Politik Bloë Pesawat Ala Irwandi Yusuf

 POLITIK BLOË PESAWAT ALA IRWANDI YUSUF

Pemerintah Aceh pernah menandatangani kerja sama bidang kedirgantaraan dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), tergolong diantaranya pembelian pesawat N219 Nurtanio. Kegiatan penandatanganan itu dilakukan oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dengan Direktur PT. DI yang disaksikan pribadi oleh Menteri BUMN yang bertepatan dengan pembukaan Singapore Airshow 2018, Rabu 7 Februari 2018.

Didalam MoU awal terdapat beberapa poin janji. Mulai dari pengembangan industri dirgantara, assembly line sampai dengan rencana pembelian sejumlah pesawat hasil produksi PT. DI.

FOKUS IRWANDI SAAT ITU

Konsen Gubernur Aceh pada dikala itu bergotong-royong bukan terkait pembelian pesawatnya, tetapi bagaimana cara menangkap kesempatan sehingga mampu mempesona PT. DI untuk membuka industri assembly line atau istilahnya pabrik perakitannya di Aceh yang selama ini sentra perakitan dan perawatan N219 ada di Bandung. Ditambah lagi rencana Aceh membangun Aero city, tergolong kemungkinan untuk pendirian fasilitas ISH (Indonesia Service Hub) untuk menangkap costumer dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Kita berharap Aceh dipilih sebagai alternatif pemindahan fasilitas manufacture dan assembly line alasannya adalah infrastruktur yang ada di Bandung telah sangat padat dan lokasinya yang berada dipusat kota.

Kenapa Aceh pantas diseleksi? Jawabannya yakni sebab dunia dirgantara Indonesia berawal dari Aceh, rakyat Aceh yang menyumbang pesawat pertama kali kepada Pemerintah Indonesia, infrastruktur permulaan sudah tersedia, secara lokasi akrab laut untuk kanal pelabuhan, dan lokasi uji coba melayang aman dari pemukiman penduduk.

Biaya pendirian dan pembangunannya diusulkan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melalui prosedur pembiayaan investasi non-APBN melalui pola KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha).

  Beumeuphom Agam Batat Kon Ureung Bangai

Peluang ini ditangkap sebab pabrik perakitan ini diperkirakan mampu memuat 3000 lebih tenaga kerja high-skill berketerampilan tinggi, yang akan diprioritaskan bagi anak-anak Aceh sendiri. Belum lagi tenaga kerja yang mau diserap dari industri-industri pendukung yang mensupply materi baku terhadap industri perakitan tadi.

RENCANA PEMBELIAN PESAWAT

Kenapa pembelian pesawat 50 unit dari PT. DI oleh Pemerintah Aceh itu timbul didalam MoU permulaan?

Pembelian 50 pesawat bergotong-royong bukan pembelian untuk Pemerintah Aceh. Lebih tepatnya Pemerintah Aceh berjanji membantu memasarkan produk PT DI kepada pihak lain atau mencari pembeli terhadap sebayak 50 unit pesawat produksi assembling Aceh (Made in Aceh).

Produksi pesawat tadi akan terjadi, jika pabrik perakitannya telah bangun di Aceh. Pesawat yang rencananya akan dijual atau dipasarkan terhadap pihak lain tersebut ialah hasil bikinan putra-putri Aceh dan materi bakunya juga dimasak di Aceh.

Apabila peluang ini tidak kita manfaatkan secara optimal maka belum tentu ada potensi kedua, apalagi ajuan ketiga dan selanjutnya.