Perbedaan Evolusi, Akulturasi Dan Difusi

Saat ini pesatnya teknologi komunikasi dan berita telah mengubah muka peradaban manusia di dunia. 

Dalam hitungan detik kini seseorang sudah bisa mengetahui hal-hal yang berada di luar daerahnya. 

Salah satu pengaruh globalisasi yaitu hadirnya pola-teladan gres dalam budaya penduduk . 

Ada beberapa teori sosial yang mampu diadopsi dalam perubahan budaya penduduk di kala globalisasi dikala ini. Berikut penjelasannya.


a.  Evolusi
Evolusi yaitu penduduk bergerak dari satu tahap atau fase ke tahap atau fase lain yang lazimnya dalam bentuk yang lebih baik dan lebih sempurna. 

Aliran ini meningkat pertengahan kedua masa ke-19. Tokoh yang paling besar lengan berkuasa dalam aliran ini yakni evolusionist Charles Darwin.


Teori ihwal seleksi alam menawarkan dasar  yang kuat bagi klarifikasi evolusi biologis. Ahli Sosiologi  memimpikan masyarakat meningkat secara bertahap dari penduduk yang penuh kekejaman ke penduduk yang beradab. 

Evolusi diyakini sebagai respon terhadap seperangkat aturan alam yang menjelaskan setiap tahap dalam organisasi sebuah masyarakat. 


Gagasan evolusi dikaitkan dengan gagasan-ide progress, kemajuan, dan perkembangan. Setiap tahapan menggambarkan sebuah tahap lebih tinggi ketimbang tahap sebelumnya, dengan tahap selesai masyarakat yang sempurna.

Globalisasi ialah keniscayaan
b.  Akulturasi

Akulturasi yaitu  sebuah proses mendapatkan komponen-unsur budaya lain, baik yang bersifat material maupun nonmaterial, sebagai akhir kontak face to face dan berjalan sangat lama. 

Akulturasi merupakan hasil dari: perang, penjelajahan, agresi militer, atau kolonisasi, serta melalui misionaris atau pertukaran budaya. 


Kelompok politik atau golongan dengan teknologi lebih rendah lebih banyak mengadopsi atribut kebudayaan dari kalangan yang lebih banyak didominasi. 

Akulturasi yakni peminjaman kebudayaan dari kalangan superior oleh kalangan inferior. Akulturasi  terjadi secara sukarela atau secara paksaan. 


Dalam akulturasi sukarela,  para anggota kalangan bersedia mendapatkan efek dari luar dengan sukarela, tanpa memerlukan adanya tindak kekerasan atau paksaan dari pihak pendatang atau kalangan lain.  

Dalam akulturasi paksaan: para anggota kelompok menerma kebudayaan lain melalui paksaan atau tindak kekerasan dari golongan lain. Akulturasi paksaan mampu menyebar lebih cepat dan lebih luas.


c.  Difusi

Difusi adalah  proses dimana inovasi menyebar dari satu budaya ke budaya lain atau dari suatu subbudaya ke subbudaya lainnya. Menurut Elliot Smith,  sekitar tahun 3000 SM, Mesir mengalami kemajuan budaya yang sangat besar. 

Di Mesir teknologi pertanian berkembang dengan cepat, geometri didapatkan, pekerjaan dengan logam dan peralatan dikembangkan dan suatu tatatan politik yang efektif ditemukan. 


Penemuan di Mesir saat itu merupakan karena pergantian sosial di berbagai belahan dunia, dan inovasi-inovasi itu diadopsi oleh sebagian besar penduduk . 

Smith membuktikan terdapat persamaan budaya antara orang Mesir pada era-abad awal dengan suku Inca di Peru, orang India, dan orang Meksiko. 

Teori Smith ini menyediakan alternatif bagi teori evolusi yang memposisikan bahwa pergeseran sosial ialah hasil kontak dan difusi di antara penduduk .