A. Proses bikinan media audio
Secara biasa proses produksi media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca buatan. Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.
Kegiatan-aktivitas yang dikerjakan pada tahap pra bikinan, meliputi:
a) Telaah Materi
Dalam menyebarkan media untuk pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mau dibentuk medianya. Kurikulum dijadikan contoh utama, agar media pembelajaran yang dibentuk sesuai tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum mencakup telaah tujuan (kompetensi dasar) yang ingin diraih, anlisis karakteristik bahan bimbing dan analisis karakteristik siswa. Media audio yang mau dibuat harus sesuai dengan kompetensi yang diperlukan dari penerima didik. Bila media yang dibentuk tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak akan banyak menolong peserta latih.
b) Pencarian Ide
Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran tentang materi-bahan yang membutuhkan media audio. Selanjutnya, tinggal menentukan materi mana yang lebih dahulu akan dibuat medianya dan menetapkan format sajian media audio yang hendak diproduksi. Bermacam-macam bentuk menu yang mampu dipilih misalnya dialog, drama, narasi, pantun dan lain-lain.
Telaah kurikulum sebaiknya dijalankan oleh guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli bahan dan hebat media. Peranan guru ialah menentukan materi dalam media yang mampu mewakili kompetensi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan hebat bahan yaitu untuk menjaga biar materi tetap mesti benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu andal bahan juga mesti mengumumkan kemajuan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan hebat media harus mengkaji dan menentukan penyeleksian bahan yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, alasannya adalah tidak semua bahan yang ada di kurikulum mampu dibuat ke dalam media audio secara menarik.
c) Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yakni penulisan naskah program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap bisa untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh hebat materi dan hebat media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan hebat media akan mengkaji kemenarikan penyampaian bahan tersebut sesuai karateristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, opsi kata/bahasa, pertentangan, musik, sound effect, dan lain-lain. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian isu, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
Format naskah audio yang umum dipakai adalah menggunakan format dua kolom
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team bikinan. Setelah itu dilaksanakan langkah-langkah produksi, adalah: pembentukan tim produksi, rembuk naskah, pemilihan pemain, latihan kering, rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.
a) Membentuk Tim Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work), adalah beberapa orang dengan keterampilan atau kemampuan berlawanan bekerja secara bantu-membantu dalam menyelesaikan media. Di sini, dibutuhkan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang bagus, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yakni:
· Sutradara, yakni: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek administrasi dan artistik dari sebuah bikinan.
· Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
· Teknisi, menertibkan dan memutuskan semua perlengkapan dalam keadaan siap pakai.
· Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
· Editor, melaksanakan koreksi terhadap hasil rekaman dan melaksanakan mixing tutur (dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk naskah (script conference)
Setelah sutradara mempelajari naskah acara media, lalu dijalankan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan andal media dan pihak-pihak terkait.rembuk naskah dikerjakan untuk menyamakan pandangan dan pengertian kepada isi naskah, sehingga bila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal. Setelah penyamaan persepsi akhir, maka sutradara segera mengubah naskah menjadi bahasa audio (skenario) yang menarik perhatian , lezat didengar, mudah dimengerti, menyenagkan dan berfaedah.
c) Menyusun Storyboard/skenario
Skenario adalah naskah bimbingan operasional dalam kegiatan bikinan (perekaman), oleh alasannya itu perlu disusun secara jelas dengan bahasa yang mudah diketahui dan mearik minat pendengar. Pada skenario telah tergambar dengan jelas dan secara rinci tentang siapa pemerannya, dimana lokasinya, berapa usang durasinya, jenis musik dan lain-lain.
d) Penyusunan budget
Anggaran yaitu total ongkos yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan hingga aktivitas pasca bikinan. Penyusunan anggaran mesti mempertimbangkan beberapa aspek, seperti: lamanya syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik didalam studio maupun diluar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya, perlengkapan yang digunakan, setting dan properti yang diperlukan, faktor kesulitan (stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain sebagainya
e) Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah berikutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini yakni orang yang hendak memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan abjad tokoh yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat media audio bagus dan menarik.
