close

Peran Energi Hijau Bagi Kebidupan “Yuk Kita Budibayakan Energi”

Oleh: Ika Devi Sunbulat Sari (@T03-Ika) 

Mind Mapping Energi Hijau

Abstrak

Energi dalam kehidupan insan menjadi keperluan pokok, apalagi di kala sekarang ini didukung dengan banyak potensi teknologi yang meningkat pesat. Namun di samping itu seringkali kita gegabah dan tidak peduli ternyata energi yang kita pakai dikala ini itu terbatas jumlahnya. Mengingat sumber energi yang kita pakai pada umumnya bersumber dari minyak bumi atau bahan bakar fosil. Keterbatasan ini menciptakan insan mesti sadar bahwa perlu mempertimbangkan solusi untuk alternatif sumber energi yang baru, bahkan jika bisa kita mesti menemukan inovasi sumber energi yang mampu memperbaharui dirinya sendiri. Maka dari itu muncullah konsep Energi Hijau ini, dan akan kita bahas lebih lanjut di dalam artikel ini perihal pemahaman energi hijau, ruang lingkupnya serta beberapa contoh negara yang telah menerapkan energi hijau di dunia.

Kata kunci: kimia, energi hijau, terbarukan, penemuan, wawasan pengembangan, penerapan

Abstract

Energy in human life is a basic need, especially nowadays, it is supported by a lot of technological potential that is developing rapidly. But besides that, sometimes we neglect and ignore it, it turns out that the energy we use today is limited in number. Given the energy sources we use mostly come from petroleum or fossil fuels. This limitation makes people realize that they need to think of solutions for new alternative energy sources, even if we can, we must find innovative energy sources that can renew themselves. Therefore, the concept of Green Energy emerged, and we will discuss it further in this article regarding the meaning of green energy, its scope and some examples of countries that have implemented green energy in the world.

Keywords: chemistry, green energy, renewable, innovation, knowledge development, application

1.    Pendahuluan

Energi yang ialah sumber daya terpenting dan vital bagi kehidupan insan sehari hari-hari. Sejalan dengan tuntutan keperluan energi, energi yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan ekonomi terus bertambah. Penggunaan energi masih didominasi oleh energi fosil yang menjadi sangat terbatas dan outputnya belum dilaksanakan secara optimal (Mala & Mardiati, 2018).

Keterbatasan dari energi fosil ini alhasil menuntut insan untuk memikirkan dan menciptakan sebuah alternatif. Alternatif yang bisa mengambil a
lih ketergantungan manusia dari energi fosil tersebut. Muncullah suatu rancangan baru yang dikenal dengan Energi Hijau, yang diharapkan memunculkan sebuah penemuan yang ramah lingkungan dan sesuatu yang tidak terbatas jumlahnya. Tidak memburu energi namun kita membudidayakan energi tersebut, sehingga akan senantiasa mudah untuk ditemukan.

Maka dari itu, di dalam postingan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai energi hijau, ruang lingkupnya, dan beberapa penerapannya.

2.   Rumusan Masalah

Ø  Apa yang dimaksud energi hijau?

Ø  Bagaimana ruang lingkup dari energi hijau?

Ø  Apa saja teladan penerapan di bidang energi hijau di beberapa negara di dunia?

 

3.   Tujuan

  Pengaplikasian Dan Pengembangan Penemuan Berbasis Desain Industri Hijau

Ø  Untuk mengetahui apa yang dimaksud energi hijau.

Ø  Untuk mengenali ruang lingkup dari energi hijau.

Ø  Untuk mengetahui teladan penerapan di bidang energi hijau di beberapa negara di dunia.

 

4.   Pembahasan

Ø Pengertian Energi Hijau

Dalam tulisan Hidayat (2021) yang mengkutip dari Petrescu (2014); Energi hijau ialah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau “hijau”) ketimbang bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, geothermal, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang ide mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki persoalan limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan.

Energi hijau yang sering disebut materi bakar hayati atau biofuel Diuraikan tiga macam materi bakar bio dengan pembakaran eksklusif, konversi biomassa menjadi gas, dan konversi biomassa menjadi materi bakar cair, ialah biodiesel, bioetanol, dan bio-oil sebagai pengganti minyak tanah.  Dibahas pula sejumlah tumbuhan bahan baku biofuel yang tumbuh di Indonesia.

Ø Ruang Lingkup dari Energi Hijau

Ruang lingkup energi hijau mencakup 5 sumber energi, diantaranya adalah.

