Kata Pengantar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menuntaskan makalah yang berjudul “Manajemen” sebagai peran mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan dari Bapak Widodo J. Pudjirahardjo. Shalawat dan salam biar selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan terhadap pihak yang telah membantu dalam solusi makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menghendaki kritik dan anjuran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dari pembaca.
Kami berharap agar makalah yang sederhana ini dapat berfaedah bagi pembaca kebanyakan dan bagi penyusun khususnya. Amien.
Surabaya, 26 Maret 2010
BAB 1
Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen
1.1 Pengertian Manajemen
Management is what a manager do. Manajemen yaitu hal yang dijalankan oleh seorang manajer. Manajemen berasal dari bahasa Inggris adalah management dengan kata dasar to manage yang memiliki arti mengurus.
Management is the process of deciding how best to use a business’s resources to produce goods or provide service (Rue & Byars, 2005). Manajemen ialah proses yang memilih pengambilan keputusan terbaik perihal bentuk sumber daya bisnis yang akan digunakan untuk memproduksi barang atau layanan jasa. Termasuk di dalam sumber daya bisnis antara lain pekerja, lahan, dan dana bikinan. Manajemen juga ialah suatu bentuk kerja yang mengikutsertakan pengkoordinasian sumber daya organisasi untuk memenuhi tujuan organisasional.
Management is the attainment of organizational goals is an effective and efficient manner through rencana, organizing, leading, and controlling organizational spruces’ (Daft, 2000). Tidak jauh berlawanan dengan pemahaman sebelumnya, administrasi memiliki arti sebuah proses pencapaian aneka macam target organisasi dengan seefektif dan seefisien mungkin melalui penyusunan rencana, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Di sini manajemen dianggap menyeluruh, karena manggunakan sumber daya organisasi untuk sukses mencapai kinerja yang tinggi.
Management is the art of getting things done through prople (Follett, n. d.) yang bermakna manajemen sebagai seni membereskan segala hal melalui orang lain. Selain seperti pada pengertian yang diungkapkan L.W. Rue & L.L. Byars dan Richard L. Daft bahwa manajemen adalah suatu proses, dari pemahaman ini didapati administrasi juga merupakan ‘personal’ atau orang. Karena faktor penting dalam administrasi adalah mengetahui peranan dan pentingnya peranan orang lain. Manajer yang bagus tahu bahwa cara untuk meraih apapun hanya dengan melalui orang dalam organisasi.
To speak of ‘professional obligation’ of individuals such as CEOs and other executives is to imply that business management itself is a profession (Khurana, Nohria, & Penrice, n. d.). Profesi sendiri ialah jabatan yang membutuhkan pengetahuan dan pendidikan khusus yang diatur oleh sebuah badan majelis rendah. Manajemen merupakan sebuah profesi atau jabatan sebab proses pencapaian tujuan organisasi dilakukan oleh mereka yang berada pada jabatan manajerial tertentu. Kegiatan manajerial sendiri juga harus dikerjakan dengan profesional.
Manager give direction to their organization, provide leadership, and decide how to use organizational resources to accomplish goals (Drucker, 2007). Hal ini bermakna bahwa manajer berkewenangan untuk memimpin juga mengarahkan arah organisasi yang akan dilakukan. Termasuk didalamnya memilih cara pemanfaatan segala sumberdaya yang dimiliki organisasi untuk meraih tujuan.
Manajemen bukan cuma ialah ilmu atau seni namun variasi dari keduanya dengan proporsi yang bermacam-macam. Pendekatan yang bersifat keilmuan terjadi dalam hal penyusunan rencana, pembuatan keputusan, perancangan struktur organisasi, pengerjaan kebijakan, dan sebagainya. Pada konteks manajemen, seni digambarkan diantaranya lewat proses keahlian memimpin, mengelola, pengarahan, komunikasi pada bagian organisasi.
