tanaman paku merupakan sporofit.
  • Mengalami terjadinya metagenesis.

Struktur Pteridophyta

struktur tumbuhan paku

Dibawah ini ialah struktur yg ada pada pteridophyta, diantaranya yaitu:

  • Organisme multiseluler & eukariotik  (selnya mempunyai membran inti).
  • Mempunyai akar, batang, serta daun sejati & pula berspora sehingga disebut sebagai kormophyta spora.
  • Akarnya berwujud mirip serabut & memiliki kaliptra (tudung akar) pada serpihan ujungnya. Jaringan akar flora paku satu ini tersusun dr epidermis, korteks, & silinder pusat.
  • Batang tanaman satu ini tersusun dr jaringan epidermis, korteks, & silinder sentra. Di dlm silinder pusat mempunyai berkas vaskuler (pembuluh angkut) yg mempunyai tugas penting di dlm siklus kehidupannya.
  • Daunnya tersusun dr jaringan epidermis, mesofil, & pembuluh angkut.
  • Mampu bereproduksi dengan-cara seksual & aseksual dlm sebuah siklus yg berkelanjutan (metagenesis).
  • Tidak menghasilkan biji.

Habitat Tumbuhan Paku

Habitat Tumbuhan Paku

Habitat flora paku terdapat di darat, terutama di dlm lapisan bawah tanah yg ada di dataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut utamanya di kawasan yg lembab, serta ada pula yg sifatnya epifit (melekat) dgn tanaman lain.

Tumbuhan paku ini pula termasuk ke dlm tanaman fotoautotrof.

Pada jenis tanaman paku pula ada yg hidup mengapung di atas air (misalnya Azolla pinnata serta Marsilea crenata). Meski demikian, pada umumnya tanaman paku ini tergolong tumbuhan terestrial (flora darat).

Berikut ini yakni beberapa aspek yg mampu mensugesti kemajuan tumbuhan paku, diantaranya merupakan selaku berikut:

  • Perlindungan dr angin dan cahaya yg terlalu kokoh.
  • Kadar cahaya yg berkhasiat untuk fotosintesis.
  • Kandungan hara mineral di dlm tanah.
  • Kadar air dlm tanah & udara.
  • Suhu yg maksimal.

Tidak seluruh faktor yg ada di atas besar lengan berkuasa, tetapi tergantung dgn jenis tumbuhan pakunya.

Survive tak hanya pada suatu tumbuhan paku pada sebuah daerah, melainkan tergantung dr ketahanan gametofitnya, apakah ia akan meningkat dgn alami di lingkungannya atau tidak.

Sama halnya dgn tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan paku pula tumbuh di lingkungannya masing – masing (biasanya tempat lembab).

Beberapa paku mampu untuk bertahan hidup di daerah yg ekstrim seperti lingkungan kering serta panas. Dan beberapa macam diantaranya bahkan bisa tumbuh di tempat gurun.

Tumbuhan paku menaruh dirinya tepat sesuai dgn nitchenya, udara yg lembab, tanah yg lembab, intensitas cahaya, & yang lain. Jarang tanaman paku hidup diluar nitchenya.

Reproduksi Pteridophyta

reproduksi tumbuhan paku

Reproduksi flora paku terdiri dr 2 (dua) fase yg berlawanan, yakni fase vegetatif serta fase generatif.

Pada reproduksi tumbuhan paku dengan-cara vegetatif menggunakan rhizoma untuk membuat spora. Sedangkan pada fase generatif bermaksud untuk membentuk suatu gamet.

Tumbuhan paku ini mengalami terjadinya pergiliran keturunan (metagenesis) yg merupakan pergiliran keturunan antara generasi sporofit (penghasil spora) bareng generasi gametofit (penghasil gamet).

Berikut ini yakni proses metagenesis dr tanaman paku:

1. Fase Sporofit

  • Spora dihasilkan dr adanya kotak spora yg disebut selaku sporangium
  • Sporangium lalu berkumpul di dlm sebuah badan yg disebut sebagai sorus yg ada pada daun sporofit.
  • Spora lalu keluar dr sporangium serta bila jatuh pada lokasi yg cocok, maka akan berlangsung pembuahan serta membentuk zigot
  • Zigot kemudian akan bermetamorfosis sporofit & akan menjelma sporofit remaja.

