Perbedaan Nabi Dan Rasul Dalam Islam

Sahabat beriman! Sebagaimana yang telah dikenali bahwa jumlah para nabi dan rasul tersebut jumlahnya sangat banyak, tetapi hanya 25 orang nabi dan rasul saja yang wajib dikenali oleh umat Islam. Dari sekian jumlah nabi dan rasul tersebut ternyata nabi dan rasul itu memiliki perbedaan-perbedaan dalam keharusan membuatkan ajaran dakwah dan syari’atnya.

Menurut pengertiannya bahwa nabi adalah seorang yang menerima wahyu dari Allah swt. sedangkan rasul yakni seorang yang mendapatkan wahyu dari Allah swt dan wajib membuatkan ajarannya. Mengimani adanya nabi dan rasul termasuk salah satu rukun doktrin yang ke-4.

Diantara para nabi dan rasul tersebut juga ada yang digelari dengan sebutan Rasul Ulul Azmi, apa itu ulul azmi? Rasul ulul azmi adalah para rasul yang mempunyai kesabaran dan ketekunan yang sungguh hebat. Siapa saja mereka itu? mereka yakni Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi Muhammad saw.

Sebelum Nabi Muhammad saw diutus, Allah telah menyuruh rasul-rasul pada tiap-tiap umat. Ajaran atau syari’at para rasul ini berbeda-beda dan cuma ditujukan khusus untuk umatnya saja. Nabi Muhammad ialah nabi dan rasul terakhir dan diutus untuk seluruh umat insan. Syari’atnya menyempurnakan fatwa para rasul terdahulu. 

Meski terdapat perbedaan, inti semua anutan para nabi dan rasul adalah tauhid atau pengesaan kepada Allah swt.

Tidak semua para nabi dan rasul disebutkan dalam kitab suci al Quran, tetapi ada beberapa nama lain yang Allah kisahkan dalam kitab sucinya mirip dongeng wacana Khidir, Lukman Al hakim, Dzulkarnain dan Siti Maryam.
Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam, antara lain :

1. Seorang rasul sudah niscaya seorang nabi, namun seorang nabi belum pasti seorang rasul.

2. Nabi sebatas mendapatkan wahyu tanpa keharusan untuk mendakwahkannya, sedangkan seorang rasul wajib mendakwahkannya kepada kaumnya.

3. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian, “Rasul lebih utama ketimbang nabi berdasarkan ijma’, alasannya adalah rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi dibandingkan dengan jenjang kenabian”.

4. Nabi pertama adalah Nabi Adam As, sementara rasul pertama yakni Nabi Nuh As.

5. Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus terhadap kaum yang sudah beriman.

6. Para rasul diutus dengan menenteng syari’at/aturan gres, sedangkan nabi hanya mengikuti aturan dan aturan dari rasul sebelumnya.

7. Seluruh rasul diselamatkan dari percobaan pembunuhan dari umatnya, namun sebagian para nabi pernah dibunuh oleh umatnya. 

Ibnu Katsir berkata bahwa, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Abu Ubaidah, ia menyampaikan bahwa umat Yahudi pernah membunuh 43 nabi sekaligus di pagi hari, kemudian ada sekelompok orang shalih yang menentang pembunuhan tersebut, namun di sore harinya sekelompok orang shalih tersebut dibunuh mereka pula.

Pada pada dasarnya semua nabi dan rasul mengajarkan anutan tentang ketauhidan dalam rangka mengesakan Allah swt, bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah swt Tuhan semata yang sudah membuat seluruh makhluk yang ada di bumi dan yang ada di langit beserta seluruh alam semesta raya.

Dalam undangan dakwahnya para nabi dan rasul menyampaikan dua info yaitu sebagai basyir (kabar bangga) dan selaku nadzir (pemberi perayaan) terhadap seluruh umat insan.
Para nabi dan rasul mempunyai sifat Ma’shum yang artinya terjaga dari kesalahan atau tersadar dari kemaksiatan yang menimbulkan dosa. Jikapun para nabi dan rasul melaksanakan sedikit kesalahan maka Allah swt segera menegur dan meluruskannya.
Semua nabi dan rasul dalam mengemban misinya sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan senantiasa dibekali dengan Mukjizat-mukjizat sebagai karunia Allah swt. Dengan adanya Mukjizat tersebut para nabi dan rasul memiliki kelebihan-keunggulan dari manusia pada umumnya dan semoga menawarkan bukti positif kebenaran bagi umat manusia.
Demikian bahasan singkat wacana perbedaan nabi dan rasul dalam Islam.
Semoga berguna. Wallaahu A’lam.