Dari berbagai pengertian yang dipaparkan oleh aneka macam ahli tersebut, mampu diputuskan beberapa aspek penting mengenai pemahaman dari administrasi, yang antara lain adalah:
- Manajemen merupakan proses pencapaian sasaran organisasi
- Manajemen juga mencakup orang yang melakukan kegiatan manajerial
- Manajemen merupakan jabatan
- Manajemen ialah perpaduan dari ilmu dan seni
Jadi, manajemen yang secara universal dikenal sebagai sebuah proses untuk meraih tujuan dari organisasi, juga mampu didefinisikan selaku orang dan profesi atau jabatan. Manajemen bukan ilmu juga bukan seni, tetapi perpaduan dari keduanya.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup manajemen terbagi menjadi 2 yakni:
1. Manajemen stratejik
Berkaitan dengan proses menyeleksi strategi dan aturan yang menyangkut pemaksimalan tujuan organisasi. Termasuk di dalamnya kegiatan yang mengarah pada tujuan, strategi, dan pengembangan planning, agresi, dan hukum organisasi untuk menyempurnakan tujuan organisasi secara keseluruhan. Fokus manajemen stratejik pada lingkungan luar dan operasi yang mau tiba. Manajemen stratejik menentukan arah jangkauan organisasi dan berkonsentrasi pada memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menganbil kesempatan yang lebih besar (Harvey, 1982).
2. Manajemen operasi
Manajemen operasi terbagi menjadi 6 cabang:
- Manajemen sumber daya manusia
- Manajemen buatan
- Manajemen penjualan
- Manajemen keuangan
- Manajemen kualitas
- Manajemen logistik
Disini akan diterangkan secara lazim mengenai setiap cabang ruang lingkup manajemen operasi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manusia ialah titik sentral dalam pembahasan administrasi. Oleh sebab itu, pengelolaan sumber daya manusia haruslah dikerjakan dengan baik. Manusialah yang menentukan kegagalan atau kesuksesan organisasi. Secanggih apapun mesin, sistem, perangkat komputer, akan menjadi tidak memiliki kegunaan saat tidak ditopang oleh kehandalan insan. Oleh akhirnya, manusia yakni jiwa atau ruh dari suatu organisasi. Kewajiban manajemen sumber daya manusia dikala ini yakni mengikuti paradigma “sistem sosial” dimana karyawan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang insan yang bermartabat. Sebagai cabang ilmu manajemen, administrasi sumber daya insan juga memiliki empat fungsi administrasi yakni, POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
b. Manajemen bikinan
Pemakaian istilah administrasi operasi adalah untuk mengakomodasi kegiatan penciptaan nilai tambah atas inputan yang terjadi di sektor jasa. Pada hakikatnya, administrasi operasi adalah upaya pengelolaan insan membuat nilai tambah atas input berupa berbagai sumber daya atau yang sering disebut faktor bikinan seperti tenaga kerja, mesin dan peralatan, bahan mentah, (5M = Man, Money, Machine, Material, and Method) dan sebagainya. Proses penciptaan nilai tambah (added value) di dunia industri (manufacturing) sering disebut sebagai bikinan. Sedangkan proses penciptaan nilai tambah (added value) di dunia jasa (services) sering disebut selaku operasi.
c. Manajemen penjualan
Pada dasarnya administrasi penjualan yakni proses penyusunan rencana dan pelaksanaan dari perwujudan, pertolongan harga, penawaran khusus dan distribusi dari barang, jasa dan pemikiran . Dimaksudkan untuk membuat pertukaran dengan kelompok target yang menyanggupi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini mempunyai arti, dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian aktivitas analisis, penyusunan rencana, pelaksanaan, pengawasan atas barang, jasa dan ide dengan tujuan utama pihak yang terlibat.
d. Manajemen keuangan
Pengertian manajemen keuangan yakni semua kegiatan perusahaan untuk menerima dana yang diperlukan dan menggunakannya seefisien mungkin. Mengingat pengertian itu maka seorang manajer keuangan haruslah memiliki wawasan yang cukup ihwal perbankan, pasar modal, dan perekonomian secara luas. Pasar duit untuk menerima dana yang murah serta memiliki pengetahuan yang cukup untuk menginvestasikan baik dalam bentuk investasi surat berharga (deposito, saham, obligasi, reksadana) maupun investasi fixed assets.
