close

Politik Ke Kristenan, Elit Politik Ahok – Jakarta

Pada metode politik, dengan konflik agama yang memiliki efek pada informasi agama pada tahun 2017 kemudian, menjadi dilema kepada agama Katolik di DKI Jakarta pada penyeleksian Gubernur Ahok yang berlangsung bentrok dengan agama Islam (dosen).

Sistem politik yang memiliki pada isu agama, ialah jeratan Gubernur Ahok di Jakarta selama dua tahun di penjara, hal ini telah menjadi bab dari masalah konflik agama yang mempunyai potensi terhadap politik agama Nasrani di DKI Jakarta.

Dengan demikian, tumbuhnya sebuah kekuasaan untuk menguasai pengadilan, dari hasil ijab kabul kedua dengan kelakuan elit politik yang secara berjalan terjadi. Hal ini tentunya memiliki pandangan pada agama untuk takut akan Tuhan, dalam setiap penghakiman, khususnya pada kekuasaan berikutnya terhadap hakim – hakim yang menutup berbagai kebenaran yang terjadi, pada pertentangan politik, sosial dan budaya di Kalimantan – DKI Jakarta.

Berbagai faktor ekonomi, yang melangsungkan adanya tata cara dinamika budaya dan agama pada sistem ekonomi politik yang diperankan, baik itu pada kepentingan seksualitas, agama dan budaya mereka selama hidup dengan kepentingan masing-masing kawasan di Kalimantan Barat – Jakarta.

Konflik dibentuk dengan sengaja dan tidak, pada ruang rumah tangga menjadi bagian dari aspek kehidupan sosial genetika itu di Pontianak, guna menerima simpati dan aneka macam kepentingan ekonomi politik, dan budaya secara langsung.

Dengan demikian, mereka yang berlawan contohnya tampak dijalankan pada sistem pendidikan, pekerjaan, dan sandang dan pangan dikerjakan, tanpa terkecuali yaitu pelakunya PDI Perjuangan, apara anggota elit politik yang masuk pada petugas partai di Pontianak, Kalimantan Barat 2000 – 08.

  Politik Identitas, Salah Satu Tugas Korelasi Budaya

Secara sederhana hal itu dijadikan berbagai pertentangan sosial, pemukulan, kekerasan, dan kesehatan serta pendidikan berlangsung, yang mampu digugat dengan banyak sekali aspek kehidupan sosial, budaya dan agama yang dilangsungkan dengan baik, tanpa terkecuali. Maka, dengan baik bagaimana mereka hidup berdasarkan kapasitas mereka sebagai insan atau binatang ( Katolik – Katolik – Islam – Budha, di lokal,  Indonesia ).