Jasa
Pengertian Jasa
Dalam kelangsungan dan kemajuan sebuah perusahaan dalam menarik perhatian konsumennya tidak terlepas dari jasa yang disediakan atau dipasarkan oleh sebuah perusahaan. Pemasaran ialah jembatan penghubung antara organisasi dengan konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila seluruh upaya pemasaran diorientasikan terhadap konsumen. Pemasaran jasa yang baik mesti didukung oleh faktor-aspek yang membuat pemasaran jasa dan informasi-gosip strategis yang perlu diamati oleh para pemasokjasa. Karena pada dasarnya penjualan mesti disesuaikan dengan situasi dan kondisi administrasi perusahaan.
Jasa mempunyai keseragaman inti yang dikemukakan oleh beberapa jago, antara lain sebagai berikut:
Menurut kotler (2002:486): “Jasa yaitu setiap tindakan atau aktivitas yang mampu ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang intinya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.”
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:3) yang dikutip dalam Buchari Alma (2000:204) menyatakan : ”Jasa yakni sebuah aktivitas ekonomi yang outputnya bukan berbentukproduk fisik. Biasanya disantap secara serentak seiring dengan produksinya, dan menawarkan nilai tambah (mirip kenikmatan, hiburan, santai atau kesehatan) yang pada pada dasarnya bersifat tidak berwujud bagi pembeli.”
Menurut William J. Stanton (1996:220) mengemukakan: ”Jasa yakni aktivitas yang mampu diidentifikasikan secara tersendiri, yang pada hakikatnya bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat pada pemasaran produk atau jasa lain. Untuk menciptakan jasa mungkin atau mungkin pula tidak diharapkan penggunaan benda kasatmata (tangible). Akan tetapi, sekalipun penggunaan itu perlu, tetapi tidak terdapat adanya pemindahan hak milik atas benda tersebut (pemilikan permanent).”
Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah dikemukan diatas, maka mampu disimpulkan bahwa jasa merupakan keseluruhan kegiatan ekonomi yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), tidak menjadikan kepemilikan apapun yang tujuannya adalah untuk menunjukkan kepuasan bagi konsumen.
Karakteristik Jasa
Secara lazim kita dapat melihat karakteristik lazim dari jasa berdasarkan pertimbangan dari beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:
Menurut William J. Stanton (1996:223) sifat atau karakteristik jasa yaitu sebagai berikut:
- Maya atau tidak teraba (intangibility) Oleh alasannya jasa-jasa tidak teraba, pelanggan tidak dapat mengambil misalnya (secara mencicipi, merasakan, melihat, mendengar atau mencium) sebelum pelanggan membelinya.
- Tak terpisahkan (inseparability). Jasa kerapkali tak terpisahkan dari eksklusif penjual. Tambahan pula, jasa tertentu harus diciptakan dan digunakan habis pada saat berbarengan. Umpamanya, dokter gigi menciptakan dan menggunakan hamper keseluruhan jasanya pada dikala itu.
- Heterogenitas. Industri jasa, bahkan individu penjual jasa, tidak mungkin menyelenggarakan standardisasi dari output. Setiap “unit” jasa agak berlainan dari “unit-unit’ lain jasa yang sama itu. Umpamanya pekerjaan order reparasi seorang montir mobil tidak sama kualitasnya antara satu order dengan yang lain.
- Cepat hilang (perishability) dan undangan yang berfluktuasi. Jasa cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Ada pengecualian penting dalam pernyataan biasa mengenai cepat rusaknya dan penyimpanan jasa-jasa ini. Umpamanya dalam hal asuransi kesehatan dan jiwa, jasa dibeli. Dan dipegang oleh perusahaan asuransi (pedagang ) sampai dikala diharapkan oleh pembeli atau yang berhak mendapatkan (beneficiary). Pemegangan ini merupakan sejenis penyimpanan (storage).
Kemudian berdasarkan Edward W. Wheatley yang dikutip oleh Buchary Alma (2000:205) mengungkapkan beberapa perbedaan anatara jasa dan barang, ialah sebagai berikut:
1. Pembelian jasa, sungguh dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi.
2. Jasa bersifat tidak berwujud, berlawanan dengan barang yang bersifat berwujud. Dapat dilihat, dirasa, dicium, mempunyai berat, ukuran dan sebagainya.
3. Barang bersifat tahan usang, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dimakan pada waktu yang sama.
4. Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan.
