Gambar rangkaian penyulut Schmitt trigger
Schimitt trigger ialah merupakan gerbang yang digunakan untuk memperjelas logika dari suatu sinyal atau mampu juga dibilang selaku peredam bouncing dari pensaklaran mekanik. Oleh karena itu jika anda pernah menciptakan suatu rangkaian counter yang memakai saklar mekanik selaku input namun tidak menggunakan penyulut schmitt trigger selaku perantara maka anda pasti merasa jengkel dikarenakan cacahan yang dihasilkan lompat-lompat dan tidak terstruktur. Hal itu lantaran merupakan pengalaman pribadi saya sendiri, waktu itu jaman internet belum terlalu familiar sehingga mesti memakai segenap budi pikiran untuk memecahkan permasalahan tersebut (ciiee..bahasanya). Bahkan seingat saya pada waktu itu butuh berhari-hari dan perjuangan keras hingga pada kesudahannya dapat inspirasi dari seseorang yang gres saya kenal pada waktu itu. Pada dikala itu saya sungguh-sungguh pusing dibuatnya, padahal tidak ada kesalahan rangkaian. Coba bayangkan saat itu aku berasumsi bahwa cacahan counter yang melompat-lompat tersebut disebabkan oleh rangkaian yang lain seperti driver motor dc dan relay, rangkaian aku dahulu kalau tidak salah menggunakan 2 buah motor dc dan satu buah motor AC 220 volt dan beberapa buah relay, alhasil nyaris keseluruhan pecahan rangkaian aku coba rombak dan ubah secara berulang-ulang. Tetapi tidak juga membuat cacahan conter menjadi terencana dan berurutan. Untunglah ada seseorang yang mengetahui dan menyarankan untuk menggunakan gerbang penyulut Schmitt trigger.
Coba anda lihat gambar sinyal pada grafik keluaran dari rangkaian pertama. Dimana pada rangkaian tersebut tidak memakai gerbang Schmitt trigger untuk meredam bouncing yang dihasilkan oleh saklar mekanik. Hasilnya sinyal tersebut seperti sinyal sinusoidal yang tidak teratur sehingga akan menciptakan rangkaian counter tercacah tidak terstruktur. Tapi jika anda lihat gambar sinyal pada grafik rangkaian kedua, bentuk sinyal mendekati sinyal dc yang sempurna sehingga akan memberi kejelasan nalar bagi rangkaian counter.
Gerbang Schmitt trigger bisa saja anda pakai tidak dengan memperbesar komponen luar sebagai pendukung, yakni mirip satu buah resistor dan kapasitor. Yang pasti tingkat bouncing yang besar akan meminimalkan kinerja dari Schmitt trigger. Biasanya dipakai kapasitor 100 nF yang terpasang parallel dengan gerbang Schmitt trigger guna menghemat tingkat bouncing dengan memanfaatkan pelepasan muatan yang terjadi tidak secara mendadak. Resistor yang digunakan untuk supply tegangan 9 volt biasanya yaitu resistor 33 Kohm.
Jadi pada dasarnya prinsip kerja dari gerbang Schmitt trigger yakni klarifikasi akal. Sehingga tidak ada keraguan dan kebimbangan nalar dari sinyal yang telah diloloskan dengan penyulut tersebut (ciee….bahasanya gak nahan..he2). Dimana sinyal yang mempunyai amplitude dibawah range batas bawah maka akan dijadikan selaku logika 1 dan yang memilki amplitude yang lebih besar dari range batas atas meskipun sekecil mungkin tetap akan dijaikan selaku logika 0 (dikarenakan gerbang schmit trigger yaitu sebagai pembalik logika layaknya gebang NOT). Untuk range batas bawah dan atas aku tidak mempunyai tumpuan yang pasti, tetapi dari data yang saya peroleh batas bawahnya yakni 0.9 volt dan batas atas adalah 1.6 volt.