Pokok pikiran ketuhanan yg maha esa merupakan salah satu sila dasar negara Indonesia yg tercantum dlm Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pokok pikiran ini memastikan bahwa Indonesia yaitu negara yg beragama, serta bahwa agama merupakan pecahan integral dr kehidupan penduduk Indonesia.
Table of Contents
Pokok Pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa
Pokok pikiran ketuhanan yg maha esa memiliki arti yg sangat luas & mampu diinterpretasikan dengan-cara bermacam-macam oleh masing-masing individu. Namun pada dasarnya, pokok fikiran ini menekankan bahwa eksistensi Tuhan merupakan sesuatu yg tak terbantahkan, serta bahwa Tuhan merupakan sumber segala kebaikan & kebenaran.
Pokok anggapan ketuhanan yg maha esa mempunyai efek yg sangat besar kepada sikap & tindakan seseorang. Seseorang yg percaya & taat pada Tuhan akan condong memiliki perilaku yg lebih aktual, serta lebih condong untuk melakukan langkah-langkah-langkah-langkah yg baik. Hal ini alasannya adalah seseorang yg percaya & taat pada Tuhan akan merasa mempunyai tanggung jawab yg besar untuk memperlakukan orang lain dgn baik, serta akan merasa terdorong untuk melakukan kebaikan demi kebaikan.
Pokok anggapan ketuhanan yg maha esa pula mempunyai pengaruh yg besar terhadap keberlangsungan hidup umat manusia. Seseorang yg percaya & taat pada Tuhan akan cenderung mempunyai perilaku yg lebih peduli terhadap lingkungan & keberlangsungan hidup di dunia. Seseorang yg percaya & taat pada Tuhan pula akan condong ebih memahami bahwa keberlangsungan hidup umat insan tak hanya bergantung pada pertumbuhan teknologi & pembangunan ekonomi saja, namun pula sungguh dipengaruhi oleh perilaku & tindakan seseorang kepada Tuhan & sesama.
Fungsi Ketuhanan Yang Maha Esa
Fungsi ketuhanan yg maha esa dlm kehidupan bermasyarakat yaitu sebagai berikut:
Sebagai pijakan dasar budbahasa
Ketuhanan yg maha esa merupakan sumber utama etika bagi penduduk , yg menawarkan instruksi tentang cara hidup yg baik & benar.
Sebagai sumber motivasi
Kepercayaan terhadap Tuhan dapat memberikan motivasi bagi seseorang untuk melakukan kebaikan & menjalani kehidupan dgn penuh semangat.
Sebagai sumber rasa kondusif & tenang
Kepercayaan terhadap Tuhan mampu menawarkan rasa kondusif & tenang bagi seseorang dlm menghadapi tantangan & kesulitan dlm kehidupan.
Sebagai pendorong terhadap kesatuan
Kepercayaan terhadap Tuhan dapat membantu mempererat korelasi antar anggota masyarakat yg beragama sama, sehingga tercipta kesatuan penduduk .
Sebagai sumber pembelajaran
Agama dapat memberikan aliran-aliran yg dapat membantu seseorang dlm menjalani kehidupan dgn lebih baik.
Sebagai sumber pandangan baru
Kepercayaan kepada Tuhan dapat memperlihatkan ilham bagi seseorang untuk terus berupaya menjadi lebih baik & menunjukkan faedah bagi orang lain.
Sebagai pendorong terhadap toleransi
Kepercayaan kepada Tuhan dapat membantu seseorang untuk lebih toleran terhadap perbedaan agama, kepercayaan, & persepsi hidup yg dimiliki oleh orang lain.
Sebagai sumber tunjangan emosional
Kepercayaan terhadap Tuhan mampu menunjukkan dukungan emosional bagi seseorang dlm menghadapi persoalan & kesusahan dlm kehidupan.
Sebagai sumber kontrol sosial
Agama dapat memainkan peran penting dlm mengatur tingkah laku penduduk melalui anutan-pedoman yg diberikan.
Sebagai sumber pemersatu masyarakat
Kepercayaan terhadap Tuhan dapat membantu mempersatukan masyarakat yg terdiri dr bermacam-macam suku, ras, & agama. Dengan demikian, ketuhanan yg maha esa mempunyai peran yg sungguh penting dlm kehidupan bermasyarakat, yg mampu membantu seseorang dlm menjalani kehidupan dgn lebih baik & berfaedah bagi orang lain.
Kesimpulan
Ketuhanan yg maha esa merupakan pokok pikiran yg sangat penting bagi keberlangsungan hidup umat insan, keberlangsungan hidup bermasyarakat, & keberlangsungan hidup bernegara. Ketuhanan yg maha esa memiliki banyak fungsi dlm kehidupan bermasyarakat, mirip selaku pijakan dasar adat, sumber motivasi, sumber rasa kondusif & tenang, pendorong terhadap kesatuan, sumber pembelajaran, sumber ilham, pendorong kepada toleransi, sumber tunjangan emosional, sumber kontrol sosial, & sumber pemersatu masyarakat. Oleh sebab itu, sungguh dibutuhkan semoga masing-masing individu mampu memahami & menghargai makna & arti ketuhanan yg maha esa dlm kehidupan sehari-hari.
Semoga berguna
Referensi
Azzahrah, A. A., & Dewi, D. A. (2021). Toleransi Pada Warga Negara di Indonesia Berlandaskan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. De Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, 1(6).
BIN, M. (2013). Demi Keadilan Berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.
Gumelar, M. S., & Gumelar, M. S. (2018). Pemarginalan Terstruktur: Implikasi Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” dr Pancasila Terhadap Sila Lainnya. An1mage.
Hanock, E. E., Samego, I., & Novalina, M. (2021). Teologi Kebangsaan: Sebuah Tafsir atas Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. PROSIDING PELITA BANGSA, 1(2), 131-138.
Jayadi, A. (2018). Beberapa Catatan ihwal Asas Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah & Hukum, 5(1), 1-26.
Mu’ti, A., & Burhani, A. N. (2019). The limits of religious freedom in Indonesia: with reference to the first pillar Ketuhanan Yang Maha Esa of Pancasila. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 9(1), 111-134.
Rube’i, M. A., & Utami, D. (2018). Penanaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan Kelas XI SMA Negeri 1 Toho Kabupaten Mempawah. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 2(1).
Sapardi, S. A. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Wahyuningsih, S. E. (2014). Urgensi Pembaharuan Hukum Pidana Materiel Indonesia Berdasarkan Nilai–Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Jurnal Pembaharuan Hukum, 1(1), 17-23.