Peranan Public Relation Dalam Organisasi

Peranan Public Relation Dalam Organisasi 
I. PENDAHULUAN
Manusia yakni makhluk social dan sebagai makhluk yang bermasyarakat dia senantiasa melakukan interaksi. Hal ini berjalan alasannya adalah insan ingin menyanggupi keperluan hidupnya seperti kemakmuran, keselamatan dan keamanan. Dalam melaksanakan interaksi tersebut muncullah aneka macam kepentingan vans kadang-kadang antara satu dengan yang yang lain sering sangat berbeda. Untuk mengakomodasi sejumlah kepentingan yang berlainan itu bukanlah pekerjaan sederhana. Untuk menjalin usaha ke arah itu maka aktivitas komunikasi yakni merupakan pekerjaan utama yang mesti mahir dilakukan. Jika usaha untuk menciptakan kebersamaan lewat komunikasi juga masih sulit ditempuh maka menciptakan pengertian, masih mampu dijalankan yaitu mengerti perbedaan masing-masing.
Terhadap keseluruhan problem yang sudah dikemukakan di atas senantiasa ditemui dalam aneka macam organisasi baik yang berukuran besar maupun dalam level organisasi yang berskala kecil. Organisasi yaitu ialah salah satu yang sangat banyak mempergunakan aktifitas komunikasi dalam melaksanakan kegiatannya. Barangkali tidak berlebih-lebihan Jika dibilang bahwa tanpa aktivitas komunikasi, maka suatu organisasi tidak akan ada fungsi yang mampu terlaksana. Sebagai orang yang terjun dalam sebuah organisasi, maka perlu mendapat perhatian yang sangat banyak supaya bagaimana melaksanakan public relation dalam sebuah organisasi agar mampu terlaksana semua bagian- bagian dalam organisasi yang mereka tempati untuk lebih menyebarkan diri sejak dini. Banyak hal yang kita mampu temui dalam acara organisasi yang dapat menciptakan kita memacu untuk meningkatkan kegiatan public relation Misalnya saja korelasi antar bidang-bidang, dalam setiap organisasi.
Hal ini bukan hanya terjadi dalam ruang lingkup organisasi dimana kita tempati selaku pengelola ataupun anggota namun juga mampu lebih ditingkatkan terhadap korelasi antara organisasi yang lain dimana public relation Justru sungguh dibutuhkan. Namun untuk lebih mendalami public relation maka alangkah baiknya kita telusuri pengertian dan sejarah pertumbuhan public relation sebagai berikut ini.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Public Relation
Istilah Public Realtion (PR) diterjemahkan harfiah ialah korelasi masyarakat, sering juga ditulis PUREL. Penerapannya di Indonesia belum terlalu lama. Tetapi pada dua decade terakhir ini public relation menjadi bidang pekerjaan yang cukup digandrungi oleh banyak kalangan dan didalam sebuah instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan, begitu juga dalam suatu sari tidak kalah pentingnya. Bahkan sudah meningkat dan diminati oleh banyak orang. Obyek studi relation di Perguruan Tinggi selaku institusi pendidikan bidang ini banyak disukai oleh para kandidat mahasiswa.
Lahirnya public relation masih belum dibenahi dengan pasti dan masih banyak kontroversi di antara para andal. Glend dan Danny Grisworld (dalam Oemi Abdurrahman) mengemukakan bahwa pekerjaan public relation sudah dikerjakan oleh Cleopatra dengan segala kemegahan seorang Ratu menyambut Mark Antony ditepi sungai Nil. Transaksi perdagangan barang terjadi di Jaman Neolithic, baik para pedagang maupun Ratu Cleopatra berupaya mengadakan kekerabatan yang sifatnya dapat menggembirakan dan menguntungkan orang lain. Konon dari sinilah awal mula kegiatan public relation mulai tersentuh. Namun masih sukar untuk menentukan kapan pekerjaan public relation dikerjakan secara terencana alasannya tidak ada pinjaman niscaya yang dapat memilih kapan public relation seperti yang dipraktekkan sekarang ini.
Dewasa ini orang bukan saja mengenal public relation namun karena public relation telah demikian meluasnya sehingga obrolan tentang sistematik public relation sudah menjelma public relation officer (PRO). Jika kita mencoba melacak pemahaman public relation kita sebutkan salah satu Pakar Internasional Jefkins, yang menyatakan bahwa public relation adalah suatu public service ke dalam dan keluar organisasi. 
Jefkins khususnya menyaksikan tugas public relation dalam membentuk iman kepada organisasi diri. Dikemukakan proses public relation selaku berikut :
  • Hostility Sympathy
  • Prejudice Acceptance
  • Apathy Interest
  • Ignorance Knowledge
  Angket Komunikasi Interpersonal
Ia menggariskan bahwa betapa sukarnya pergantian pertimbangan terutama bagi hal-hal yang belum dikenali atau usulan-pendapat yang didasarkan terhadap praduga, iktikad dan perilaku yang dikemukakan dalam lingkungan khalayak terlebih lingkungan rumah atau keluarga, maka tugas dari public relation ialah mengatasi situasi-situasi negatif ini. Hal ini dijalankan lewat public relation transfer proses untuk mencapai pengertian. 