2. Fase Gametofit

  • Di dlm generasi gametofit, protalium akan membentuk anteridium sebagai alat kelamin jantan serta menciptakan spermatozoa sementara arkegonium yg menjadi alat kelamin betina akan menciptakan ovum.
  • Hasil peleburan dr sperma dgn ovum tersebut akan menghasilkan zigot yg kemudian akan tumbuh menjadi tanaman paku baru dgn struktur akar, batang, serta daun.

Siklus Reproduksi Tumbuhan Paku

Setelah mengenali reproduksi dr flora paku, selanjutnya kalian mesti mengenali siklus dr reproduksinya dgn menyaksikan gambar di bawah ini:

ciri pteridophyta

Berdasarkan dr berbagai macam spora yg dihasilkan, maka dikenal berbagai macam flora paku seperti paku homospora, paku peralihan, serta paku heterospora.

Berikut penjelasannya selengkapnya:

1. Paku homospora

Adalah salah satu jenis paku yg cuma mampu menciptakan spora jantan atau spora betina saja.

Contoh paku homospora merupakan Lycopodium atau paku kawat.

pteridophyta menurut para ahli

Daur Hidup Paku Homospora:

klasifikasi pteridophyta

2. Paku peralihan

Adalah salah satu jenis paku yg mampu menciptakan dua macam spora, yakni spora jantan maupun spora betina. Tetapi, spora – spora yg dihasilkan itu mempunyai bentuk serta ukuran yg sama.

Contoh paku peralihan adalah Equisetum debile.

habitat pteridophyta

Daur Hidup Paku Peralihan:

arti dr pteridophyta

3. Paku Heterospora

Adalah salah satu jenis paku yg mampu menciptakan spora dgn jenis serta ukuran yg berlainan, yakni spora jantan & pula spora betina.

Spora jantan mempunyai ukuran yg lebih kecil, atau biasa disebut dgn mikrospora, serta spora betina mempunyai ukuran yg cenderung lebih besar, atau biasa disebut dgn makrospora.

Contoh paku heterospora yaitu Marsilea Crenata (semanggi) serta Selaginella Wildenowii.

pteridophyta pdf

Daur Hidup Paku Heterospora:

pengertian pteridophyta

Baca juga: Coelenterata

Klasifikasi Tumbuhan Paku

Menurut penuturan dr Gembong Tjitrosoepomo di dlm bukunya yg berjudul Morfologi Tumbuhan tahun 2005, pteridophyta mempunyai jenis yg heterogen, baik dilihat dr segi habitatnya atau cara hidupnya.

Nah, tanaman paku itu sendiri diklasifikasikan menjadi beberapa macam, diantaranya ada:

  • Paku sejati (pteropsida).
  • Paku purba (psilopsida).
  • Paku ekor kuda (sphenopsida).
  • Dan paku kawat (lycopsida).

Berikut ini adalah penjelasan untuk masing – masing pembagian terstruktur mengenai di atas, antara lain:

1. Paku Sejati (Pteropsida)

Paku Sejati (Pteropsida)

Pteropsida atau pula disebut dgn paku sejati pula biasa disebut sebagai tumbuhan pakis. Disebut dgn kata sejati alasannya adalah tanaman paku jenis ini mempunyai akar, batang, serta daun sejati.

Pada lazimnya , untuk daun yg masih muda bentuknya akan menggulung.

Nah, di antara beberapa macam tumbuhan paku, jenis satu inilah yg sungguh banyak spesiesnya.

Batang paku sejati tumbuh di atas permukaan tanah dgn wujud tegak serta ada pula yg terbenam ke bawah tanah.

Penyebaran spora pada tanaman jenisini dibantu dgn angin menuju ke berbagai daerah.

