Priangan Jatuh Ke Tangan Voc – Hindia Belanda


Regent Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka pada tahun 1920-an

Priangan Jatuh ke VOC-Hindia Belanda

Wilayah Priangan jatuh ke dalam kekuasaan VOC sebelum Mataram sungguh-sungguh takluk kepada VOC (1757). Berdasarkan “perjanjian” antara Mataram dan VOC tahun 1677 (kontrak19-20 Oktober), Priangan Barat dan Tengah diserahkan kepada VOC, sedangkan Priangan Timur dan Cirebon tahun 1705 (persetujuan5 Oktober).

Dalam piagam bertanggal 15 November 1684, VOC secara resmi mengangkat para pemimpin Priangan untuk memerintah daerahnya masing-masing. Pada tahun 1706, VOC mengangkat Pangeran Aria Cirebon menjadi Bupati Kumpeni, yang tugasnya mengawasi dan memimpin bupati-bupati di Priangan supaya patuh pada kewajiban-kewajibannya terhadap Kumpeni. Ketika masa VOC ini, Priangan menjadi salah satu sumber hasil bumi utama dengan adanya program yang disebut Preangerstelsel (Sistem Priangan), yang khususnya menghasilkan kopi.
Pada era Hindia Belanda (sesudah VOC gulung tikar), Gubernur H. W. Daendels mengadakan proyek Grote Postweg (Jalan Raya Pos), ialah membangun jalan dari Anyar di ujung barat hingga Panarukan di ujung timur Jawa. Selain itu, Daendels juga kian menggiatkan penanaman kopi di Priangan, khususnya di kawasan Cianjur, Bandung, Sumedang, dan Parakan Muncang (1808-1809). Limbangan, Sukapura, dan Galuh digabung dengan Cirebon (Cheribonsche Preangerlanden), namun tidak usang lalu Limbangan dan Sukapura dikeluarkan dari kawasan manajemen Cirebon. Sumber: wikiwand

  Nganjang Ka Baduy Jaman Baheula