Pergeseran, Penggolongan Dan Sifat Materi

 

PERUBAHAN, PENGGOLONGAN DAN SIFAT MATERI

Oleh : Dwi Purwanto (@V02-Purwanto)


ABSTRAK

Ilmu kimia mempelajari perihal pergeseran sebuah zat menjadi zat lain, baik secara impulsif maupun oleh factor luar. Setiap zat kimia mempunyai komposisi dan struktur tertentu. Oleh alasannya itu, dilema pokok ilmu kimia mengenali komposisi dan struktur zat serta kaitannya dengan sifat-sifatnya. Alam berisikan bahan dan energi. Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Materi dapat berupa zat murni atau adonan. Yang termasuk zat murni yakni komponen dan senyawa, sdangkan adonan ada yang homogen (larutan) dan heterogen. Suatu zat kimia, terutama zat murni, dapat diketahui dari sifat-sifatnya, alasannya ia memiliki sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat, dan sifat ekstensif bergantung pada jumlahnya.

Setiap zat murni mempunyai partikel terkecil tertentu. Partikel terkecil bagian disebut atom dan partikel terkecil senyawa disebut molekul. Di bumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni perlu dipisahkan dengan teknik tertentu. Teknik pemisahan itu yakni destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromatografi. Keempat teknik ini masing-masing menurut pada perbedaan titik didih, titik beku, daya larut dan daya serap komponen adonan.

PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan bab dari ilmu wawasan alam yang mempelajari penyusun suatu materi , perubahannya menjadi zat lain serta energi yang terlibat dalam perubahannya.

TUJUAN

1.      Mampu Mengetahui tentang pergeseran materi

2.      Mampu Mengetahui pemahaman materi

3.      Mampu Mengetahui penggolongan materi

4.      Mampu Mengetahui sifat – sifat materi

 

D.  PEMBAHASAN

PERUBAHAN YANG DI ALAMI ZAT

Ilmu kimia adalah bagian ilmu wawasan alam, mempelajari komposisi, struktur zat kimia, dan pergantian-perubahan yang dialami materi dalam prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Komposisi (susunan) zat menyatakan perbandingan unsur membentuk zat itu. Contohnya air dan etanol.

  Ikatan - Ikatan Kimia

Di dalam satu
molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, sedangkan dalam molekul etanol terdapat dua atom karbon, enam atom hidrogen dan satu atom oksigen. Dengan demikian, rumus senyawa air dan etanol ialah H2O dan C2H5OH. Struktur zat kimia, yang sebenarnya menggambarkan letak atom-atom dalam ruang (tiga dimensi). Struktur air dan metanol yang telah disederhanakan ialah:

Sifat bahan dapat dibedakan menjadi sifat fisika dan sifat kimia.

Sifat fisika sebuah kondisi dimana tidak menjadikan pembentukan zat gres/tanpa mengganti susunan atau identitas sebuah zat. Sebagai acuan, kita mampu mengukur titik leleh es dengan memanaskan es balok dan mencatat suhunya saat es bermetamorfosis air. Air berbeda dengan es cuma dari penampilannya dan tidak dari susunannya, sehingga pergantian itu ialah perubahan fisika.

Sifat kimia yakni kecendrungan dari suatu zat untuk mengalami pergantian kimia. Misalnya, sifat kimia dari air yakni akan bereaksi secara hebat dengan natrium dan akan menghasilkan gas hidrogen dan sebuah zat yang disebut natrium hidroksida. Apabila kita amati sifat kimia ini, maka tampakbahwa air dan natriumnya mengalami pergantian disebut pergeseran kimia dan menghasilkan zat. Setelah kita amati sifat kimia ini, air dan natriumnya hilang diganti oleh zat lain.

 

PENGERTIAN MATERI

Menurut Syukri (1999: 11) bahan yakni segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Pada prinsipnya, semua materi mampu berada dalam tiga wujud: padat, cair dan gas.

Ketiga wujud bahan ini dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud yang lain. Dengan pemanasan, sebuah padatan akan meleleh dan menjadi cairan. Pemanasan lebih lanjut akan mengganti cairan menjadi gas. Di sisi lain, pendinginan gas akan mengembunkannya menjadi cairan. Pendinginan lebih lanjut akan membuatnya menjadi padat.