1)  Biomassa, berasal dari bahan biologis yang hidup atau gres mati yang kemudian diolah menjadi sumber materi bakar. Biomassa ini sesungguhnya telah ada dari zaman nenek moyang kita, mirip aktivitas aben kayu bakar untuk menciptakan api unggun untuk mengolah masakan. Semakin berkembangnya zaman dan menipisnya materi bakar fosil, biomassa menjadi salah satu alternatif pengganti bahan bakar tersebut. Dan sekarang ini telah bermacam bentuknya, diantaranya yakni.

a.    Biogas (yang berasal dari olahan kotoran hewan ataupun manusia, material tanaman dan lainnya, yang difermentasi dengan bantuan mikroorganisme -> gas metana);

b.   Kayu kering (yang dibakar, digunakan  untuk bahan bakar memasak, pembangkit listrik tenaga uap, namun sayang menciptakan emisi gas CO2);

c.    Limbah dari Pertanian/Petenakan (berbentuk kotoran ternak, ampas tebu, bonggol jagung ataupun jerami dapat dimasak menjadi bahan bakar yang mampu menciptakan listrik);

d.   Tanaman energi (hasil dari flora yang ditanam secara komersial (rami, jagung, gandum, dan kedelai) dapat dimasak menjadi bahan bakar seperti propanol, biodisel, butanol, dan etanol).

2)  Energi Matahari, ialah salah satu sumber energi terbarukan dan mempunyai peluangyang besar untuk mampu dimanfaatkan secara maksimal. Apalagi bagi negara-negara yang ada di erat garis kathulistiwa, yang mendapat sinar matahari yang stabil sepanjang tahun. Sinar matahari dapat diubah menjadi energi listrik yang mampu mengeringkan hasil pertanian maupun perikanan, mengolah makanan, dan memanaskan air yang ada di kamar mandi, tetapi memerlukan dukungan teknologi termal dan sel surya untuk menggantinya. Hal ini yang mungkin menjadi hambatan, sebab ongkos yang tidak murah untuk menerapkan teknologi tersebut dalam jumlah besar.

3)  Energi Angin, energi yang didapat dengan menggunakan kincir angin raksasa yang dihubungkan dengan generator atau turbin yang nantinya dapat menciptakan energi listrik. Energi angin ini banyak dilirik  dan dikembangkan oleh negara-negara di dunia alasannya sungguh ramah lingkungan, tidak menciptakan gas buangan serta tidak menjadikan imbas rumah kaca.

  Pengembangan Bioreduktor Alami Untuk Industri Kimia Di Masa Depan

4)  Energi Air, energi ini didapat dengan memanfaatkan arus air dari riam ataupun arus dari bendungan untuk memutar dinamo, yang mampu menyimpan energi dan menghasilkan energi listrik, umumkita dengar juga selaku PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).

5)  Energi Panas Bumi (Geothermal), sumber energi ini berasal dari dalam bumi, yang didapat dengan pengeboran sumur yang kedalamannya mencapai 1,5km bahkan lebih. Hal ini dijalankan untuk mencapai cadangan panas bumi yang sungguh panas. Energi ini biasanya digunakan untuk memanaskan air yang ada di dalam ketel uap yang lalu akan menghasilkan uap air yang akan memutarkan turbin.

 

Ø Contoh Penerapan di Bidang Energi Hijau di Beberapa Negara di Dunia

1)   Finlandia, membuatkan teknologi lepas pantai dan menjadi negara dengan laboratorium untuk penyelesaian lingkungan.

2)  Swedia, memiliki kinerja baik untuk semua indikator yang disurvei selaku negara yang mempunyai pengembangan teknologi ramah lingkungan. Mendaur ulang limbah menjadi sumber energi yakni salah satu inovasi yang dikembangkan di negara ini. Dan menjadi negara penyediaan pendanaan yang besar untuk penelitian serta pengembangan ilmu wawasan dan teknologi.

3)  Denmark, menjadi salah satu negara yang memiliki peluangdalam penemuan hijau dan penerapan teknologi hijau. Pengelolaan energi angin paling maju di dunia. penggunaan moda kendaraan bebas energi, sepeda.

4)  Kanada; Mengembangkan inovasi dan investasi teknologi higienis untuk meminimalkan pelepasan karbon ke atmosfer serta menjadi negara pengguna Energi angin ke-9.

5)  Jerman; pengembangan energi terbarukan seperti energi angin dan matahari.

6)  Irlandia; Pengembangan energi terbarukan melalui eksplorasi energi pasang surut dan gelombang di lautan.

