Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah dambaan tiap orang. Wajar jikalau, setiap penerimaan PNS yg diselenggarakan pemerintah senantiasa diserbu ribuan pelamar. Namun, hal itu tak berlaku bagi Agus Sujana (54). Laki-laki ini menentukan mengundurkan diri meninggalkan gaji 12 juta per bulan.
Langkah Agus keluar dr PNS sungguh mengagetkan banyak pihak. Dirinya bahkan telah dianggap aneh oleh rekan-rekannya. Pria ini terbilang sungguh mapan dgn posisinya selaku staf di kantor Bappeda Lampung terbilang. Bagaimana tidak, selaku staf ia menerima honor yg lumayan besar plus uang sampingan yang lain.
Agus sendiri mengaku sedikit pun tak meratapi keputusannya untuk berhenti dr PNS sejak tiga tahun lalu. Dirinya optimis dgn profesi selaku pedagang gorengan yg dilakoninya kini ini mampu menghidupi istri & tiga orang anaknya. Agus Sujana menuturkan, keputusan ini diambil sehabis melalui pertimbangan yg matang. ia sadar, niscaya keputusan tersebut akan mengagetkan banyak pihak, utamanya keluarga besarnya.
Istrinya sempat kaget tatkala Agus mengutarakan niatnya untuk berhenti dr PNS. Hal ini memang sudah diprediksi sebelumnya. Namun, berkat klarifikasi yg diberikan oleh Agus, sang istri jadinya maklum. Agus pula mengaku sering dicemooh banyak orang gara-gara keputusan “asing” tersebut. Namun, ia hanya tersenyum & bisa memaklumi hal itu.
Daftar Isi
Alasan Agus Berhenti jadi PNS
Agus menuturkan kisahnya yg berawal dr tahun 1980-an sebagai perantau dr Bandung untuk melanjutkan sekolah di SMEA 13 Jakarta Pusat. Lulus tahun 1984, Agus kemudian melamar di sebuah perusahaan konstruksi baja di Cilegon. Tatkala pemerintah menggelar penerimaan PNS, Agus Sujana ikut mendaftar. Dirinya berhasil lulus & ditempatkan di kantor Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
“Tiga tahun di Tulang Bawang, kemudian saya dipindahkan ke Kabupaten Pringsewu. Saya menempati posisi staf Penanaman Modal. Tugas saya adalah menolong mengelola pekerjaan pimpinan,” papar Agus.
Berkat kinerjanya yg manis, Agus mendapat keyakinan dr pimpinan. Namun, Agus sering merasa tak damai. Batinnya memberontak alasannya seringnya melihat praktek suap menyuap di kantornya. Merasa terusik dgn suasana tersebut, tanpa pikir panjang dirinya pun menetapkan berhenti dr pekerjaannya itu sekaligus berhenti jadi PNS.
Seisi kantor terkejut mengenali keputusan Agus tersebut. Rekan kerjanya menilai langkah Agus mengundurkan diri dr PNS adalah langkah-langkah yg diluar logika sehat. Bahkan, para tetangga disekitar rumahnya menganggap Agus sudah abnormal. Coba bayangkan saja, total penerimaan Agus selain gaji pokok dikantor tersebut sebesar 10 juta dr hasil “uang panas” kantornya.
“Gaji saya sebesar Rp. 2,2 Juta. Diluar itu, saya sering mendapatkan setoran duit dr luar untuk permasalahan meloloskan program kegiatan & proyek. Semua itu memang sangat menggiurkan. Namun, batin saya tak damai sehingga menetapkan untuk meninggalkan praktek tak halal itu.” beber Agus.
Memilih Berwirausaha
Setelah berhenti dr PNS, pria kelahiran 9 Agustus 1962 ini membuka koperasi dgn modal awal dr hasil pemasaran tanah warisan orang tuanya. Namun, usahanya macet ditengah jalan, seluruh modal hasil pemasaran tanah yg berjumlah 200 juta habis tak tersisa.
Namun, kebangkrutan itu tak menciptakan dirinya putus asa. Agus lantas diajak temannya untuk bergabung membantu mengorganisir koperasi. Tawaran tersebut membuat Agus kepincut. Tanpa pikir panjang, dirinya menetapkan bergabung. Lagi-lagi, karena adanya praktek tak sehat yg kembali didapatinya di koperasi tersebut, Agus menetapkan berhenti. Berstatus pengangguran, Agus banting stir menjadi pedagang gorengan yg dijalankannya sejak tahun 2015 lalu.
“Berdagang gorengan saya mulai sejak tahun 2015 lalu. Selain itu, saya mencari penghasilan suplemen dgn menjadi pengecer koran. Yah, penghasilan memang tak tentu, kadang sedikit, kadang banyak. Paling tinggi Rp. 150 ribu.” papar Agus.
Meskipun penghasilannya sangat kecil dibandingkan tatkala masih menjadi PNS, Agus merasa lebih tenang. Dirinya merasa bangga alasannya mampu memberi makan Istri beserta anak-anaknya dgn penghasilan halal. Sedikit memang, namun menenteng berkah.