SIFAT – SIFAT MATERI

Ada dua macam sifat bahan, yakni sifat intensif dan sifat ekstensif

Sifat ekstensif yakni dapat bertambah, tergantung pada jumlah materi. Massa, panjang, mol dan volume adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin banyak materi, makin besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif yang sama mampu dijumlahkan. Misalnya, dua keping duit logam memiliki massa gabungan yang ialah jumlah dari massa masing-masing keping uang itu, dan volume yang ditempati air dalam dua gelas ialah jumlah dari volume air di tiap gelas tersebut.

  Energi Bersih Dan Ramah Lingkungan Dari Biomassa

Sifat intensif ialah tidak dapat bertambah, tidak tergantung pada jumlah materi. Sifat intensif mirip suhu, titik didih, titik beku, indeks bias, kerapatan dan rumus senyawa. Suhu yaitu sifat intensif, bayangkan kita mempunyai dua gelas air yang suhunya sama. Jika kita mencampurkan air itu, maka suhu air akan tetap sama dengan suhunya saat masih terpisah.

PENGOLONGAN MATERI

Zat yaitu bahan yang memiliki susunan tertentu atau tetap dan sifat-sifat yang tertentu pula. Contoh: air, perak, etanol, garam dapur, karbondioksida dll. Zat murni digolongkan menjadi bagian dan senyawa.

1.      UNSUR

Unsur yakni bentuk tersederhana dari bahan, tidak mampu diuraikan lagi secara kimia. Unsur berfungsi selaku zat pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai, mulai dari garam dapur sampai senyawa protein yang sungguh kompleks. Semua zat dibentuk dari sekumpulan unsur-bagian yang terbatas.

2.      SENYAWA

Senyawa yakni campuran dua atau lebih komponen dengan perbandingan tertentu dan tetap.

Sebagai pola, gas hidrogen terbakar dalam gas oksigen membentuk air. Air terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen. Semua sampel air, dari manapun asalnya akan mengandung unsur ini dengan perbandingan satu bab massa hidrogen dengan delapan bagian massa oksigen (misalnya 1,0 g hidrogen dengan 8,0 g oksigen). Apabila hidrogen bereaksi dengan oksigen untuk membentuk air, akan selalu bergabung dalam perbandingan massa seperti ini. Makara, apabila ada 1,0 g hidrogen yang bereaksi, maka sempurna 8,0 g oksigen yang juga bereaksi, tidak lebih atau kurang. Atau 2,0 g hidrogen bereaksi dengan 16,0 g oksigen menjadi 18,0 g air.

3.      CAMPURAN

Campuran yakni adonan banyak sekali jenis komponen dan senyawa yang berada bersama membangun materi.

  Tata Cara Termodinamika

Campuran dapat dibagi dua, yakni adonan yang homogen dan heterogen. Ketika sesendok gula dilarutkan dalam air, setelah pengadukan yang cukup usang, susunan dari campurannya di seluruh bab larutan akan sama. Larutan ini disebut adonan homogen. Dengan kata lain campuran homogen yaitu penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fasa. Yang disebut satu fasa yaitu zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu bagian dengan bab yang lain didekatnya.

Campuran heterogen ialah penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih shingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai bagian baskom, contohnya, minyak dan air.

Hubungan antara bagian, senyawa dan aneka macam golongan materi lainnya dirangkum dalam Gambar sebagai berikut :


KESIMPULAN

Materi yaitu segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Materi dapat berupa zat murni atau campuran. Yang tergolong zat murni ialah komponen dan senyawa, sdangkan adonan ada yang homogen (
larutan) dan heterogen. Suatu zat kimia, terutama zat murni, mampu dikenal dari sifat-sifatnya, sebab dia mempunyai sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat, dan sifat ekstensif bergantung pada jumlahnya.

Setiap zat murni memiliki partikel terkecil tertentu. Partikel terkecil komponen disebut atom dan partikel terkecil senyawa disebut molekul. Di bumi jarang terdapat bahan dalam kondisi murni perlu dipisahkan dengan teknik tertentu. Teknik pemisahan itu yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromatografi. Keempat teknik ini masing-masing berdasarkan pada perbedaan titik didih, titik beku, daya larut dan daya serap unsur adonan.

DAFTAR PUSTAKA

James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1. Jakarta: Binapura Aksara.

Keenan, W, Kleinfelter, Wood, Hadyana., 1998. Kimia Untuk Universitas. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-rancangan Inti, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.