“Saya nggak tahu deh, kenapa ya perempuan itu tahu perihal hal yg kecil bahkan sudah sungguh rapi kita sembunyikan?” kata seorang lelaki. Satu piring cane coklat keju ia lahap pelan-pelan.
“Mereka seperti punya mata di belakangnya!” katanya lagi.
Perempuan Punya Mata di Belakang?
Hmm, agak lebay sih. Hiperbolis. Tapi perlu kajian lebih lanjut kenapa Perempuan seakan punya mata di belakang.
Perempuan bukan cuma mempunyai kombinasi sel kerucut yg lebih besar di retina mereka. Mereka pula mempunyai pandangan periferal yg lebih luas daripada laki-laki. Mereka mempunyai semacam peranti lunak di otak yg memungkinkan mereka untuk menyaksikan dengan-cara jelas. Setidaknya dlm 45 derajat di kedua sisinya. Serta di atas & di bawah hidungnya.
Allan Pease & Barbara Pease (Why Men Don’t Listen & Women Can’t Read Maps. 2001)mengatakan banyak perempuan yg memiliki penglihatan periferal efektif nyaris meraih 180 derajat. Mata seorang laki-laki lebih besar daripada mata wanita & otaknya mengkonfigurasi mata itu untuk pandangan jarak jauh (tunnel vision). Artinya ia bisa menyaksikan dgn jelas & akurat apa yg berada pribadi di depannya & meraih jarak yg lebih besar, hampir mirip teropong.
Seorang lelaki mampu melihat jarak yg lebih jauh, tak ubahnya seorang pemburu yg membidik & memburu sasaran dr kejauhan. Ia berevolusi dgn penglihatan yg sempit & subjektif biar perhatiannya tak teralihkan dr buruannya. Sementara perempuan sebaliknya, matanya mampu melihat dgn jangkauan luas agar bisa memantau setiap predator yg mengendap ke sarangnya. Oleh alasannya adalah itu, laki-laki, cowok atau ikhwan akan dgn gampang tahu eksistensi resto yg maknyus meski sungguh jauh letaknya. Namun kadang kala kesulitan memperoleh benda-benda krucil-krucil di dapur atau pun di kulkas.
Sebenarnya kita bisa memajukan jangkauan periferal melalui latihan seperti yg dikerjakan oleh para pilot tempur. Jangkauan periferal bakal timbul dlm keadaan yg mengancam jiwa raga. Selama kerusuhan di suatu penjara di Perth, Aussie pada tahun 1999, tahanan di sana menyandera sipir penjara. Mereka menginformasikan bahwa para petugas akan dibunuh. Lance Bremen melaporkan bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, ia cuma mempunyai “penglihatan tunnel vision khas pria”. Usai selamat dr kejadian itu, penglihatan periferalnya meningkat tajam. Akibat trauma dr peristiwa tersebut & cemas dibunuh, otaknya telah memperlebar jangkauan penglihatannya untuk bisa memantau semua orang yg menjajal untuk mengendap di belakangnya.
Kembali ke perempuan & penglihatan periferalnya. Ia akan bisa menyaksikan sebagian isi lemari dapur atau kulkas–konon–tanpa menggerakkan kepalanya. Hormon estrogen yg dimilikinya pula menciptakan bisa mengenali pasangan benda-benda krucil yg ada di lemari dapur atau kulkas, kemudian mengingatnya dgn acuan acak yg rumit.
Sebuah observasi yg dilakukan oleh Allan & Barbara menilai, pandangan periferal yg lebih luas ini menjadi alasan kenapa perempuan jarang tertangkap tangan sedang melirik atau stalking laki-laki lain. Entahlah. Tapi yg pasti, perempuan adalah mahluk yg patut dimuliakan oleh lelaki. Terutama perempuan itu adalah ibu. Penglihatan batinnya lebih besar lengan berkuasa. Wallahu A’lam. [ @paramuda /Wargamasyarakat]