Seorang peneliti mesti memiliki sikap objektif. Mengapa demikian? Karena peneliti mesti menciptakan kesimpulan yg lebih baik dgn dukungan data atau fakta tanpa mencampurnya dgn usulan atau perasaan langsung. Sikap objektif mesti dijunjung tinggi untuk memandang sebuah duduk perkara.
Hal ini dikarenakan perilaku objektif lebih pasti berkat pemberian data atau fakta, & dapat diyakini keabsahannya.
Sedangkan sikap subjektif cenderung pada seseorang yg mana berpikiran relatif, hasil prasangka menurut perasaan maupun selera orang. Untuk lebih lengkapnya, berikut kami jelaskan perbedaan objektif & subjektif.
Pengertian Objektif & Subjektif
Jika dipandang dr pemahaman sejarah objektif & subjektif, objektif merupakan sejarah yg terjadi diluar prasangka atau pemikiran manusia.
Contoh sejarah objektif yaitu tsunami, gempa bumi, maupun peristiwa yg ditimbulkan oleh alam.
Sedangkan subjektif merupakan sejarah yg terjadi dgn sepengetahuan insan atau bahkan karena ulah dr insan itu sendiri.
Contoh sejarah subjektif adalah perang, tentang inovasi, & lain sebagainya.
Perbedaan Objektif & Subjektif
Berikut perbedaan antara objektif & subjektif yg kami sajikan dlm bentuk tabel.
Perbedaan | Objektif | Subjektif |
---|---|---|
Berdasarkan pada | Penelitian terhadap fakta terukur | Kepercayaan pribadi, usulan, perkiraan, & interpretasi |
Umumnya didapatkan pada | Ensiklopedi, laporan gosip, buku teks | Blog, review, komentar di Internet,
editorial surat kabar, biografi |
Cocok untuk penentuan keputusan? | Cenderung iya | Cenderung tidak |
Cocok untuk laporan isu? | Iya | Tidak |
Contoh Nilai Estetis Bersifat Objektif & Subjektif
Sifat objektif dalama nilai estetis berhubungan dgn suatu keindahan yg dihasilkan dr suatu karya seni dr mata wujud fisik sebuah benda.
Sedangkan subjektif yakni sifat yg tergantung individu memandang nilai estetika sebuah karya seni tersebut, & setiap individu memiliki penilaian berlawanan.
- Objektif: Seseorang menilai karya seni lantaran memang anggun & bernilai jual tinggi. Hal tersebut menurut usulan yg tak didapat cuma oleh satu orang.
- Dengan pertolongan fakta yg menyatakan bahwa barang tersebut memang bagus.
- Subjektif: Seseorang menganggap suatu karya seni yg anggun dr sisi warna yg gelap, sedangkan pendapat orang lain menyatakan bahwa suatu karya seni tersebut tak anggun lantaran tak menggemari warna yg gelap tersebut.
Contoh Sikap Berpikir Objektif & Subjekif
Berpikir objektif yaitu dgn mengambil tindakan atau menyimpulkan dgn menyaksikan apa yg dikerjakan oleh pelaku.
Sedangkan subjektif mengambil tindakan atau menyimpulkan dgn menyaksikan siapa yg melaksanakan.
Contoh kasus yg kami paparkan yaitu seorang polisi yg mengendarai sepeda motor & menerobos lampu merah.
- Objektif: Jika berpikir dengan-cara objektif, maka polisi tersebut terang bersalah dikarenakan telah melanggar aturan kemudian lintas.
- Subjektif: Jika dipikir dengan-cara subjektif, maka akan menyampaikan “Tidak mengapa, dia polisi. Mungkin ia sedang mengejar-ngejar pelaku kriminal sehingga nekat menerobos lampu merah tersebut”.
Demikianlah klarifikasi mengenai perbedaan objektif & subjektif. Dilain hal, perbedaan.info pula mengulas Perbedaan Efektif & Efisien.