Jefkins menggarisbawahi bahwa tanpa pemahaman mustahil untuk mengharapkan consensus apalagi koordinasi. Akhirnya Jefkins menunjukkan definisi untuk praktek public relation yang diambilnya dari sumber-sumber Meksiko selaku berikut :
Praktek hubungan masyarakat yaitu seni dan ilmu sosial mengenai evaluasi kecendrungan, prediksi kepada konsekwensi, memberi konsultasi kepada pimpinan organisasi dan melakukan perencanaan program dan memberikan pelayanan yang bagus kepada kepentingan organisasi maupun public (1982.203).
Melihat lingkup dari public relation yang sedemikian luas meskipun dirumuskan secara sangat padat dan ringkas dalam satu kata, pengertian, maka keutamaan-spesialisasi dalam bidang public relation pun menuntut pengetahuan mendalam bidang sosial mirip manajemen. sosiologi, psikologi sosial, antropologi, hukum, ekonomi dan politik. Bahkan dengan kian cepatnya kemajuan kedigdayaan – kehebatan teknologi, maka wawasan yang sungguh dasar dan minim perlu dikuasai tentang keterkaitan kemajuan teknologi serta dampaknya terhadap penduduk maupun kemungkinan pencegahan dampak-efek negatif secara antisipatif yang membutuhkan keterkaitan antara aturan dan teknologi.
Secara biasa public relation cukup umur ini dibagi dalam commercial dan non commercial. Dimana dengan jenis terakhir dimaksudkan khususnya kegiatan-aktivitas public relation oleh pemerintah dan forum-lembaga non komersial yang terutama bergerak dalam bidang sosial.
Pengalaman memberikan bahwa public relation dengan gin dan tonic dalam tangan dan perempuan bergaya “Cinderella” tidak memadai lagi untuk public relation yang efektif. Masalah yang hares dipecahkan oleh public relation terlalu banyak, adalah selain berhadapan dan menggarap banyak sekali jenis khalayak, juga berhadapan dengan berbagai sikap dari seseorang di dalam dan diluar sebuah organisasi. Belum lagi dilema-persoalan hukum yang perlu diamati dalam pesan-pesan public relation dalam suatu organisasi.
B. Public Relation dalam Organisasi
Seperti dikenali bahwa insan adalah makhluk sosial. Aristoteles menyebutnya zoos politicos. Manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat dan dia menggolongkan serta memasyarakatkan diri, justru sebab didorong oleh permintaan masalah hidupnya, yang bagi manusia cuma mungkin terpenuhi dengan baik bila insan itu hidup berafiliasi dan berkelompok. Dalam kelompok dan dalam pergaulan sehari-hari manusia itu kemudian menjalin koordinasi yang bagus, untuk mencapai suatu tujuan. Bentuk kerjasama insan untuk meraih tujuan bersama ini disebut organisasi.
Dengan demikian, organisasi merupakan sebuah alat bagi manusia untuk meraih suatu tujuan. Organisasi sebagai alat, bukanlah sesuatu yang beku, malah ialah sesuatu yang hidup dinamis. Karena ialah fenomena sosial, maka beliau terbentuk disebabkan adanya kerinduan manusia pada kehidupan yang lebih tepat. Untuk itu, organisasi merupakan sebuah kekuatan yang dinamis justru karena ia berintikan insan yang tidak tetap sifat dan wataknya. Manusia dalam organisasi Itu dibagi dua adalah pimpinan dan pelaksana, manager and employed atau atasan dan bawahan. Pimpinan lah yang menyusun acara dan kebijaksanaan, melakukan kerjasama kepada bawahannya. Untuk meningkatkan efisiensi kerja, maka bawahanlah yang melakukan segenap planning dan budi yang sudah ditetapkan itu.
Dengan demikian nyatalah bahwa untuk mencapai tujuan, manusia-insan itu memerlukan koordinasi, baik antara bawahan dengan bawahan maupun koordinasi antar bawahan dengan atasan.
Oleh sebab itu berintikan manusia yang mempunyai budpekerti, pembawaan, kesukaan dan lain-lain, yang tidak sama bagi setiap individu, maka diharapkan seorang pemimpin yang harus mengkoordinir bawahannya dan mesti menciptakan kolaborasi yang bagus dengan orang-orang dalam organisasi itu untuk kemudian kerjasama dan dukungan masyarakat luar. Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan seni dan wawasan memimpin yang sering disebut manajemen.
Manajemen yang merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-langkah-langkah : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dijalankan untuk memilih serta meraih target yang sudah ditetapkan lewat pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Pengertian dasar perihal manajemen seperti di atas memberikan bahwa :
a. Manajemen yakni proses kerjasama manusia untuk mencapai tujuan bersama
b. Manajemen yakni pelaksanaan kerjasama dijalankan secara sistematis, teratur dan procedural lewat pembimbingan seorang pemimpin
c. Manajemen yakni ilmu atau seni memanfaatkan sumber daya insan dan sumber daya lain tergolong waktu untuk meraih tujuan
Untuk melakukan acara-acara dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka ada beberapa rangkaian acara yang mesti dilaksanakan yang sering disebut selaku fungsi manajemen. Fungsi administrasi ini dikemukakan oleh para jago secara berbeda-beda, tetapi secara esensial yaitu sama.
