Postingan kali ini kita akan mencar ilmu mengetahui perbedaan antara eksosistem rawa gambut dengan ekosistem rawa air tawar.
Ekosistem rawa gambut pada dasarnya ditumbuhi oleh vegetasi yang spesifik atau memiliki ciri khas.
Sama halnya dengan hutan rawa, hutan gambut dengan hutan rawa sering disebut dengan hutan rawa saja.
Daerah diantara hutan gambut dan hutan rawa disebut hutan bergambut. Di dalam kawasan hutan bergambut terdapat komponen-bagian pembentuk hutan rawa dan hutan gambut.
http://www.asknature.org/ |
Hutan rawa dan hutan gambut terdapat pada satu kawasan dan lazimnya hutan gambut ialah kelanjutan dari hutan rawa.
Disamping itu terdapat perbedaan antara hutan gambut dan hutan rawa adalah: Hutan gambut mempunyai lapisan gambut, adalah lapisan bahan organik yang tebal dan mampu mencapai 1-2 m sedangkan hutan rawa, tebal materi organiknya lebih tipis yaitu sekitar 0,5 m.
Kedua hutan ini selalu hijau dan memiliki tajuk yang berlapis-lapis dengan aneka macam jenis namun tidak selengkap hutan hujan.
Biasanya didominasi oleh jens dikotil dan ketinggian nya mampu meraih 30 m khususnya di bagian tepi.
Semakin ke tengah, vegetasi yang ada pada hutan gambut maka pohonnya akan makin pendek.
Ada saatnya di tengah hutan gambut dimana lapisan gambut mampu meraih 2 m sering disebut hutan cebol.
Jenis vegetasi hutan gambut biasanya berisikan jenis Palmae, Pandanus, Podocarpus dan beberapa wakil dari famili yang terdapat pada hutan hujan mirip famili Dipterocarpaceae.
Ph habitat rawa gambut berkisar di angka 3,2 dan bersifat nyaris steril sehingga jumlah vegetasi di sana tidak terlampau banyak tetapi pada umumnya ialah vegetasi khas.
Komposisi vegetasi yang ada pada hutan gambut sangat tergantung pada gambutnya.
Gambut yakni sebuah tipe tanah yang dibentuk dari sisa-sisa flora (akar, batang, dahan, ranting, daun dan yang lain) serta memiliki kandungan bahan organik yang sungguh tinggi.
Permukaan gambut mirip kerak yang berserabut menutupi bab dalam yang lembab berisikan bagian kayu-kayu besar dan sisa tumbuhan lain.Gambut terbagi dua ialah Gambut Ombrogen dan Gambut Topogen.
Gambut Ombrogen ialah tipe yang biasa ditemui dan berlokasi di erat pantai dengan kedalaman solum mencapai 20 m. Air bertipikal sangat asam dan miskin zat hara (oligotropik) terutama kalsium.
Permukaan tanahnya lebih tinggi dari permukaan air disekelilingnya dan tumbuhan yang tumbuh pada tanah ini memakai zat hara dari tumbuhan itu sendiri, dari gambut dan air hujan. Tidak ada zat hara yang berasal dari sumber lainnya.
Gambut Topogen yakni tipe gambut yang kurang umum dijumpai dan biasanya dibentuk pada lekukan – lekukan tanah.
Vegetasi yang ada pada tanah ini menerima zat hara dari mineral tanah, air sungai, sisa tanaman dan air hujan.
Gambut Topogen terdapat di pantai-pantai di balik bukit pasir dan tempat pedalaman di mana drainase nya terhambat.
Tebal gambut ini lazimnya sekitar 4 m dengan air yang bersifat agak asam dan mengandung zat hara lumayan banyak (mesotrofik).
Eksosistem Rawa Air Tawar ialah ekosistem dengan tipe habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya akan mineral dengan pH di angka 6.
Kondisi permukaan air tidak senantiasa tetap kadangkala naik dan kadang turun bahkan mampu mengering sekalipun.
Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh bermacam-macam jenis vegetasi yang disebabkan oleh terdapatnya bermacam-macam jenis tanah pada rawa tersebut. Biasanya dalam ekosistem ini tidak terdapat banyak vegetasi.
Di beberapa daerah, rawa air tawar banyak ditumbuhi rumput dan ada pula yang hanya ditumbuhi pandan atau palem yang menonjol.
Adapula yang menyerupai kenampakan hutan dataran rendah dengan akar tunggang atau akar napas maupun mirip penupang pohon.
Cagar alam Way Kambas di Lampung termasuk dalam jenis ekosistem rawa air tawar. Berbeda dengan hutan rawa gambut, pada hutan rawa air tawar tidak terdapat kandungan gambut yang tebal dan sumber airnya berasal dari air hujan atau air sungai.