A. OBLIGASI
I. Pengertian Obligasi
Obligasi yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pemasukan sebesar bunga tertentu. Jatuh tempo obligasi umumnya antara 10 sampai 30 tahun, tetapi ada juga obligasi yang jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Obligasi bergotong-royong sama dengan hutang jangka panjang yang diperoleh melalui bank. Hanya saja obligasi ini penjualannya dipublikasikan dan dijual terhadap investor eksklusif. Tingkat bunga obligasi lazimnya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam satu tahun.
II. Karakteristik Obligasi
Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua, adalah sekuritas yang memperlihatkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, yaitu dalam bentuk saham, dan yang memberikan surat tanda hutang dari emiten yang mempublikasikan sekuritas tersebut. Bentuk yang kedua ini disebut selaku obligasi. Kaprikornus jika emiten mempublikasikan obligasi, maka ini berarti bahwa emiten tersebut mengakui berhutang terhadap pembeli atau pemilik obligasi tersebut.
Jangka waktu sebuah obligasi bervariasi, namun umumnya berjangka waktu 5 tahun.
Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untk memangkas ongkos intermediasi keuangan. Apabila perusahaan meminjam dari bank, peusahaan mungkin mesti membayar bunga 18% per tahun. Apabila perusahaan mampu mempublikasikan obligasi dengan coupon rate hanya sebesar 15% per tahun, dan terjual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka perusahaan mampu meminimalkan ongkos dana (cost of debt) sebesar 3%. Kalaupun dalam emisi tersebut perusahaan menanggung biaya emisi sekitar 5%, maka biaya tersebut mampu diamortisasi selama 5 tahun (sesuai usia obligasi), sehingga biaya emisi per tahun cuma 1%. Dengan demikian masih mampu diminimalkan ongkos dana sebesar 2%.
III. Jenis-jenis Obligasi
Dalam prakteknya terdapat banyak sekali jenis obligasi dan masing-masing jenis obligasi tersebut mempunyai karakteristik yang berlainan. Berikut ini akan dibahas berbagai jenis obligasi yang biasa diperdagangkan dipasar modal, beserta beberapa karakteristiknya :
1. Obligasi dengan tingkat bunga tetap ( fixed rate bond ).
Jenis obligasi yang sederhana adalah obligasi yang memperlihatkan bunga, disebut selaku coupon, tetap selama rentang waktu obligasi tersebut. Bunga yang dibayarkan mungkin dilakukan setahun sekali, namun mungkin juga dikerjakan setiap semester, atau setiap triwulan. Dengan demikian kalau sebuah obligasi memberikan coupon rate sebesar 18% per tahun, dibayarkan setiap tahun dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,- dan berjangka waktu 5 tahun, maka bagi pembeli obligasi tersebut akan menerima Rp. 180.000,- setiap tahun, mulai tahun pertama sampai dengan tahun kelima. Pada tahun kelima pemilik obligasi disamping mendapatkan bunga, juga akan menemukan pelunasan nilai nominal sebesar Rp.1.000.000,-.
2. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond).
Obligasi yang memperlihatkan suku bunga mengambang umumnya ditawarkan sebesar persentase tertentu di atas suku bunga deposito. Mungkin juga dikerjakan kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate). Misalnya pada tahun pertama menunjukkan suku bunga 19%, namun pada tahun-tahun berikutnya memperlihatkan suku bunga mengambang.
3. Obligasi dengan tingkat bunga nol (zero coupon bonds atau pure discount bond).
Obligasi jenis ini dijual dengan potongan harga pada awal era, dan lalu dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominal, pada simpulan kurun.
4. Obligasi konversi (convertible bonds)..
Merupakan obligasi yang menawarkan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi memiliki peluang untuk menemukan capital gain. Disisi lain perusahaan emiten akan menemukan keuntungan sebab lazimnya obligasi konversi menunjukkan tingkat kupon yang relative lebih rendah disbanding obligasi biasa.
5. Obligasi dengan jaminan ( mortgage bonds ).
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan memakai jaminan sebuah asset riil. Sehingga bila perusahaan gagal menyanggupi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak untuk menggantikan asset tersebut. Perusahaan juga bisa mempublikasikan obligasi yunior atau second mortgage bond, yaitu obligasi dengan menggunakan jaminan asset riil yang sama dengan obligasi yang telah disebutkan sebelumnya. Jika terjadi likuidasi maka pemegang obligasi yang kedua akan mempunyai hak atas jaminan tersebut setelah hak pemegang obligasi pertama terpenuhi.
6. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond )
Adalah obligasi yang diterbitkan tanpa memakai jaminan asset riil tertentu. Sama halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga mampu mempublikasikan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, yang disebut sebagai subordinated ( yunior ) debentures.
7. Obligasi yang disertai warrant.
Dengan adanya warrant maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk berbelanja saham perusahaan pada harga yang sudah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi, pemegang obligasi dengan warrant akan mempunyai peluang untuk menerima capital gainjika harga saham mengalami peningkatan. Emiten juga akan mendapatkan laba dengan memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, sebab pada umumnya obligasi konversi dan obligasi dengan warrant memperlihatkan tingkat bunga kupon yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi biasa.
8. Putable bond
Adalah obligasi yang menawarkan hak kepada pemegang obligasi untuk mendapatkan pelunasan obligasi sesuai dengan nilai pari sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut mampu menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang cocok dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.
9. Junk bond
Adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon ) yang tinggi, namun juga mengandung resiko yang sanagt tinggi pula. Junk bond umumnya diterbitkan oleh perusahaan yang rawan tinggi atau oleh perusahaan yang mempunyai planning merger atau akuisisi.