Contoh tanaman paku sejati:

  • Adiantum cuneatum (suplir)
  • Asplenium nidus (paku sarang kuda).

2. Paku Purba (Psilopsida)

Paku Purba (Psilopsida)

Seperti namanya, paku purba yaitu jenis tumbuhan paku yg keberadaannya telah nyaris punah.

Tumbuhan satu ini telah ada sejak zaman purba serta hingga sekarang ini banyak dijumpai dlm bentuk fosil.

Untuk bentuk paku purba sendiri daunnya kecil, bahkan ada yg tak berdaun.

Menariknya lagi, tumbuhan paku purba ini pula terkadang disebut selaku paku telanjang, sebab sporangiumnya terbuka.

Tumbuhan paku jenis ini tak mempunyai batang, akar, serta daun sejati. Namun tetap mempunyai pembuluh angkut xilem serta floem.

Walaupun jenis paku purba banyak yg dijumpai dlm bentuk fosil seperti Rhynia major, tetapi masih terdapat spesies yg masih ada sampai kini ini yg bernama Psilotum.

Contoh flora paku purba:

  • Psilotum nudum
  • Rhynia major.

3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)

Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)

Tumbuhan paku jenis satu ini pula disebut dgn paku ekor kuda, alasannya bentuknya yg mirip dgn ekor yg memanjang.

Paku satu in pula bisa berusia tahunan. Untuk bentuknya sendiri memiliki batang yg berwarna hijau, beruas, berlubang pada serpihan tengah, serta bercabang.

Lubang di tengah pada batang tersebut berfungsi untuk menolong proses fotosintesis selaku pengganti daun.

Contoh tanaman ekor kuda:

  • Equisetum arvense.

4. Paku Kawat (Lycopsida)

Paku Kawat (Lycopsida)

Paku kawat atau pula disebut selaku lycopsida adalah salah satu jenis tanaman paku yg masuk ke dlm heterospora, yakni bisa menghasilkan dua macam spora (mikrospora serta makrospora).

Ciri – cirinya pula sesuai dgn namanya, yakni memiliki daun kecil dgn susunan spiral serta mempunyai batang yg ibarat kawat.

Untuk sporangiumnya akan muncul pada potongan ketiak daun serta berkumpul membentuk strobilus. Biasanya. paku kawat ini hidup di daratan.

Contoh tanaman paku kawat:

  • Lycopodium clavatum.

Gambar Klasifikasi Pteridophyta:

struktur & peranan pteridophyta

Perbedaan Kelas Pteridophyta (Psilophtinae & Lycopodiinae)

tumbuhan paku

Manfaat Pteridophyta

manfaat tumbuhan paku

Berikut yaitu beberapa faedah atau peranan pteridophyta yg perlu kalian pahami, antara lain:

1. Sayuran

Tumbuhan paku dapat dipakai selaku sayuran seperti Marsilea crenata (semanggi) atau pula bisa Pteridium aquilinum (paku garuda).

2. Tanaman hias

Tumbuhan paku mampu dimanfaatkan sebagai tanaman hias guna menghiassuatu bangunan atau rumah.

Contohnya yakni tumbuhan asplenium nidus (paku sarang burung), adiantum cuneatum (suplir), serta platycerium biforme (paku simbar menjangan).

3. Obat – Obatan

Selain itu, flora paku pula mampu dimanfaatkan untuk menjadi obat diuretik mirip equisetum (paku kuda) serta pula digunakan selaku obat luka seperti selaginella.

4. Pupuk Hijau

Tumbuhan paku pula banyak digunakan sebagai pupuk hijau mirip azolla pinnata yg bersimbiosis dgn anabaena azollae yg dapat mengikat gas N2 bebas di udara.

5. Bahan Bangunan

Tumbuhan paku dapat dijadikan selaku bahan adonan pengerjaan tiang bangunan seperti alsophila glauca.

Selain berbagai manfaat di atas, tumbuhan paku ini pula memiliki peran mirip fosil flora paku purba yg menjadi sumber utama di dlm pembentukan batu bara.

  √ Praktik Pembuatan Tapai Singkong