Assalamu’alaikum… semangat pagi
hmmm.. pagi-pagi begini yummy nih memulai rutinitas dengan bacaan yang bisa membuat diri kita menjadi lebih baik dari hari kemarin InsyaAllah..
Hayoooo siapa nih yang masih terlelap dalam tidur??
ihihihih iya yah kalau masih melek pasti ngak baca ini dong.. -_-)’
To the point aja deh … okok.. mengatakan wacana “Berbaik sangka”, yuupppps.. terkadang aku sendiri pun cepat mikir yang ngak-ngak dan kadang juga nih lansung ngomong impulsif dengan apa yang terpikir otak dikala itu , eee ditegur sama temen-temen katanya:
temen: “nis, ngak boleh gitu.. kali aja ia gini atau gitu!”
aku : hmm.. iya yah,, Astagfirullah
yaaah sejak saat itu sebab sering ditegur baik sama temen sendiri, adik, diri sendiri.. mulai step by step coba untuk tak cepat berpikir yang tidak-tidak dan mulai membaca suasana, serta menjajal mengambil kesimpulan dari itu…nah, katanya sih pikiran yang negatif terlebih overdosis negatifnya itu salah satu gangguan jin loh!.. Nauzubillah
Apabila kita bisa berbaik sangka, pasti itu ialah adab yang indah, berbaik sangka bukan cuma terhadap orang lain namun yang paling utama kita berbaik sangka ialah kepada Allah Ta’ala, diri sendiri dan orang lain.
1. Berbaik Sangka Kepada Allah Ta’ala
Ketika berbaik sangka kepada Allah maka semua ketetapanNya yakni yang terbaik untuk diri kita, yaaaah pastinya sekalipun mulanya kita merasa sakit dan pahit yang hebat, namun percayalah bahwa di pojok jalan itu kita akan mendapatkan sebuah taman yang indah, hikmahnya bahwa itulah jalan yang terbaik yang mesti kita tempuh.
Contoh sederhana :
Seorang ibu rela mengandung dan menahan sakit, tentu itu tidak gampang, sepanjang siang dan malam rasa sakit itu dirasakannya. Namun, dia percaya bahwa bayi yang dia kandung akan menjadi penyejuk mata hatinya.
Nah, kecurigaan pada nasib yang buruk itu tandanya bahwa kita belum sepenuhnya percaya dengan keagungan Allah, acap kali mengeluh dan tak mensyukuri. Percayalah planning Allah itulah yang terbaik sekalipun terasa pahit untuk menjalani.
Ayooo sama-sama kita belajar untuk memperbaiki diri dengan tindakan bukan cuma dengan ucapan.. 🙂 Insya Allah Semoga Allah mempermudah.. Aamiin
2. Berbaik Sangka Kepada Diri Sendiri
Hayooooo… siapa nih yang udah bisa berbaik sangka pada diri sendiri?? bagi tips dong… 😀
Saya pun hingga kini terus berusaha untuk berdamai dengan pikiran dan perasaan saya yang kadang suka baperan ini hohoho… ,
Yaaah Hati yang hening hanya mampu kita raih saat kita sudah bisa berbaik sangka pada diri sendiri.
Tidak memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu yang tak berkhasiat merupakan bagian dari berbaik sangka pada diri kita sendiri. Tak jarang memang kita menduga bahwa perbuatan yang akan kita kerjakan itu akan menggembirakan hati namun, pada akhirnya justru akan membahayakan diri. Nauzubillah…
Nah, berdamai dengan keraguan dan kebimbangan juga merupakan bab dari berbaik sangka terhadap diri kita sendiri. dikala merasa ragu akan hal baik yang mau kita kerjakan maka itu bergotong-royong kita tidak percaya bahwa hal baik itu akan dilancarkan Allah.
Ketika kita ragu-ragu alias galau-bingung gitu untuk menentukan suatu kebaikan itu tandanya, bahwa kita masih terlalu mengandalkan diri sendiri. Padahal ketahuilah tidak ada daya dan upaya yang mampu kita kerjakan tanpa izin dari Allah.
Oleh alasannya adalah itu, jangan lupa berdoa sebelum melaksanakan sesuatu, meminta isyarat dan memahami pertunjuk biar kita bisa merubah apa yang salah yang sudah kita kerjakan.
3. Berbaik Sangka Kepada Orang lain
Siapa nih yang sering curiga, suka mikir yang macam-macam sebelum mengenal seseorang?? Yaaaah.. pastinya tak bisa kita pungkiri sifat curiga mirip ini tentu kita perlukan untuk lebih berhati-hati dan biar berakal mawas diri, tetapi bagaimana jikalau kecurigaan itu telah overdosis alias berlebihan banget??
Ketahuilah, rasa curiga dan tidak yakin adalah salah satu penghalang dari baiknya suatu relasi. Tidak ada sahabat atau pertemanan yang bagus kalau kita masih berburuk sangka. Maka, coba cermati firman Allah dalam QS. Al- Hujurat ayat 12 :
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu banyak dugaan, sebab sebetulnya sebagian dari berprasangka itu yaitu dosa, dan janganlah kamu berperilaku tajassu (mencari-cari kesalahan orang lain)”.
Tentu,, gosip atau membicarakan seseorang itu tak baik, tetapi kita harus cermat biar apa yang beliau kerjakan tidak kita kerjakan, agar kita tak seperti dirinya.. memperbaiki diri dengan melihat perilaku dan sifat orang-orang yang berada disekelilingi kita sangat kita perlukan, doakan mereka semoga segera diberi petunjuk dan mengganti apa yang salah dengan diri mereka.
Cukuplah bagi kita untuk menyibukkan diri kita sendiri terhadap kesalahan yang kita kerjakan tanpa mesti mencari kesalahan orang lain.
Suudzan kepada orang lain akan menjadikan tali silatuhrahmi terputus, pertemanan dan persahabatan pun akan terhenti.Maka, dari itu ayooo hari ini kita sama-sama berupaya biar berhenti dari berburuk sangka.
Bagi kalian yan sering update sana sini wacana kesalahan orang lain tanpa mengenali apa sebabnya, mengapa tidak untuk bertanya kepadanya pribadi? mendiskusikan secara hening dan bermusyawarah, bukan malah sebaliknya kalian membuka dan menyebar kejengkelan kalian disosmed yang kalian miliki dan akibatnya perkelahian yang hendak muncul.. tali silaturahmipun terputus. (ciiyeeee curhat nih..) -____-‘
Jangan berburuk sangka terhadap Allah.. karena takdir Allah itulah yang baik untuk diri kita.
Jangan berburuk sangka kepada diri sendiri, sehingga kita enggan menjalankan kebaikan, acuan merasa riya saat bederma itu salah satu berburuk sangka kepada diri sendiri, jikalau perasaan riya itu menghampiri maka berlindunglah terhadap Allah biar menghilangkannya.
Jangan berburuk sangka terhadap orang lain hingga-sampai memutuskan tali silaturahmi.
Berbaik sangkahlah InsyaAllah itu akan menciptakan hati menjadi hening.
Wallahua’lam..
Sumber buku bacaan :
“Nasihat untuk kita” Oleh : Farhan Abdul Majiid, Penerbit Quanta, 2017. Halaman : 111.