Akhirnya aku mampu mengeluarkan beban yang ada di pikran aku selama dua minggu ini dengan menulis di note ini…
Sejak permulaan hingga pertengahan Agustus kemarin, seluruh warga Indonesia berbenah diri. Disekitar kita kan aneka macam konferensi digelar, baik rapat RT maupun RW. Mereka akan menyambut datangnya hari dimana suka cita akan tertumpah, Hari Kemerdekaan diisi dengan perlombaan dan pertandingan, demi tradisi dan menjaga prestise.
Pemuda dan cukup umur, berupaya mencari wangsit inovatif untuk setiap kegiatannya..
orang renta, sebagai pengarah dalam aktivitas dan pastinya menyiapkan pemberian materiil untuk kegiatan…
Bocah-Bocah, menantikan setiap perlombaan untuk mengeluarkan canda tawa mereka dan mengeluarkan kreativitasnya dalam setiap perlombaan (kreativitas dalam artian adanya perlombaan yg berkualitas, heheh… *maaf kalo ada tersinggung).
Dari deskripsi diatas, pasti akan terjalin suatu interaksi antara unsur dalam setiap komunitas yang berujung terciptanya sebuah keadaan yang serasi demi persarsatuan.
Dirgahayu Republik Indonesia, mari kita isi kemerdekaan ini dengan mempererat persatuan dan jerih payah serta pantang menyerah. Tidak akan ada sebuah komunitas yang maju, yang tidak ditempuh dengan kolaborasi dan perjuangan.
Demikian pula jagoan kita di kala kemudian, ketika memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Para pendekar melakukan pekerjaan sama dan bersusah payah tanpa kenal lelah, bertekat baja tanpa kenal menyerah, sehingga karenanya tercapailah kemerdekaan RI yang dicita-citakan bersama. Tanpa kolaborasi dan perjuangan para pahlawan, niscaya kemerdekaan cuma akan jadi angan-angan. Semangat kolaborasi dan pantang menyerah para hero inilah, yang perlu kita transfer ke jati diri kita segenap bangsa Indonesia. Ooo… sangat indah arti kemerdekaan.
Bagaimana dengan penyambutan Ramadhan ???
Kita menyambut Ramadhan dengan sekadarnya saja, bahkan jarang sekali ada rapat RT ataupun RW yang membicarakan perihal upaya menyambut bulan suci tersebut. Dan jarang pula lingkungan sekitar kita merencanakan jadwal bersama untuk mengisi Ramadhan. Dan kalaupun ada itu adalah acara yang dimonopoli pengelola Masjid… ya kan…???
Ada apa dengan kita…???
Sudah tidak pentingkah lagikah buat kita Ramadhan..???
Padahal ada berbagai argumentasi mengapa Ramadhan jauh lebiah layak untuk disambut kedatangannya ketimbang hari Kemerdekaan. Soalnya ada banyak keistimewaan Ramadhan bagi pribadi atau masyarakat muslim.
Dengan semangat Kemerdekaan mari kita menyambut Ramadhan…
S. Maronie
17 August 2009
04.31 pm
@my house