7)  Indonesia sendiri menerima energi matahari dengan rata-rata radiasi energi harian per satuan luas per satuan waktu sekitar 4,8 kilowatt/m2. Energi surya merupakan salah satu sumber energi yang melimpah, bebas polusi, terbarukan dan mampu dieksplorasi secara optimal. Dalam pemanfaatan energi matahari perlu dikembangkan suatu teknologi yang mampu mengganti energi matahari menjadi energi yang diinginkan yakni listrik. Pasokan energi listrik pada siang hari masih dapat dikendalikan oleh solar cell, sedangkan pada malam hari dikendalikan oleh baterai 3600 mAH. Teknologi ini dikenal dengan istilah solar cell atau dalam dunia internasional lebih diketahui dengan solar cell atau photovoltaic. Sel surya
ialah alat untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Photovoltaic merupakan teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik secara pribadi. Rotary dryer ialah pengering yang berbentuk drum dan berputar terus menerus yang dipanaskan oleh heater. Rotary dryer terdiri dari silinder yang berputar dan dipakai untuk menghemat atau mengurangi kandungan air pada materi dan penangananya adalah kontak eksklusif dengan panas di dalam ruang pengering. Perancangan metode rotary dryer untuk proses pengeringan daun teh membutuhkan pengaturan suhu 90oC dengan waktu pengeringan 15-25 menit. Energi yang diperlukan untuk mensuplai daya pada rotary dryer yakni 1000 WH (
Utari,2018).

  Bukan Cuma Pencemaran Tetapi Juga Kepunahan

Dalam goresan pena IESR (2017), Indonesia yaitu salah satu dari 195 negara yang menandatangani Kesepakatan Paris (Paris Agreement) dan satu dari 164 negara ditambah Uni Eropa, yang meratifikasinya. Dengan akad internasional ini, Indonesia memiliki sasaran nasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 29% dari keadaan business as usual di tahun 2030 dengan perjuangan sendiri dan lebih jauh 41% dengan pinjaman internasional. Komitmen ini mensyaratkan Indonesia untuk konsisten berbagi energi terbarukan, utamanya di sektor ketenagalistrikan.

Indonesia memiliki kesempatanenergi terbarukan yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia, meliputi sumber energi surya, sember energi air dan mikrohidro, sumber energi angin, sumber energi geothermal, sumber energi gelombang maritim, dan sumber energi biomassa. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, konsumsi energi dikala ini juga mempunyai potensi untuk efisiensi dan konservasi energi.

Tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Indonesia mempunyai sasaran penggunaan EBT di bauran energi nasional sebesar 23% di tahun 2025 dan 31% di tahun 2050. Target ini setara dengan 45,2 GW pembangkit listrik EBT di tahun 2025, sisanya ialah bantuan dari biofuel, biomassa, biogas, dan coal bed methane.

5.   Kesimpulan

Energi hijau ialah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau “hijau”) daripada bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Ruang lingkup energi meliputi sumber energi terbarukan, diantanya yaitu: biomassa (biofuel, kayu, limbah pertanian/peternakan, tanaman komersial), energi matahari (sel surya), energi angin, energi air, dan energi geothermal.

Beberapa negara di dunia ternyata telah banyak pula yang menerapkan pengembangan energi hijau ini, dan banyakan dari mereka menentukan penerapan dan pengembangan energi angin. Mungkin kebanyakan diseleksi alasannya yang benar-benar ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi yang membahayakan sama sekali. Di Indonesia sendiri juga telah mulai mengengembangkan EBT (Energi Baru Terbarukan), alasannya memiliki potensi yang sungguh memungkinkan, dan sudah tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep Afia. 2021. Energi Hijau. Dalam Modul 15 Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.

 

Hidayat, Atep Afia. 2021. Teknologi Hijau. Dalam Modul 13 Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.

 

IESR (2017). Energi Terbarukan: Energi untuk Kini dan Nanti. Jakarta: Institute for Essential Services Reform.

 

Mala, A. N., & Mardiati, R. (2018). Model Perencanaan Energi Hijau Menggunakan Metode Computable General Equilibrium. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI), 7(2), 222-227. Dalam http://dx.doi.org/10.22146/jnteti.v7i2.426 (Diakses pada 11 Desember 2021)

 

Utari, E. L. (2018). Pemanfaatan energi terbarukan untuk perancangan tata cara rotary dryer pada tahap pengeringan daun teh hijau di Kulonprogo. Teknoin, 24(2), 111-122. Dalam https://doi.org/10.20885/teknoin.vol24.iss2.art2 (Diakses pada 11 Desember 2021)