Penggunaan Tanda Baca, Fungsi, & Contohya yang Benar

Aturan penggunaan tanda baca
Aturan penggunaan tanda baca

Apa itu tanda baca? Tanda baca yakni simbol yg tak terkait dgn fonem, kata, & frasa namun bisa memberikan struktur suatu tulisan, intonasi, & jeda tatkala teks tersebut dibaca.

Ketiadaan tanda baca mampu mengakibatkan kerancuan makna. Kaprikornus fungsi tanda baca sama pentingnya dgn huruf kapital.

Contoh tanda baca yg ada dlm aturan tulis bahasa Indonesia ialah spasi, titik, koma, & titik dua. Berikut akan dijelaskan pemikiran pemakaian tanda baca berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Spasi

Tanda spasi ini unik lantaran tak terlihat. Kita sering salah menggunakan spasi karena saking uniknya. Ada beberapa aturan yg dipakai, antara lain:

  • Tidak perlu spasi sebelum tanda koma, tanya, tanda seru, titik koma, & tanda titik.
  • Penggunaan spasi sehabis tanda baca titik, koma, tanda tanya, tanda seru, titik dua, & titik koma harus dilaksanakan.

Tanda Titik (.)

1. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat gosip. Tambahkan satu spasi sebelum kalimat setelahnya ditulis. Ini adalah hukum pemakaian tanda baca yg mesti ananda ketahui. Misal: Ibuku gemar menjahit baju. Ayahku memanen jagung.

2. Tanda titik digunakan setelah singkatan nama seseorang. Contoh: W.R. Soepratman

Jika yg dituliskan nama lengkap, tak perlu tanda titik. Contoh: Wage Rudolf Supratman

3. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri singkatan nama gelar, pangkat, jabatan, & sapaan. Untuk menghalangi singkatan gelar diperlukan tanda titik juga. Contoh: S.T. (sarjana teknik), May. (mayor), sdr. (kerabat)

4. Tanda titik digunakan untuk singkatan & ungkapan yg terkenal. Untuk singkatan tiga karakter atau lebih, cuma perlu satu tanda titik. Contoh: dll. singkatan dr & lain-lain.

5. Fungsi tanda baca titik dlm memberikan waktu & jangka waktu yaitu untuk memisahkan angka jam, menit, & detik. Contoh penulisan jam yg benar:

  • Pukul 9.11.15 (pukul 9 lebih 11 menit 15 detik)
  • 1.21.40 jam (1 jam, 21 menit, 40 detik)

6. Penggunaan tanda titik pula dapat digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan & kelipatannya. Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 9.301 jiwa. Luas wilayahnya kurang lebih 126,8 km².

Tidak Perlu Tanda Titik

7. Tanda titik tak perlu dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan serta kelipatannya bila tak berencana menunjukkan jumlah seperti yg dimaksud di poin 6.

Contoh:

  • Nama Ervan muncul di halaman 1290.
  • Hubungi nomor telepon 758985.

8. Tanda titik tak dipakai pada singkatan nama resmi lembaga pemerintah, tubuh, nama dokumen, maupun abreviasi populer. Misal: DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

9. Tanda titik tak perlu digunakan untuk singkatan lambang kimia, satuan ukuran, timbangan, dosis, serta mata uang. Misal: Temanku lupa menenteng penggaris 30cm jadi terpaksa membeli penggaris plastik senilai Rp500,00 di koperasi.

10. Tanda titik tak dipakai menghakhiri kalimat judul yg berperan sebagai kepala karangan, kepala gambaran, & tabel.

Contoh:

11. Titik tak perlu dipakai pada pertengahan kalimat tanya. Alih-alih titik, gunakan tanda koma kalau dibutuhkan.

Misal:

  • Kalau begitu, bagaimana ananda mampu kerja di sini?
  • Menurutmu, apakah kita akan sukses?

Tanda Koma (,)

Berikut adalah hukum penggunaan tanda baca koma untuk menulis dlm bahasa Indonesia.

1. Tanda koma dipakai di antara belahan-penggalan pemerincian atau pembilangan.

Contoh:

  • Dani ingin berbelanja kemeja, kaus, & celana.
  • Dia sudah membeli meja, bangku, & lampu kemarin.
  • Saya membeli gula, merica, & garam.

