Pengertian Tauhid, Urgensi dan Keutamaannya

Sebagaimana kita diskusikan dlm pemahaman aqidah, salah satu sinonim dr aqidah yakni tauhid. Jika aqidah merupakan istilah baru, tauhid yakni istilah yg telah digunakan sejak masa awal Islam. Berikut ini pemahaman tauhid, urgensi & keutamaannya.

Pengertian Tauhid

Tauhid berasal dr kata وحد  – يوحد  – توحيدا , yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Secara ungkapan, tauhid yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn meyakini keesaan-Nya tanpa menyekutukan-Nya dlm rububiyah-Nya, uluhiyah & ibadah kepada-Nya serta nama-nama & sifat-Nya.

Jika perumpamaan aqidah merupakan ungkapan baru yg kita tak menjumpainya dlm Al Qur’an, perumpamaan tauhid telah ada semenjak permulaan Islam. Dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita akan menjumpai perumpamaan ini. Di antaranya sabda beliau pada Muadz bin Jabal tatkala mengutusnya ke Yaman:

إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ– وَفِيْ رِوَايَةٍ – : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ – فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ

“Sesungguhnya kamu-sekalian akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab, maka hendaklah yg kamu-sekalian sampaikan pada mereka pertama kali yaitu syahadat La ilaha illallah wa anna Muhammadar Rasulullah -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allâh.’-

Jika mereka telah mentaatimu dlm hal itu, maka sampaikanlah pada mereka bahwa mewajibkan pada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah pada mereka bahwa Allah mengharuskan pada mereka zakat yg diambil dr orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan pada orang-orang fakir.

Dan jika mereka sudah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dr harta terbaik mereka. Dan lindungilah dirimu dr doa orang yg teraniaya alasannya adalah sebetulnya tak satu penghalang pun antara doanya & Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)

Urgensi & Keutamaan Tauhid

Tauhid memiliki urgensi yg sungguh besar dlm Islam. Sebab dialah pondasi. Dialah yg paling utama membedakan orang mukmin & orang kafir. Berikut ini delapan urgensi & keutamaannya.

1. Tujuan penciptaan insan

Tauhid merupakan tujuan penciptaan manusia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan gue tak menciptakan jin & manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz Dzariyat: 56)

2. Hakikat dakwah para Rasul

Semua nabi & rasul, mereka berdakwah pada insan sesuai zamannya. Dalam syariat termasuk ritual ibadah, mampu jadi tiap rasul berlainan. Misalnya puasa Puasa Nabi Adam tiga hari setiap bulan yg kini kita kenal selaku puasa ayyamul bidh. Puasa Nabi Daud & umatnya, sehari puasa sehari tidak. Yang kini kita kenal selaku Puasa Daud. Keduanya kini menjadi sunnah. Sedangkan yg wajib bagi umat Nabi Muhammad yaitu Puasa Ramadhan.

Demikian pula shalat. Umat terdahulu shalatnya bukan lima waktu mirip sekarang. Bahkan Nabi Isa & umatnya hanya boleh shalat di mihrab. Tidak seperti kini yg mudah bisa kita lakukan di mana pun, khususnya tatkala sedang safar.

Meskipun kadang syariatnya berlainan, namun inti dakwah semua Nabi & Rasul sama. Yakni mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami sudah mendelegasikan rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), & jauhilah Thaghut” (QS. An Nahl: 36)

3. Intisari pedoman Islam

Ajaran Islam sangat luas. Ia mencakup segala segi kehidupan. Tidak ada satu pun bidang kecuali Islam punya aturannya. Mulai dr pribadi, keluarga, pendidikan, ekonomi, sosial, politik & hukum. Mulai dr berdiri tidur hingga tidur lagi.

Islam adalah din yg komprehensif & tepat. Dan intisari ajarannya yaitu tauhid. Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dlm rububiyah, uluhiyah maupun asma wa shifat.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tak menyuruh seorang rasulpun sebelum ananda melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya’: 25)

4. Kunci keamanan

Tauhid yaitu kunci keamanan hidup, utamanya kehidupan di akhirat. Tanpa bertauhid, seseorang akan celaka, kekal abadi di neraka.

عَنْ مُعَاذٍ – رضى الله عنه – قَالَ كُنْتُ رِدْفَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ ، فَقَالَ يَا مُعَاذُ ، هَلْ تَدْرِى حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ . قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ . قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفَلاَ أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا

Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ia berkata, gue pernah dibonceng Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas seekor keledai yg dinamakan Ufair. Maka ia bersabda, “Wahai Muadz, tahukah kamu-sekalian apa hak Allah yg wajib dipenuhi hamba-Nya & apa hak hamba yg wajib dipenuhi Allah?”

