close

Peradaban Orang Batak, Berdaya Pada Ruang Seksualitas Di Ciptakan

Ringan sekali untuk membahas budaya orang Batak selama di banyak sekali kawasan, dan bagaimana budaya asimilasi mereka terhadap banyak sekali hal kebiasaan mereka sehari-hari yang dipraktekkan pada kehidupan sosial, budaya dan beragama.

Seringkali hal ini menjadi pembahasan dalam setiap kemajuan peradaban orang Batak di Indonesia, pemahaman dari ruang seksualitas diciptakan dekat sekali sebab tidak bisa berperan dalam aspek kehidupan ekonomi, investasi, pendidikan, kesehatan dan pembangunan, maka dari itu seksualitas dipakai sebagai pelanggengan alat kekuasaan.

Budaya Batak menjadi symbol akan peradaban mereka selaku subhuman, dengan kehidupan berpindah-pindah dan tidak berkontribusi tetapi memprihatinkan diri dengan meminjam kebudayaan jawa, lebih jelas berpindah daerah Orang Dayak supaya tidak kelaparan tentunya, menjadi budaya mereka tetapi tidak ingin bertani, cuma mau ongkang kaki itu yaitu budaya Orang Batak dan Orang Jawa saat ini misalnya pada marga Sihombing dan Marpaung, serta Siregar 9(Orang) itu.

Berbagai persoalan itu terperinci bagaimana mereka hidup dalam kehidupan budaya saat ini, dan budaya yang mereka ciptakan (kesukuan) tidak terkecuali orang Dayak juga, maka dapat dimengerti bagaimana keberadaan mereka selama kehidupan berbudaya dan beragama berdasarkan kebiadaban mereka selama ini.

Memahami peradaban mereka, tentunya berpengaruh pada pengetahuan yang dimiliki pastinya berlainan dengan budaya Barat yang lain. Jelas sekali bagaimana mereka berevolusi sebagai insan, dan bagaimana mereka menerima alat buatan itu.

Kepentingan ekonomi politik menjadi bab dari perubahan budaya yang ada di penduduk , rasa ketiadaan aib ada pada orang Indonesia itu, dengan baik bagaimana mereka berevolusi sebagai manusia dan pembangunan.

Habitatnya pindah dari sebuah kawasan ke kawasan lain, dengan merugikan orang lain. Itu yang mereka terapkan dalam kehidupan berbudaya mereka di tengah masyarakat, dimulai dari pertentangan sosial, dan lainnya memang berada pada keadaan budaya orang Indonesia, serta pendidikan abjad yang jelek tertanam pada anak-anak mereka, begitu juga nilai-nilai agama mereka.

  Politik Identitas, Kelas Pekerja Lokal - Ibukota Lama Pada Kepentingan Para Etnik