Pkm; Kenaikan Sikap Hidup Higienis Dan Sehat (Phbs)

PENINGKATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DUSUN SAWIT DESA TANJUNGREJO
RINGKASAN
PHBS ialah sekumpulan sikap yang dipraktikkan atas dasar kasadaran sebagai hasil pembelajaran yang menimbulkan seseorang atau keluarga mampu menolong diri sendiri da bidang kesehatan dan berperan aktif dalam merealisasikan kesehatan penduduk . Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengganti sikap dari yang tidak sehat menjadi sikap sehat dan membuat lingkungan sehat di rumah tangga oleh karna itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak.
Pentingnya meningkatkan sikap hidup bersih dan sehat kepada masyarakat yaitu meningkatnya rumah tangga ber-PHBS di Dusun Sawit Desa Tanjungrejo dan meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kesanggupan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat. 
Bentuk Kegiatan yang akan dikerjakan yaitu, pembinaan kenaikan kebersihan rumah dan lingkungan, sosialisasi dan penyuluhan kesehatan, serta gerakan penataan lingkungan yang higienis dan sehat.
Kegiatan ini akan dilaksanakan di Dusun Sawit Desa Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan dengan aneka macam pertimbangan, diantaranya belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang cocok, sebagian kawasan di desa ini masih berlahan tanah, jalan lazim yang berdebu dan mulai berkurangnya jumlah pohon dan sumber air minum
Pelaksanaan PHBS ini dibutuhkan mampu mengatasi persoalan kesehatan dan kebersihan di Dusun Sawit sehingga menolong masyarakat dalam meningkatkan kebersihan dan kesehatan mereka baik bagi keluarga maupun lingkungan penduduk

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian PHBS
PHBS ialah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kasadaran sebagai hasil pembelajaran yang menyebabkan seseorang atau keluarga dapat membantu diri sendiri da bidang kesehatan dan berperan aktif dalam merealisasikan kesehatan penduduk . Kondisi sehat dapat diraih dengan mengubah sikap dari yang tidak sehat menjadi sikap sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karna itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak.
Rumah Tangga Ber-PHBS bermakna mampu menjaga, memajukan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan bahaya penyakit dan lingkungan yang kurang konduktif untuk hidup sehat.
Penerapan PHBS di rumah tangga ialah tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah/ kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi aktivitas PHBS di rumah tangga biar mampu dijalaankan secara efektif.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategiyang mampu ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga. artinya mesti ada komunikasi antara kader dengan kaluarga/ penduduk atau memperlihatkan gosip dan melaksanakan pendidikan kesehatan.
B. Tujuan PHBS
1. Tujuan Umum
Meningkatnya Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota seluruh Indonesia 
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya wawasan, kemauan dan kesanggupan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS Berperan aktif dalam gerakan PHBS di penduduk .
C. Manfaat PHBS 
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga:
  1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak gampang sakit
  2. Anak tumbuh sehat dan pandai 
  3. Prokduktifitas kerja anggota keluarga berkembangdengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka ongkos yang tadinya dialokasikan untuk kesekahatan dapat diahlikan untuk biaya investasi seperti biya pendidikan, Pemenuhan gizi keluarga dan modal perjuangan untuk peningkatan pendapatan keluarga.
  Teori Semiotik Menurut Para Hebat
Manfaat Perilaku Hidup dan Sehat bagi masyarakat :
  1. Masyarakat bisa mengupayakan lingkungan sehat
  2. Masyarakat bisa menghalangi dan mengatasi masalah-problem kesehatan
  3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
  4. Masyarakat bisa menyebarkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, simpanan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dll.