Ada beberapa fungsi manajemen yang dikemukakan oleh beberapa andal namun salah satunya yaitu George R. Terry adalah Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
Planning yaitu proses penentuan tujuan berikutnya penentuan tindakan tersebut sering disebut 5W + I H (what, who , why, when, where dan How). What (Apa) artinya memilih apa yang akan dijalankan, who (siapa) yang melaksanakan, why (mengapa) dilaksanakan acara tersebut, how (bagaimana) cara. (meto ; dan prosedur) melaksanakan acara tersebut, selanjutnya penentuan kapan (when) dan dimana tempatnya (where) acara tersebut dikerjakan.
Organizing (pengorganisasian) yakni proses dengan mana penentuan apa yang mau dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya. Penentuan apa yang dikerjakan yakni penentuan peran-tugas atau jabatan-jabatan yang diperlukan untuk meraih tujuan tersebut. Sedangkan yang dimaksud siapa yang mengerjakannya adalah penentuan orang-orang yang sesuai dengan jabatan-jabatan yang sudah ditetapkan itu.
Actuating (penggerakan), S.P. Siagian menyebutnya Motivating ialah memperlihatkan motivasi atau dorongan kepada orang-orang yang terlibat dalam rangka pencapaian tujuan tersebut semoga mereka mempunyai semangat kerja yang tinggi misalnya memberi anjuran , imbalan, penghargaan, cita-cita dan sebagainya.
Controlling (pengawasan), pengawasan dimaksudkan disamping menangkal terjadinya penyimpangan juga dijadikan alat untuk memeriksa sejauh mana pekerjaan itu telah dikerjakan sesuai dengan penyusunan rencana yang sudah diputuskan lebih dulu. Jadi pengawasan bukan bermakna mencari kesalahan.
C. Kaitan Public Relation dalam Sebuah Organisasi
Sebagai organisasi meliputi didalamnya proses administrasi yang sudah kami utarakan di atas. Dimana dalam organisasi juga memiliki tujuan tertentu yang sudah disepakati oleh para anggotanya untuk diraih secara bersama pula. Oleh sebab itu dalam meraih tujuan tersebut memerlukan administrasi yang baik disetiap bidang agar tercipta pembagian peran yang merata secara proporsional.
Dalam proses meraih tujuan itulah memerlukan public relation untuk mengoperasionalkan atau mengaktualisasikan perencanaan-penyusunan rencana yang sudah ditetapkan bareng baik yang berupa program jangka panjang maupun jangka pendek. Sehingga tercipta prosedur kerja dan proses kerjasama yang baik antara sesama Pengurus sebuah organisasi ataupun setiap anggota organisasi.
Untuk lebih mengkonkritkan public relation dalam suatu organisasi berikut kami utarakan peran daripada public relation, sehingga gampang diketahui yakni sebagai berikut :
1. Menyampaikan kebijaksanaan-kecerdikan manajer (pimpinan) organisasi
2. Mendengarkan usulan-pertimbangan masyarakat (anggota)
3. Menciptakan suasana saling memahami atau ” interaction” dan hubungan yang baik diantara sesa­ma pengelola, sesama anggota dari senior hingga yunior
Melalui uraian singkat ini, jelaslah public relation sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Organisasi dapat berlangsung dengan bagus apabila public relation dalam organisasi tersebut berjalan tanpa gangguan pula.
III. PENUTUP
a. Public relation mengalami perkembangan yang cukup pesat dan juga tantangan yang makin besar dimana nisi sudah ialah sebuah profesi baik diinstansi pemerintahan maupun swasta cukup umur ini
b. Public relation dalam suatu organisasi memiliki keterkaitan yang sangat bersahabat, dimana public relation merupakan penggagas aktifitas-aktifitas dalam suatu kegiatan di sebuah organisasi
c. Proses public relation dan proses aktivitas dalam sebuah organisasi merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan sebab operasional kegiatan organisasi, public relation turut memilih kelangsungan kekerabatan sesama pengelola anggota maupun antar organisasi yang ada.
BIBLIOGRAFI
Abdurrahman Oemi, 1993, “Dasar-dasar Public Relation”, Citra Aditya Bakti, Bandung
Bonar SK, 1983, “Hubungan Masyarakat Modern”, Bina Aksara.. Jakarta
Bownell, Clifford Lee, 1995, “Public Relation in Education”, Mc Graw-Hill, New York.
Griswold, Glend and Denny, 1984, “your Public Relation”, Fung and Wagnals Company, New York
H.Frazier Moore, 1988, “Hubungan Masyarakat Prinsip Kasus dan Masalah Satu”, Penyunting Onong Uchana Efendi, Remaja Karya.
Susanto S., Astrid Sunario, 1993, “Globalisasi dan Komunikasi”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta