Perekonomian Indonesia Pada Periode Jokowi (2014-Sekarang)

Perekonomian Indonesia pada kurun Joko Widodo (2014-Sekarang)

Perekonomian Indonesia pada masa Joko Widodo  Perekonomian Indonesia pada masa Joko Widodo (2014-Sekarang)

PADA era pemerintahannya, Joko Widodo atau yang lebih akrab disapa Jokowi merombak struktur APBN dengan lebih mendorong investasi, pembangunan infrastruktur, dan melakukan efisiensi agar Indonesia lebih berdaya saing.
Namun, grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia selama empat tahun abad pemerintahan Jokowi terus berada di bawah pertumbuhan pada periode SBY.
Pada 2015, perekonomian Indonesia kembali terlihat ringkih. Rupiah terus menerus melemah kepada dollar AS. Saat itu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,88 persen.
“Defisit semakin melebar alasannya impor kita condong naik atau ekspor kita yang cenderung turun,” kata Lana.
Di era Jokowi kata Lana, arah perekonomian Indonesia tak terlihat terperinci. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) seolah hanya sebagai dokumen tanpa pengawasan dalam implementasinya. 
Dalam kondisi itu, tak dikenali sejauh mana RPJMN terlaksana. Ini tidak seperti repelita yang lebih fokus dan pengawasannya dilaksanakan dengan baik sehingga bisa dijaga. 
Pada 2016, ekonomi Indonesia mulai terdongkrak tumbuh 5,03 persen. Dilanjutkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,17.
Berdasarkan asumsi makro dalam APBN 2018, pemerintah memprediksi kemajuan hemat 2018 secara keseluruhan meraih 5,4 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2018 ternyata tak cukup menyenangkan, cuma 5,06 persen.
Sementara pada kuartal II-2018, ekonomi tumbuh 5,27 persen dibandingkan kala yang sama tahun kemudian. Hanya ada sedikit perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pada Senin (5/11/2018), BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2018 sebesar 5,17 persen, malah melambat lagi dibandingkan kuartal sebelumnya.
Untuk kuartal IV-2018, perkembangan ekonomi diprediksi meleset dari perkiraan APBN. Bank Indonesia, contohnya, memprediksi perkembangan Indonesia secara keseluruhan pada 2018 akan berada di batas bawah 5 persen.