close

Peradaban Islam Pada Kurun Daulah Bani Abbasiyah

Peradaban Islam Pada Masa Daulah Bani Abbasiyah 
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah tak ubahnya kacamata kurun lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap manusia di periode mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk tidak cuma sekedar paham sains tetapi juga paham akan sejarah kebudayaan islam di abad kemudian untuk mengecek dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan abad khulafaurrasyidin maka berubah pula sistem pemerintahan Islam pada periode itu menjadi periode daulah, dan dalam makalah ini akan disuguhkan sedikit tentang abad daulah Abbasiyah. 
Dengan segala kekurangan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tetapi akan dibahas inti dari periode daulah Abbasiyah pada waktu itu, ialah mengenai sub pokok bahasan seperti yang sudah tertuang dalam kata pengirim , meliputi: 
  • Bagaimana kehadiran daulah Abbasiyah, dimana akan diuraikan bagaimana peralihan dari periode daulah Umayyah ke kurun daulah. 
  • Masa kejayaaan daulah Abbasiyah, yakni membicarakan mengenai pada masa khalifah siapakah kurun kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih. 
  • Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu menerangkan karena-karena mengapa daulah umayyah runtuh. 
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat dengan tata cara literatur kaji pustaka kepada buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat. 

BAB II
PEMBAHASAN
Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah maka eksistensi Daulah Bani Abbasiyah menerima tempat penerangan dalam abad kekhalifahan Islam dikala itu, dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya sudah menyusun dan menata kekuatan yang begitu rapid an bersiklus. Dan dalam makalah ini akan diurakan sesikit menganaiberdirinya abad kekhalifahan Abbasiyah, periode kejayaan dan prestasi apa saja yang pernah dicapai serta apa saja penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah.
A. Kelahiran Daulah Abbasiyah 
Pemerintahan As-Saffah 
Khalifah abbasiyah yang pertama yaitu Abu Abbas, dialah yang diberi akidah terhadap pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi doktrin terhadap SalihBin Ali untuk membunuhMarwan, yang lalu kepala marwan diantarke khalifah Abbas.
Saffah lalu dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari era pemerintahannya untuk memeragi pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah. Dia menghalau mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa usang lalu mendirikan dinasti Umayyah di Spayol. Saffah juga menetapkan untuk menghabisi nyawa beberapa orang pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, diketahui sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga Nabi Muhammad, mirip halnya ia membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II sehabis memberi keleluasaan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4 tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar, satu kota yang telah dijadikan selaku tmpat kedudukan pemerinyahannya. 
Sistem Kekhalifahan Abbasiyah 
Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang selaku system politik. Dinasti ini muncul dengan tunjangan orang-orang Persia yang merasa bosan kepada bani Umayyah di dalam dilema sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan kekhalifahan. Abbasiyah menyontek tradisi Umayyahdi dalam mengumumkanlebih dari satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di periode pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibukota DinastiAbbasiyah danmerupakan sentra perdaganganserta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap selaku kota paling penting di dunia pada ketika itu yang kaya akan ilmu wawasan dan kesenian. Hingga beberapa dekade lalu dinasti Abbasiyah meraih kala kejayaan.
B. Kejayaan Daulah Abbasiyah
1. Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai semenjak Daulah Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa ajaib terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami kurun keemasan pada era DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam banyak sekali ilmu khususnya filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di tempat timur seperti Persia yakni terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah ialah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan khususnya dalambidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam kurun keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa,arab sendiri kemajuan ilmu-ilmu ini telah sangat maju.
– Baitul hikmah
Baitul pesan yang tersirat merupakan perpustakaan yangberfungsi selaku pusat pengembagan ilmu wawasan.
– Pada abad harun ar-rasyid
Institusi ini berjulukan Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi selaku perpustakaan dan pusat observasi.
– Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini dikembangkan semenjak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku antik yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan andal pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, forum ini selaku perpustakaan juga sebagai pusat aktivitas study dan riset astronomi dan matematika.
2. Dalam bidang filasafat
Pada era ini pemikiran filasafat meliputi bidang keilmuan yang sungguh luas seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk menjelaskan aliran absurd, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah mirip Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan pola, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3. Dalam bidang aturan Islam
Karya pertama yang dikenali adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi ihwal fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama yakni Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap selaku pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (utamanya berisi postingan wacana keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pedoman-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.
4. Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh jual beli. Sudah terdapat banyak sekali macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai daerah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan kawasan-wilayah lain ialah hal yang sangat penting. Secara berbarengan dengan pertumbuhan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami era puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya memperbesar semaraknya kegiatan jual beli dunia.
5. Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori pertumbuhan ilmu wawasan dengan menghadirkan naskah-naskah antik dari banyak sekali pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan dipraktekkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang hebat dalam banyak sekali ilmu wawasan baik agama maupun non agama juga timbul pada periode ini. Pesatnya pertumbuhan peradaban juga disokong oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada abad Abbasiyah permulaan ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam
C. Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Sebab –alasannya keruntuhan daulah Abbasyiah 
Keruntuhan dari segi internal ( dari dalam ) 
Ø Mayoritas kholifah Abbasyiah kurun akhir lebih mementingkan permasalahan pribadi dan melewatkan peran dan keharusan mereka kepada negara.
Ø Luasnya daerah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah susah dilakukuan.
Ø Semakin kuatnya dampak keturunan Turki, menimbulkan kalangan Arab dan Persia meletakkan kecemburuan atas posisi mereka.
Ø Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah terhadap mereka sangat tinggi.
Ø Permusuhan antar kelompok suku dan kalangan agama.
Ø Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar ) 
Ø Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
Ø Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas. 
Pada kurun pertama pemerintahan bani Abbas meraih abad keemasannya.Secara politis, khalifah benar-benartokoh yang berpengaruh dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di segi lain, kemakmuran masyarakat meraih tingkat tertinggi. Periode ini juga sukses merencanakan landasan bagi kemajuan filsafat dan ilmu wawasan dalam Islam. Namun sehabis kurun ini rampung pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik walaupun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus meningkat .
Pada awalnya ibu kota negera yaitu al-Hasyimiyah erat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan mempertahankan setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian sentra pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melaksanakan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga administrator dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir selaku koordinator departemen, ia juga menbentuk protokol Negara, sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membereskan angkatan bersenjata. Jawatan pos yang telah ada ditingkatkan peranannya dari mengatar surat sampai mengumpulkan seluruh informasi di daerah-kawasan sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di permulaan Islam, forum pendidikan telah mulai berkembang. Namun forum-forum ini lalu berkembang pada abad pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis buku tentang filsafat, nalar, jiwa, kenegaraan, budbahasa, dan interpretasi kepada filsafat Aristoteles. Ibnu Sina juga banyak mengarang buku ihwal filsafat diantaranya yaitu As-Syifa’.
B. Saran
Dari penjelasan di atas kita selaku umat Islam mampu mengambil pelajaran. Sebuah metode yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang optimal, mirip dongeng pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam suatu negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang mampu kita rasakan hingga dikala ini, ialah perkembangan ilmu wawasan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Abbasiyah dulu.
Sebaliknya, kita juga dapat berguru dari kelemahan-kelemahan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai nyaris seluruh keluarga dinasti Umayyah yang notabene yaitu sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada abad dinasti Abbasiyah yang menimbulkan runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menimbulkan runtuhnya kekuasaan yang sudah susah payah mereka dirikan. 
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.