Catatan: Di atas yakni salah satu pola penggunaan tanda koma sebelum kata dan. Sebelum kata & dlm perincian di atas (lebih dr 2) harus menggunakan tanda baca koma. Contoh penggunaan tanda baca yg salah:

  • Dani ingin berbelanja kemeja, kaus & celana.
  • Dia sudah membeli meja kursi & lampu kemarin.
  • Saya membeli gula merica, & garam.

2. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara, biasanya didahului kata: tetapi, mirip, & melainkan. Misal: ia membuatYouTube, tetapi subscribernya sedikit.

3a. Tanda koma digunakan untuk memisahkan induk kalimat dgn anak kalimat jikalau anak kalimat mendahului induk kalimat.

Contoh:

  • Jika nanti hujan, saya belum akan pulang.
  • Karena terlalu lama, ia lupa dgn saya.

3b. Tanda koma tak digunakan untuk memisahkan induk kalimat dgn anak kalimat jika anak kalimat ditulis sesudah induk kalimat. Contoh: Saya belum akan pulang kalau nanti hujan.

4. Tanda koma bisa digunakan sehabis kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yg mengawali kalimat. Termasuk di dalamnya frasa: jadi, oleh karena itu, lagi pula, meski begitu, akan tetapi.

Contoh:

  • Oleh karenanya, ananda mesti berangkat lebih pagi.
  • Jadi, jawabannya tidak.

5. Tanda koma dipakai sesudah ungkapan mirip oh, ya, wah, aduh, kasihan yg mengawali kalimat.

Contoh:

  • Oh, begitu rupanya.
  • Wah, besarnya.

Penggunaan Lain

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan eksklusif pada kalimat. Misal: Katanya, “Kamu sangat mengasihi mantanmu”.

7. Tanda koma dipakai memisahkan nama & alamat, kepingan-belahan alamat, tempat & tanggal, & nama daerah yg ditulis berurutan.

Contoh:

  • Surakarta, 5 Juli 2000
  • Bangkok, Thailand.
  • Bandung, Jawa Barat, Indonesia

8. Tanda koma digunakan selaku pemisah nama yg dibalik susunannya dlm penulisan daftar pustaka. Misal: Ferdianto, Ervan. 2019. Memanfaatkan ChatGPT untuk Kemajuan Usaha. Jilid 6 & 7. Klaten: PT Mencari Cinta Sejati

9. Tanda koma digunakan untuk memisahkan antar penggalan catatan kaki. Misal: Firman, Manfaatkan Informasi dr Twitter. (Sukabumi: PT Mencari Cinta Sejati, 2010), hlm. 14.

10. Untuk menghalangi singkatan gelar diharapkan tanda koma untuk membedakannya dgn singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Sebagai teladan: Linda W.P, S.E.

11. Tanda koma digunakan memisahkan angka persepuluhan atau antara rupiah & sen yg dinyatakan dgn angka.

Contoh:

  • 53,5ha
  • Rp80,5

12. Tanda koma digunakan guna mengapit keterangan ekstra yg bersifat tak membatasi. Contoh: Idol favorit saya yaitu seorang perempuan manis, Jihyo, yg sangat melelehkan hati.

13. Tanda koma digunakan sesudah keterangan pada permulaan kalimat untuk menghindari salah baca & kerancuan.

Contoh: Dalam hal ini, kita perlu berpikir kritis.
Bandingkan dengan: Kita perlu berpikir kritis dlm hal ini.

14. Tanda koma tak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dr cuilan lain yg mengiringinya jikalau kalimat itu diakhiri tanda tanya atau tanda seru. Contoh: “Pergi!” perintah Tono.

Catatan: Dalam banyak masalah, tak perlu memakai abjad kapital di belakang tanda koma.

Tanda Titik Koma (;)

Setidaknya ada 2 fungsi tanda baca titik koma, yaitu:

1. Tanda titik koma dapat digunakan memisahkan setiap cuilan kalimat sejenis & setara. Contoh: Fajar sudah menyingsing; gue belum pula menyelesaikannya.

2. Penggunaan titik koma ialah untuk memisahkan kalimat setara pada kalimat majemuk sebagai pengganti konjungsi.

Contoh:

Ayah mencari makan untuk sapinya; ibu sibuk membersihkan rumah; adik sedang semangat berguru; saya sendiri malah asyik menonton video di YouTube.