D. Sasaran PHBS 
Sasaran PHBS di rumah tangga ialah seluruh anggota keluarga adalah :
  1. Pasangan Usia Subur
  2. Ibu hamil dan ibu menyusui
  3. Anak dan Remaja
  4. Usia lanjut
  5. Pengasuh anak
E. Indikator dan Definisi Operasional PHBS
Pembinasan PHBS di rumah tangga dilakukun untuk merealisasikan Rumah Tangga Ber-PHBS ialah rumah tangga yang menyanggupi 10 indikator PHBS da Rumah Tangga. Namun, apabila dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pemahaman Rumah Tangga Ber-PHBS yakni rumah tangga yang memenuhi hanya 7 indikator.
Indikator PHBS di rumah tangga :
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air higienis
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali semingg
8. Makan sayur dan buah saban hari
9. Melakukan aktifitas fisik saban hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DUSUN SAWIT
Dusun Sawit terletak di Desa Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Dusun Sawit ialah sentra pemerintahan dan pusat aktivitas Desa Tanjungrejo karena terdapat kantor Kepala Desa, SD, Sekolah Menengah Pertama Terbuka, dan Pos Pelayanan Terpadu Unit Desa Tanjungrejo.
Mayoritas masyarakat beragama muslim dan masing-masing kepala keluarga mempunyai rumah tinggal eksklusif. Mata pencaharian utama yaitu petani dan pedagang. Lebih dari setengah masyarakat dusun merupakan peternak binatang seperti, kelinci, ayam, kambing, dan sapi. Sebagian besar rumah kawasan tinggal merupakan bangunan semi permanen dan dominan dari bahan kayu.
Terdapat sungai irigasi di bagian timur memanjang sampai ke bagian selatan Dusun Sawit. Kondisi sungai kini kering dan tidak berfungsi optimal, hanya pada saat demam isu hujan saja. Terdapat sendang yang digunakan selaku sumber dari tata cara pengelolaan air minum (PAM) yang dapat disalurkan ke setiap kepala keluarga. Sistem pengelolaan air terpadu yang didirikan di dusun ini mampu mengatasi duduk perkara kesediaan air minum atau kebutuhan air lainnya untuk masyarakat. Tidak ada TPA terintegrasi dengan baik, sehingga penduduk cuma mempunyai tempat sampah dengan metode lubang tanah dan semua sampah dibakar. Masih terdapat jamban dan wc terbuka meskipun sudah banyak yang memakai kamar mandi dan klosed yang baik.
Belum ada agresi kerja bakti penduduk dalam bidang kesehatan maupun bidang kebersihan. Kurangnya wawasan penduduk kepada kebersihan dan kesehatan keluarga dan lingkungan yang bagus. Konsumsi masakan bergizi yang sungguh kurang walaupun banyak masyarakatyang memproduksi buah dan sayur mirip, pepaya, semangka, jambu, mangga, sayur-sayuran, dan materi kuliner bergizi yang lain.
Kesadaran ibu hamil dalam menyanggupi gizi dan ibu menyusui untuk menunjukkan ASI pribadi masih kurang, yakni kurang dari 2 tahun usia bayi. Upaya peningkatan kebersihan dan kesehatan memang perlu dilaksanakan untuk penduduk yang lebih baik dan lebih sehat.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Survei kelompok target 
Pada tahap pertama untuk menerima gosip tentang lokasi dan faktor lain di daerah target.
B. Persiapan Sarana dan Prasarana
Tahap ini ialah tahap yang merencanakan sarana dan prasarana yang mau mendukung aktivitas ini. Persiapannya yaitu mengenai tempat dan lokasi yang hendak kami gunakan untuk acara. Sarana yang yang lain akan disediakan secara bertahap dengan menimbang-nimbang tingkat kebutuhan. 
C. Pelaksanaan aktivitas aksi 
Muatan acara yang paling penting dalam program ini ialah memberikan motivasi kepada masyarakat mencakup orang tua, remaja dan belum dewasa usia sekolah dasar tentang pentingnya belajar. 
D. Evaluasi 
Pada tahap evaluasi, belum dewasa akan diberikan feedback wacana acara yang sudah dijalankan. Hal ini akan menjadi pendapatbagi aktivitas kami agar berfaedah lagi untuk penduduk .