Aku menjawab, “Allah & Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda, “Hak Allah yg wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah semoga mereka beribadah terhadap-Nya saja & tak berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya. Sedangkan hak hamba yg tentu dipenuhi Allah yakni, bahwa Allah tak akan menyiksa orang yg tak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.”

Aku bertanya, “Ya Rasulullah, tak perlukah gue memberikan kabar bangga ini pada orang-orang?” Beliau menjawab, “Janganlah kamu-sekalian menyampaikan kabar besar hati ini pada mereka, yg akibatnya mereka akan menyandarkan diri (tak ingin berbuat lebih).” (HR. Bukhari & Muslim)

فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yg mengucapkan Laa ilaaha illallah dgn lapang dada, semata mengharap wajah Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)

5. Kunci keamanan & petunjuk

Tauhid yaitu kunci keamanan & petunjuk. Seseorang yg mentauhidkan Allah, di dunia mereka mencicipi kebahagiaan hidup yg hakiki & di akhirat mereka kondusif dr siksa yg pedih. Dengan bertauhid, seseorang akan mendapat petunjuk Allah untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan berikutnya yg tak ditemukan orang-orang yg menyekutukan-Nya.

الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

Orang-orang yg beriman & tak mencampuradukkan iman mereka dgn kezaliman (syirik), mereka itulah yg menerima keamanan & mereka itu ialah orang-orang yg mendapat isyarat .  (QS. Al Anbiya’: 25)

6. Kunci masuk surga

Tauhid adalah kunci masuk surga. Tanpa tauhid, seseorang tak mampu memasukinya. Sebaliknya, sebanyak apa pun dosa seseorang, kalau ia bertauhid pada Allah, pasti ia akan masuk surga walaupun apalagi dahulu mesti mempertanggungjawabkan doa-dosa yg belum menerima ampunan. Tatkala dosanya Allah ampuni, ia akan masuk nirwana & awet di sana.

أَتَانِى جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَقَالَ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Jibril ‘alaihis salam tiba kepadaku & menyampaikan, “barangsiapa mati dr golongan umatmu sedangkan ia tak menyekutukan Allah dgn sesuatupun, maka ia masuk surga.” (HR. Bukhari)

7. Kunci ampunan Allah

Seseorang yg meninggal dlm kondisi bertauhid tanpa menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dosa-dosanya akan Allah ampuni. Meskipun dosa itu sebesar langit & bumi.

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

Allah berfirman, “Hai anak Adam, seandainya kau-sekalian datang kepada-ku dgn dosa sepenuh bumi, sedangkan tatkala kamu-sekalian berjumpa denganku berada dlm kondisi tak berbuat syirik sedikitpun, pasti akan Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi juga.” (HR. Tirmidzi)

8. Keutamaan besar

Kalimat tauhid laa ilaaha illallah mempunyai keistimewaan yg sungguh besar. Di hadapan Allah, kalimat thayyibah ini lebih berat timbangannya ketimbang tujuh langit & bumi.

قَالَ مُوسَى : يَا رَبِّ ، عَلِّمْنِي شَيْئًا أَذْكُرُكَ وَأَدْعُوكَ بِهِ ، قَالَ : قُلْ يَا مُوسَى : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، قَالَ : كُلُّ عِبَادِكَ يَقُولُ هَذَا ، قَالَ : قُلْ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، قَالَ : لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، إِنَّمَا أُرِيدُ شَيْئًا تَخُصَّنِي بِهِ ، قَالَ : يَا مُوسَى ، لَوْ أَنَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرَهُنَّ غَيْرِي وَالأَرَضِينَ السَّبْعَ فِي كِفَّةٍ ، وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ فِي كِفَّةٍ مَالَتْ بِهِنَّ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ

Musa berkata, “Ya Tuhanku, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir & berdoa kepada-Mu.” Allah berfirman, “Katakan hai Musa, Laa ilaaha illallah.” Musa berkata lagi, “Semua hamba-Mu mengucapkan ini.” Allah berfirman, “Katakan hai Musa, Laa ilaaha illallah.” Musa berkata lagi, “Laa ilaaha illa anta. Aku cuma ingin sesuatu yg istimewa untukku.” 

Allah berfirman, “Hai Musa, seandainya ketujuh langit & penghuninya selain Aku serta ketujuh bumi diletakkan pada salah satu daun timbangan, sedang Laa ilaaha illallah ditaruh pada daun timbangan yg lain, maka Laa ilaaha illallah pasti lebih berat timbangannya.”(HR. Tirmidzi)

Kalimat tahlil laa ilaaha illallah pula merupakan dzikir paling utama. Rasulullah merekomendasikan untuk memperbarui keimanan dgn kalimat thayyibah ini.

Demikian pemahaman tauhid, urgensi & keutamannya. Semoga Allah mengokohkan kita dlm tauhid & istiqamah memegangnya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Sirah Nabawiyah, Dari Kelahiran hingga Wafatnya Nabi Muhammad