Tanda Titik Dua (:)

Lihat hukum penggunaan tanda baca titik dua di bawah ini.

1. Tanda titik dua dipakai untuk mengakhiri pernyataan lengkap jikalau diikuti pemerian.

Contoh:

  • Ayo kita beli piranti: dingklik, rak sepatu, meja makan, & lemari.
  • Fakultas itu terdiri dr dua jurusan: Teknik Informatika & Sistem Informasi.

2. Tanda titik dua ditulis sehabis kata atau ungkapan yg memerlukan pemerian.

Contoh:

  • Ketua: Riska
  • Wakil Ketua: Cantika
  • Sekretaris: Tania
  • Wakil Sekretaris: Winda
  • Bendahara: Farah
  • Wakil bendahara: Bella

3. Penggunaan titik dua dlm teks drama setelah kata yg menggambarkan pelaku dlm percakapan.

Contoh:

Sania: “Tolong secepatnya selesaikan tugasnya. Saya besok penyajian.”
Parmono: “Siap, Boss!”

4. Tanda titik dua dipakai (i) memisahkan jilid & halaman, (ii) memisahkan pasal & ayat dlm kitab suci, atau (iii) memisahkan judul & anak judul suatu karangan.

Misal:

(i) Kompas, II (1972), 14:7
(ii) Yohanes 3:16
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah tersedia di toko buku terdekat.

5. Tanda titik dua dipakai untuk menawarkan nisbah (angka banding). Misalnya: Perbandingan populasi laki-laki terhadap wanita di Kota X adalah 3:1.

6. Tanda titik dua tak dipakai bila pemerian menjadi pelengkap yg mengakhiri pernyataan. Misalnya: Ayo beli bangku, rak sepatu, meja makan, & pula lemari.

Tanda Hubung (-)

Berikut yakni hukum pemakaian tanda hubung.

1. Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur kata ulang. Misalnya: bapak-bapak, berlama-lama, & kebiru-biruan. Tanda ulang singkatan (misal pangkat 2 & 2x) hanya digunakan untuk penulisan cepat & notula, & tak dipakai pada teks karangan & resmi.

2. Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan aksara kata yg dieja abjad per aksara & tiap bagian tanggal.

Contoh:

  • j-a-j-a-n-a-n
  • 22-4-1978

3. Tanda hubung digunakan untuk menerangkan relasi antar penggalan dlm suatu ungkapan. Mari lihat cotoh berikut:

  • Empat puluh tiga-ribuan (10 x 3000) dgn empat-puluh-tiga-ribuan (43000).
  • Ber-evolusi dgn be-revolusi
  • Anak-bibiku yg lucu dgn anak bibiku-yang lucu

4. Tanda hubung digunakan untuk merangkai se- dgn kata setelahnya yg diawali karakter kapital, ke- & angka, angka & -an, singkatan abjad kapital dgn imbuhan atau kata, serta nama jabatan rangkap.

Contoh:

  • Se-Jawa
  • Kupon ke-2
  • Tahun 2000-an
  • Ber-SMP
  • SIM-nya bernomor 129101
  • Sinar-UV

5. Tanda hubung digunakan untuk merangkai kata bahasa Indonesia dgn kata bahasa gila.

Contoh:

  • Peng-cancel-an
  • Di-upload

6. Tanda hubung dipakai menghubungkan suku kata dasar yg terpisah perubahan baris. Contoh: Adikmu sekarang pergi ke Bali. ia sudah ber-
kunjung ke banyak pantai menawan & indah.

Tanda Pisah (–, —)

Berikut ialah cara pemakaian tanda baca ini dlm bahasa Indonesia.

1a. Tanda pisah em (—) dipakai guna membatasi penyisipan kata atau kalimat klarifikasi khusus di luar konteks kalimat. Contoh: Semut Aspal — dulu punya usahawan — sudah sangat berkembang.

1b. Tanda pisah em (—) mengumumkan posisi atau keterangan lain sehingga mampu mempertegas maksud kalimat. Contoh: Berbagai teknik merketing online — SEO, copywriting, media umum — telah mengganti peta kompetisi.