f) Latihan kering
Latihan kering tujuannya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, biar mereka betul-betul paham akan isi pesan, alur kisah dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak kesalahan pada dikala rekaman.
g) Rekaman (recording)
Rekaman yaitu proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
3) Tahap Pasca Produksi
Setelah bikinan tamat dijalankan, tahap berikutnya ialah pasca buatan. Kegiatan pasca bikinan tindakan yang seharusnya dijalankan, ialah:
1) Editing dan Mixing
Editing tujuannya adalah membuang atau memangkas kata-kata salah yang dianggap tidak butuhatau juga memperbesar efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah musik dan soundeffect sehingga media audio terkesan menawan.
a) Preview
Preview yakni aktivitas evaluasi terhadap hasil buatan. Preview ini dilaksanakan oleh tim yang melibatkan pengkaji bahan, pengkaji media, dan sutradara selaku penanggung jawab produksinya. Evaluasi kepada hasil produksi ini di tinjau dari segi bahan dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, imbas bunyi (soundeffect), mutu bunyi (ada tidaknya noise), ksetabilan volume. Jika hasil bikinan belum dinyatakan pantas, maka harus dilaksanakan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2) Pembuatan Master Audio Pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika dibutuhkan penggandaan.
B. Peralatan produksi media audio
Produksi suatu media audio profesional ( proses rekaman) dilaksanakan di suatu studio rekaman. Studio rekaman merupakan suatu ruangan yang digunakan selaku fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman paling tidak mempunyai dua ruangan, ialah ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam bunyi dilaksanakan diruang rekam. Ruang rekam mesti kedap suara, artinya dapat menyerap suara sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar dari luar ruang rekam. Sedangkan ruang kendali, digunakan selaku tempat dimana pemegang kontrol jalannya rekaman berada dan melaksanakan rekaman terhadap bunyi-suara dari ruang rekaman.
1) Mikrofon
Mikrofon ialah barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan tranducer yang dapat mengubah
gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh sebuah converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi dua, ialah omni directional dan uni directional.
2) Mixer console
Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixer atau soundboard. Seiring pertumbuhan teknologi kini ada juga mixer console digital.
Secara umum bab audio mixer terdiri dari:
a) Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer. Setiap channel input, lazimnya berisikan: terminal masukan, mampu berupa jenis input jack, XLR, RCA
b) Kontrol Equalisasi, untuk menertibkan frekuensi jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
c) Fader Gain, menagtur besar lengan berkuasa lemahnya volume masukkan.
d) Kontrol keluaran utama
e) Tampilan Meter
Tampilan meter ini lazimnya berupa vu meter atau led display, yang berupa menunjukkan level setiap channel input maupun master output.
3) Speaker monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk keperluan mixing/mastering.
4) Open reel
Open reel adalah alat produksi media audio yang berkhasiat untuk perekaman analog. Selain itu, open reel digunakan juga sebagai alat untuk editing. Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording, yang mengarah pada bikinan audio digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.
5) Digital audio work station
Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat yan dipakai khusus untuk proses rekaman audio digital. Perangkat ini intinya yaitu sebuah komputer yang mampu melaksanakan fungsi perekam, sinthesizier, tigital to analog converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini mesti mempunyai perangkat keras embel-embel yakni:
a) Audio converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah sound card, walaupun demikian audio converter yang dimaksud berlawanan pada sound card pada komputer-komputer biasa. Fungsi-fungsi audio converter ini, diantaranya:
· Sintheszier
· MIDI interface
· Pengkonversi data analog ke digital, contohnya merekam bunyi dari mikrofon
· Pengonversi data dari digital ke analog.
b) Multi Track audio software
Perekam lunak yang dipakai untuk aplikasi perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga memiliki kemudahan untuk mixing dan editing bunyi. Ada pun beberapa perangkat lunak ini misalnya:
· Digidesaign Pro Tools
· Adobe audition
· Cakewalk sonar
· Steinberg nuendo dan Cubase, dll
6) Tape Recorder
Alat ini memakai materi baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh berupa data analog. Selain dapat merekam tape recorder juga dapat memutar kaset audio.
7) Digital Portable Recorder
Alat ini dapat merekam bunyi dan menyimpannya dalam bentuk data digital.