Ada prinsip-prinsip dlm mendidik anak usia dini semoga berkembang kembang mereka maksimal. Anak merupakan tanggungjawab orang renta & pula selaku amanah yg dititipkan oleh Tuhan. Anak harus dididik sebaik-baiknya baik dlm pendidikan budbahasa, agaman maupun wawasan. Apa saja hal-hal yg mesti diamati dlm mendidik anak?
Berikut ini Lima Prinsip Dalam Mendidik Anak Usia Dini
1. KEPEMIMPINAN
Ortu ialah pemimpin. Maka ortu harus jadi pola kebaikan & perbaikan.
Jangan suruh anak lakukan suatu kebaikan sebelum ortu melakukannya.
Ingat : anak sgt bakir menggandakan ucapan, langkah-langkah, perilaku, gaya hidup, kebiasaan & ketegasan ortu.
2. KEBERSAMAAN
Anak – ortu harus banyak habiskan waktu bahu-membahu.
Kualitas & kuantitas waktu kebersamaan sgt penting utk kemajuan anak.
Jangan sampai terjadi fatherless atau motherless.
Ingat: Kehadiran ortu tak mampu digantikan mainan, uang, akomodasi, kekayaan, pembantu, dsb.
3. KESENANGAN
Anak merasa bahagia mampu berdekatan dgn orang tuanya.
Anak mampu cerita apa saja ke ortunya tanpa disalahkan, dihakimi & dinasihati. Ortu mendengarkan saja. Anak tak tertekan, takut, atau terintimidasi. Banyak senyum, tawa & canda.
Permainan keluarga jadi kesenangan semua anggota keluarga. Petak umpet, main bola, ular tangga, kelereng, boneka, dsb mampu jd pilihan.
Ingat : Setiap orang bahagia diterima apa adanya. Setiap orang pun bahagia bermain.
4. PEMBELAJARAN
Setiap anak ialah pembelajar andal. Selalu pancing semoga anak2 mampu terus mengajukan pertanyaan & berani melaksanakan banyak sekali hal. Jauhi betul larangan2. Lindungi anak secukupnya. Jangan berlebihan.
Jadikan setiap insiden, permainan, film, buku, dsb menjadi pintu masuk pembelajaran.
Bukan cuma menasihati namun tanya:”Bagaimana menurutmu Nak?”
Ingat : Setiap anak butuh mendapatkan dirinya yg jago, mampu, & kuat.
5. PEMBIASAAN
Setiap hal baik tak cukup dikerjakan sekali. Kebaikan mesti dikerjakan berulang kali supaya menjadi kebiasaan.
Hasilnya disiplin. Ada ortu atau tidak, anak sdh otomatis melakukan kebaikan2nya.
Kesabaran & konsistensi menjadi penentu.
Ingat: Kebaikan tak dihargai dgn besar kecilnya, namun dihargai dgn konsistensinya.