2a. Tanda pisah en (–) digunakan memisahkan dua bilangan atau tanggal yg bermakna hingga dengan, & mampu pula dipakai memisahkan dua nama kota yg bermakna “ke” atau “hingga”.

Contoh:

  • 1800–1818
  • Padang–Riau
  • 11–23 Juli 2017

2b. Tanda pisah en (–) tak digunakan bersama kata “dari”, kata “antara”, & tanda kurang (−).

Contoh:

  • Kamu bisa lihat dr halaman 55 hingga 65. Bukan, ananda mampu lihat dr halaman 55–65.
  • Peristiwa itu terjadi antara tahun 1825 & 1830. Bukan, insiden itu terjadi antara tahun 1592–1599
  • Suhu Bandung kemarin antara −5 & −8 °C. Bukan, suhu bandung kemarin −5–−8 °C

Tanda Elipsis (…)

1. Tanda elipsis dipakai pada kalimat yg terputus, contoh dlm penulisan naskah drama, misalnya: Jika keadaannya begini … ya, ayo segera mulai.

2. Tanda elipsis menerangkan bahwa ada cuilan menghilang atau sengaja dihilangkan pada suatu kalimat atau naskah, misal dlm kutipan langsung. Contohnya: Alasan kemunduran ini adalah … akan kami teliti dahulu.

Jika pecahan yg hilang dipakai untuk mengakhiri kalimat, empat buah titik dibutuhkan; tiga buah menerangkan penghilangan teks & satu titik mengambarkan akhir kalimat. Misal: Dalam karya tulis, tanda baca perlu digunakan dgn hati-hati ….

Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya digunakan untuk menutup kalimat tanya.

Contoh:

  • Kapan ananda pulang?
  • Mereka tiba sama-sama, bukan?

Pemakaian kalimat tanya tak lazim ditemukan dlm goresan pena ilmiah.

2. Tanda tanya digunakan yg diapit tanda kurung menyatakan kepingan kalimat berita yg disangsikan kebenarannya.

Contoh:

  • Indra lahir tahun 1969 (?)
  • Rumahnya yg senilai 1 milyar rupiah (?) dijual.

Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri kalimat perintah atau usul yg memberikan kesungguhan, ketidakpercayaan, & emosi yg kuat.

Contoh:

  • Buang sampahnya!
  • Maju!
  • Serang!
  • Batasi penggunaan materi-bahan plastik!

Oleh karena maksud pemakaiannya, tanda seru biasanya tak dipakai di dlm karangan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari pemakaian tanda seru apabila tak dipakai dlm kutipan atau transkripsi drama.

Tanda Kurung ((…))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit penjelasan. Misal: PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengadakan rapat.

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan yg tak berhubungan pokok obrolan, kegunaannya ibarat tanda pisah yg sudah saya jelaskan di atas.

Contoh:

  • Satelit Palapa (diambil dr sumpah yg diucapkan Gajah Mada) membangun tata cara satelit Indonesia.
  • Pertumbuhan penjualan tahun kemudian (lihat tabel 4) menggambarkan terjadinya pertumbuhan pasar.

3. Tanda kurung digunakan untuk unsur dlm teks yg mampu dihilangkan.

Contoh:

  • Kata cocaine dlm bahasa Indonesia disebut selaku kokain(a).
  • Pelukis berbakat itu lahir di (Kabupaten) Cilacap.

4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau aksara pemerian satu urutan keterangan. Contoh: Bauran penjualan terkait problem (a) harga, (b) produk, (c) kawasan, & (c) penawaran spesial.

Hindari pemakaian dua atau lebih tanda kurung berturut-turut. Ganti pemakaian tanda kurung itu dgn koma atau tulis ulang kalimatnya.

Contoh:

  • Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal selaku Matviy Hryhoriyiv) yakni salah satu pemimpin Ukraina.
  • Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), atau diketahui sebagai Matviy Hryhoriyiv, yakni salah satu pemimpin Ukraina.
  • Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) ialah salah satu pemimpin Ukraina. Beliau pula diketahui sebagai Matviy Hryhoriyiv.

Tanda Kurung Siku ([…])

Berikut yaitu pemakaian tanda baca kurung siku.

1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit karakter, kata, atau frasa untuk mengoreksi atau memperbesar kalimat yg ditulis orang lain. Tanda ini menyatakan adanya kesalahan dlm naskah orisinil.