5. Ramalan permintaan dalam marketing barang ialah masalah, tidak demikian halnya dengan marketing jasa. Untuk menghadapi era-era puncak, dapat dilatih tenaga khusus.
6. Adanya periode puncak yang sungguh padat, merupakan duduk perkara tersendiri bagi marketing jasa. Pada kurun puncak, ada kemungkinan layanan yang diberikan oleh produsen sangat rendah, contohnya waktunya dipersingkat, supaya mampu melayani langganan sebanyak mungkin. Jika kualitas jasanya tidak dikelola, maka ini dapat berakibat negatife kepada perusahaan, alasannya banyak langganan merasa tidak puas.
7. Usaha jasa sangat mementingkan komponen insan.
8. Distribusinya bersifat eksklusif, dari produsen ke pelanggan.
Macam-Macam Jasa
Paul D. Converse yang dikutip dalam Buchari Alma (2000:208), macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagi berikut:
1. Personalized service
Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak mampu dipisahkan dari orang yang menghasilkan jasa tersebut. Oleh alasannya itu pelayanannnya mesti eksklusif dikerjakan sendiri oleh produsennya. Personalized service dapat digolongkan lagi kedalam 3 kalangan, yaitu:
a. Personal service
yang dimaksud dengan personal service oleh U.S Census of business mendefinisikan “personal service yaitu jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, mirip tukang cukur, salon keelokan, laundry, fotografi.”
b. Professional service
orang-orang yang mempunyai profesi, dalam marketing approach-nya lazimnya menunggu langganan. Jika membuat puas langganan yang pernah datang akan kembali lagi di lain waktu. Kaprikornus yang penting disini yakni harus adanya reputasi yang bagus. Beberapa tahun yang kemudian, jasa professional hanya mencakup tiga bidang, bidang pengobatan, hukum, dan akuntansi. Sejak 1960-an, ungkapan professional sudah diperluas dengan arsitektur, teknik, keuangan, konsultan, manajemen, pendidikan, pidato, militer, administrasi kesehatan.
c. Business service
Dalam marketing business service ini mirip perjuangan akuntansi dan distributor-agen konsultan lain, system marketingnya juga agak bersifat tidak langsung. Mereka lebih senang dipanggil oleh langganan-langganan gres untuk menunjukkan jasa-jasanya.
2. Financial service
Financial service berisikan:
a. Banking service (Bank)
b. Insurance services (asuransi)
c. Investment Securities (lembaga investor)
3. Public Utility dan Transportion Services
Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, contohnya perusahaan listrik, air minum. Sedangkan dalam transportation services ialah mencakup: angkutan kereta api, kendaraan lazim, pesawat udara dan sebagainya.
4. Entertainment
Yaitu tergolong kedalam kalangan ini ialah: perjuangan-usaha dibidang olah raga, bioskop, gedung-gedung pertunjukkan dan perjuangan-usaha hiburan yang lain.
5. Hotel Services
Hotel bukan merupakan suatu objek parawisata melainkan merupakan salah satu nasehat dalam bidang kepariwisataan, maka dalam hal ini hotel perlu menyelenggarakan acara bareng dengan daerah-daerah wisata, hiburan, travel agen, dan lain-lain, untuk menonjolkan sesuatu yang khas dari sebuah objek rekreasi, semoga mampu menjadi daya tarik dari kawasan yang bersangkutan.
Jasa yang mampu ditawarkan dalam bidang perhotelan:
-akomodasi penyediaan/penyewaan kamar.
-akomodasi penyediaan ruang pertemuan/ruang sidang.
-menyediakan penukaraan valuta asing.
-Menjual masakan dan minuman.
-akomodasi yang lain yang mencakup laundry, swimming pool, telfon dan lain-lain.
Sistem Penyampaian Jasa
Menurut Yazid (1999:16) system penyampaian jasa meliputi kapan, dimana dan bagaimana jasa disampaikan pada konsumen, mencakup komponen-unsur yang mampu dilihat dari system operasi (perlengkapan pendukung dan personel). Juga meliputi display kepada konsumen lain. Secara tradisional, intraksi antara personel jasa dan pelanggan berlangsung secara tertutup. Tetapi untuk kepentingan efisien dan ketentraman pelanggan, maka interaksi antara konsumen dan personel mulai terbuka. Adapun system penyampaian jasa yang telah diuraikan di atas dapat disajikan dalam gambar berikut.