Pola Pemukiman Desa Menurut Bentang Alamnya

Masyarakat desa sungguh dipeganruhi keadaan fisiografis alamnya. Perbedaan kenampakan alam akan memengaruhi budaya penduduk desa tersebut.

Pola pemukiman desa adalah salah satu hal yang dipengaruhi keadaan bentang alam atau geografis wilayah desa tersebut.

Pola persebaran dan pemusatan penduduk desa mampu dipengaruhi oleh keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumberdaya alam yang terdapat di desa yang bersangkutan.

Pola persebaran permukiman desa dalam keterkaitannya dengan bentang alamnya, dapat dibedakan atas:

a. Pola terpusat (nucleated)
Bentuk permukiman terpusat merupakan bentuk permukiman yang mengelompok (aglomerated, compact rural settlement).

Pola seperti ini banyak ditemui didaerah yang memiliki tanah subur, kawasan dengan relief sama, contohnya dataran rendah yang menjadi sasaran penduduk bertempat tinggal.

Banyak pula dijumpai di tempat dengan permukaan air tanah yang dalam, sehingga ketersediaan sumber air juga ialah aspek yang kuat kepada bentuk acuan permukiman ini.

Demikian pula di kawasan yang keselamatan belum terjamin, masyarakatakan lebih senang hidup bergerombol atau mengelompok.

b. Pola tersebar atau terpencar ( fragmented rural settlement type)
Bentuk permukiman tersebar, ialah bentuk permukiman yang terpencar, menyebar di tempat pertaniannya (farm stead), merupakan rumah petani yang terpisah namun lengkap dengan akomodasi pertanian seperti gudang mesin pertanian, penggilingan, sangkar ternak,penyimpanan hasil panen dan sebagainya.

Bentuk ini jarang ditemui di Indonesia, biasanya terdapat di negara yang pertaniannya sudah maju. Namun demikian, di kawasan-tempat dengan kondisi geografis tertentu, bentuk ini dapat dijumpai, misalnya kawasan banjir yang memisahkan permukiman satu sama lain,tempat dengan topografi bergairah, sehingga rumah penduduk tersebar, serta daerah yang keadaan air tanah dangkal sehingga memungkinkan  rumah penduduk mampu diresmikan secara bebas.

  Batas Geografis Negara Indonesia
Pola desa mengikuti lembah gunung

c. Pola memanjang atau linier (line village community type)
Pola memanjang mempunyai ciri permukiman berupa deretan memanjang di kiri kanan jalan atau sungai yang dipakai untuk jalur transportasi, atau mengikuti garis pantai.

Bentuk permukiman seperti ini mampu ditemui di dataran rendah. Pola atau bentuk ini terbentuk alasannya penduduk bermaksud mendekati prasarana transportasi, atau untuk mendekati lokasi kawasan bekerja seperti nelayan di sepanjang pinggiran pantai.

d. Pola mengelilingi sentra akomodasi tertentu. (circle)
Bentuk permukiman seperti ini lazimnya dapat didapatkan di tempat dataran rendah, yang di dalamnya terdapat akomodasi-kemudahan biasa yang dimanfaatkan penduduk lokal untuk memenuhi keperluan sehari- hari, misalnya mata air, waduk dan kemudahan lainnya.