Misal: Prima men[g]elas pagar.

2. Tanda kurung siku mengapit penjabaran dlm kalimat penjelas yg berada dlm tanda kurung. Contoh: Persamaan kedua hal ini (perbedaannya sudah dibahas pada Bab II [lihat halaman 20–23]) akan dibahas..

Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung dlm sebuah obrolan, naskah, atau materi tertulis lain.

Contoh:

  • “Saya belum punya pacar,” kata Onad, “jangan menggodaku!”
  • Pasal 35 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi, “Bendera Negara Indonesia merupakan Sang Merah Putih”.

2. Tanda petik digunakan untuk mengapit karangan, judul syair, atau bagian buku dlm suatu kalimat.

Misal: Coba baca buku “Mengapa Negara Gagal” untuk selebihnya.

3. Tanda petik digunakan untuk mengapit perumpamaan ilmiah yg kurang terkenal atau kata dgn arti khusus.

Contoh:

  • Kamu harus “trial error” untuk mengetahuinya.
  • Ia gemar mengenakan celana panjang yg terkenal disebut “cutbrai”.

4. Tanda petik penutup digunakan setelah tanda baca apapun yg mengakhiri petikan langsung. Contoh: Ucap Tini, “Habis sudah.”

5. Tanda baca penutup kalimat (atau penggalan kalimat) berada setelah tanda petik penutup.

Contoh:

  • Karena rambutnya, Ujang sering dipanggil “Gondrong”.
  • Kang Asep kerap disebut “pendekar”; ia pun tak tahu sebabnya.

Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Pemakaian tanda baca petik tunggal dlm kalimat yaitu untuk mengapit petikan dlm petikan.

Contoh:

  • “Barusan ananda yg bikin bunyi ‘tok-tok’ tadi?” tanya Udin.
  • “Saat kubuka, terdengar teriak anakku, ‘Ibu, Ayah pulang’, & rasa lelahku hilang,” ujar Pak Hendra.

2. Tanda petik tunggal mengapit arti, terjemahan, atau keterangan sebuah ungkapan ajaib. Contoh: download ‘unduh’

Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring digunakan pada penulisan surat, alamat, & penandaan masa satu tahun yg terbagi jadi dua tahun takwim. Contoh penggunaan tanda garis miring yg sempurna pada nomor surat adalah seperti di bawah ini.

  • Nomor: 24/IV/Kop/2019
  • No. 8/HJI/2003
  • Jalan Kebakkramat IV/11, Karanganyar
  • Intan yaitu pengurus DEMA 2015/2016

2. Tanda garis miring merupakan pengganti kata tiap, per, atau tanda bagi dlm pecahan & rumus matematika. Contoh penggunaan “/” yg benar:

  • Harga barang itu Rp125,00/biji (harga barang itu Rp125,00 tiap biji)
  • Kecepatan larinya 80 km/j (kecepatan larinya 80 kilometer per jam)
  • 1/2 atau ½

Tanda garis miring lebih baik tak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dlm prosa. Pakailah tanda bagi ÷ . Contoh: 4 ÷ 1 = 4.

Pada rumus matematika yg lebih rumit, tanda garis miring mampu digunakan.

3. Tanda garis miring sebaiknya tak digunakan sebagai kata ganti atau.

Catatan: Tidak perlu memakai spasi sebelum & sesudah garis miring.

Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Apostrof digunakan untuk menujukkan adanya bagian kata atau angka tahun tertentu yg dihilangkan.

Contoh:

Alfi ‘kan kukirim suratmu besok. (‘kan = akan)
Fajar t’lah tiba & gue belum tidur. (t’lah = telah)
Suasana senja 6 Februari ’15. (’15 = 2015)

Hindari penggunaan tanda baca ini pada teks prosa biasa.

Kesimpulan

Itulah aneka macam macam tanda baca yg bisa ananda pakai. Banyak tanda baca lain belum diterangkan. Maka, mudah-mudahan artikel ini ramai sehingga akan diperbaharui.

  1. Apakah sesudah koma ada spasi?

    Iya, sesudah tanda baca koma perlu diberi spasi.

  Perbedaan Mendasar Antara Fakta Dan Opini: Mengenal Dasar-dasar Pengetahuan Yang Objektif