Dalam pembuatan produk untuk menerima pesanan, kemungkinan timbul sisa bahan, produk rusak, maupun produk cacat.Bagi manajemen masalahnya yakni bagaimana dapat menekan timbulnya sisa bahan, produk cacat dan produk rusak serendah mungkin. Berkut ini dibahas wacana masalah perlakuan akuntansi untuk masing-masing:
1. Sisa Bahan
Dalam perusahaan manufaktur mampu timbul sisa bahan dari proses pengolahan produk, yang disebut sisa materi. Sisa materi yaitu materi yang tersisa atau bahan yang rusak di dalam proses pembuatan produk atau penyimpanan dan tidak dapat dipakai kembali dalam perusahaan.
Sisa bahan mampu dikelompokkan menjadi dua:
a. Sisa bahan yang tidak laris dijual
(1) Apabila sisa materi terjadinya alasannya pembuatan pesanan tertentu, ongkos pembuangan atau pemusnahan sisa bahan mampu digunakan untuk memperbesar elemen biaya materi baku pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat ongkos pemusnahan sisa materi adalah:
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
Kas xx
(2) Apabila sisa bahan secara wajar terjadinya dalam perusahaan, ongkos tersebut dapat diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik bergotong-royong.Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan sisa materi yaitu:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx
Kas xx
b. Sisa materi yang laris dijual
(1) Apabila timbulnya sisa materi disebabkan alasannya pembuatan pesanan tertentu, hasil sisa bahan diperlakukan selaku pengurang ongkos materi baku atau pengurang biaya keseluruhan ongkos bikinan pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang dipakai untuk mencatat pemasaran sisa materi ialah:
Kas xx
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
(2) Apabila timbulnya sisa bahan sifanya normal di dalam suatu perusahaan, perlakuan hasil penjualan mampu digunakan cara sbb:
(a) Hasil pemasaran sisa bahan diperlakukan selaku pengurang biaya overhead pabrik yang bekerjsama. Jurnal yang digunakan untuk mencatat pemasaran sisa materi ialah:
Kas xx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx
(b) Hasil pemasaran sisa bahan diperlakukan selaku penghasilan lain-lain.Jurnal yang dipakai untuk mencatat pemasaran sisa materi yaitu:
Kas xx
Penghasilan Lain – Lain xx
2. Produk Rusak
Produk rusak adalah produk dihasilkan dalam kondisi rusak atau tidak menyanggupi ukuran mutu yang sudah diputuskan dan tidak irit untuk diperbaiki menjadi produk yang bagus, walaupun mungkin secara tehnik dapat diperbaiki menjadi produk yang bagus. Produk yang rusak mampu digolongkan menjadi dua:
a. Produk rusak yang tidak laris dijual
Perlakuan produk yang rusak tergantung penyebab timbulnya produk rusak:
(1) Apabila produk rusak disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, maka harga pokok produk yang rusak dibebankan pada pesanan yang menjadikan produk rusak, sehingga harga pokok bikinan per unit produk menjadi lebih besar. Akan tetapi tidak ada tambahan jurnal yang harus dicatat.
(2) Apabila produk yang rusak terjadinya bersifat wajar dalam sebuah perusahaan,maka harga pokok produk rusak diperlakukan selaku elemen biaya overhead sebenarnya. Jurnal yang harus dicatat adalah:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx
Barang dalam Proses – BOP xx
(3) Apabila produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan, maka harga pokok produk yang rusak diperlakukan selaku Rugi produk yang rusak. Jurnal yang harus dicacat yakni:
Rugi Produk Rusak xx
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx
Barang dalam Proses – BOP xx
b. Produk rusak yang laris dijual
Perlakuan akuntansi untuk produk rusak yang laris dijual:
(1) Apabila produk rusak yang disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, rugi atas pemasaran produk yang rusak akan dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. Karena sebagian pesanan akan mengalami rusak, dalam pembuatan pesanan mesti dimasukkan jumlah yang lebih besar dibanding dengan jumlah yang dipesan. Jurnal yang dicatat pada dikala pemasaran produk rusak:
Kas xx
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx
Barang dalam Proses – BOP xx
(2) Apabila timbulnya produk rusak bersifat wajar di dalam sebuah perusahaan, rugi produk yang rusak diperlakukan selaku elemen biaya overhead pabrik bahu-membahu.Jurnal yang dicatat pada saat pemasaran produk rusak:
Kas xx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx
Barang dalam Proses – BOP xx
(3) Apabila timbulnya produk yang rusak sebab kesalahan atau kurangnya pengawasan buatan, rugi produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang rusak. Jurnal yang dicatat pada saat pemasaran produk rusak:
Kas xx
Rugi Produk Rusak xx
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx
Barang dalam Proses – BOP xx
3. Produk cacat
Produk cacat ialah produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran kualitas yang telah ditentukan, akan tetapi produk tersebut masih dapat diperbaiki secara hemat menjadi produk yang bagus. Perlakuan akuntansi untuk produk yang cacat:
(1) biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai penambah harga pokok pesanan tertentu. Metode ini digunakan bila penyebab produk cacat alasannya adalah sulitnya pembuatan produk. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat ialah:
Barang Dalam Proses – Biaya bahan Baku xx
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead pabrik xx
Persediaan Bahan xx
Gaji dan Upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx
(2) Biaya perbaikan produk yang cacat diperlakukan selaku penambah ongkos overhead bekerjsama. Metode ini dipakai apabila produk cacat sifatnya normal terjadi dalam perusahaan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat yaitu:
Biaya Overhead Sesungguhnya xx
Persediaan Bahan xx
Gaji dan Upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx
(3) Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan selaku unsur Rugi produk cacat. Metode ini digunakan kalau produk cacat disebabkan sebab lemahnya pengawasan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat ongkos perbaikan produk cacat adalah:
Rugi Produk cacat xx
Persediaan Bahan xx
Gaji dan Upah xx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx