Setelah kita bertamasya menikmati buka puasa bersama, tarawih berjamaah di masjid, sumbangan anak yatim, tilawah berjuz-juz, sahur bareng dgn orang-orang terkasih, ada suatu kasus yg penting harus kita sampaikan pada diri sendiri.
Sebelum bulan mulia sungguh-sungguh selsai.
Tahukah kau apa masalah penting itu?
Engkau yg tersenyum & paham pasti sudah punya tanggapan. Tepat sekali, yaitu ikhlas!
Berapa banyak orang yg berpuasa tetapi tak mendapatkan apa-apa dr puasanya kecuali yg terlilit lapar & tenggorokan yg teramat dahaga?
Berapa banyak orang yg menjalankan shalat tarawih tetapi tak menerima apa-apa selain kantuk & kecapekan belaka?
Sungguh, gampang-mudahan Allah menghindarkan kita dr hal yg mirip itu.
Rasulullah Saw sendiri memastikan masalah ikhlas itu, lewat sabda ia, “….alasannya keimanan & keikhlasan…”
Sebagai muslim yg baik tentu kita sungguh berusaha menyembunyikan amal ibadah yg seharusnya memang disembunyikan, alasannya adalah sadar diri itu akan membahayakan diri sendiri. Membahayakan hati.
Hammad bin Zaid menceritakan pada kita perihal seorang tabi’i yg mulia bernama Ayyub As-Sikhtiyani sebagai berikut,”Pada ketika memberikan hadits kadangkala hati beliau luluh, dia secepatnya memalingkan tampang & berdehem seraya bekata “Betapa berat pilek yg kuderita!” seperti dia sedang pilek padahal ia hendak menyembunyikan tangisnya.”
Begitulah. Tak siapa saja mesti tahu perihal amaliyah-amaliyah kita. Tentang sibuknya kita bermesraan dgn bulan pahala dgn ibadah-ibadah.
Betapa fasilitas yg kita peroleh adalah paket lanjutan dr keikhlasan. ia tiba pada saat yg sempurna, tak kenal delay jika kita tak ceroboh. Di mana tatkala seorang hamba mampu bertaqwa pada Allah, Allah prospektif baginya jalan keluar. Tatkala seorang hamba bertawakkal pada Allah, Allah mencukupkan keperluannya. Dan pada ayat terakhir sangat jelas! Niscaya Allah akan menjadikan baginya fasilitas dlm urusannya.
Sekeluarnya dr bulan ampunan ini, kita tentu berharap menjadi langsung yg kian erat dgn illahi. Mendapatkan gelar taqwa. Tak hilang kebiasaan-kebiasaan melangkahkan kaki ke masjid tatkala waktu sholat tiba.
bulan pahala belum selesai, masih ada hari yg tersisa. Bukan untuk disia-sia. Meski seringkali godaan menyiapkan Idul Fitri pula menyita rasa. [@paramuda/ Wargamasyarakat]