e. Manajemen mutu
Tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tetapi juga cara untuk mencapainya. Termasuk di dalamnya memutuskan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab perusahaan dan tanggung jawab perusahaan serta melaksanakannya dengan cara seperti penyusunan rencana mutu, pengendalian mutu, pemastian kualitas, dan peningkatan mutu dalam tata cara kualitas.
f. Manajemen logistik
Menangani pemanfaatan dari material secara efisien dan efektif sehingga modal yang digunakan seminimal mungkin dan supaya produk ataupun jasa yang dihasilkan berguna seminim mungkin tetapi tetap bermutu tinggi.
Keenam cabang fungsional manajemen tersebut ialah satu kesatuan yang dibutuhkan oleh organisasi, kesemuanya saling terkait dan tergantung. Keberhasilan administrasi juga ditentukan oleh keberhasilan keenam cabang fungsional tersebut. Artinya keberhasilan organisasi berasal dari salah satu, salah dua, salah tiga atau kesemua cabang fungsional administrasi tersebut secara kumulatif.
Bisa jadi keberhasilan manajemen keuangan mampu menutup ketidakberhasilan kelima manajemen lainnya atau sebaliknya. Secara kumulatif keberhasilan satu, dua atau tiga cabang manajemen akan mensugesti kesuksesan administrasi organisasi secara keseluruhan. Meski demikian, dalam praktek, tidak ada satu organisasipun yang mampu menjaga kesuksesan dalam jangka panjang hanya dengan keberhasilan salah satu cabang fungsional tersebut.
Jadi, untuk mencapai kesuksesan pencapaian tujuan manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu manajemen stratejik dan administrasi operasional (manajemen sumber daya insan, manajemen produksi, administrasi keuangan, administrasi penjualan, manajemen mutu dan administrasi logistik).
Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa administrasi yang secara universal diketahui sebagai sebuah proses untuk meraih tujuan dari organisasi, juga mampu didefinisikan selaku orang dan profesi atau jabatan. Manajemen bukan ilmu juga bukan seni, tetapi perpaduan dari keduanya. Untuk meraih keberhasilan tujuan manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu manajemen stratejik dan manajemen operasional (administrasi sumber daya manusia, manajemen bikinan, administrasi keuangan, administrasi pemasaran, administrasi mutu dan manajemen logistik).
BAB 2
Fungsi Manajemen dan Proses Manajemen
2.1 Fungsi Manajemen
Fungsi administrasi ialah:
a. Planning
Merupakan sebuah perjuangan atau upaya untuk mempersiapkan acara yang akan dilakukan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini lazimnya dituangkan dalam bentuk konsep atau sebuah acara kerja.
b. Organizing
Kegiatan yang mencakup penetapan struktur, tugas dan keharusan, fungsi pekerjaan dan hubungan antar fungsi.
c. Staffing
Termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan, training, pendidikan, dan pengembangan sumber daya karyawan tersebut dengan efektif. Tujuan dari staffing adalah untuk mengusahakan tersedianya sumber daya karyawan yang terbaik untuk organisasi tersebut.
d. Directing
Yaitu fungsi menunjukkan perintah atau isyarat. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, tutorial, motivasi, dan pengarahan, sehingga karyawan mampu bekerja dengan lebih efektif.
e. Coordinating
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi pekerjaan.
f. Reccording and Reporting
Mencatat dan melaporkan secara terinci dengan tujuan penilaian terhadap yang sudah diperoleh dan yang masih perlu dikembangkan untuk meraih tujuan.
g. Budgeting
Meliputi penyediaan dana ataupun sarana dan prasarana serta penetapan anggaran selaku taktik untuk pelaksanaan acara yang akan berjalan.
h. Evaluating
Menilai kinerja karyawan secara keseluruhan dalam menyelesaikan peran dan kewajibannya untuk meraih tujuan organisasi.
Ketujuh fungsi tersebut diketahui dengan POSDCORB (Gullick n. d.).
2.2 Proses Manajemen
Adapun proses administrasi yaitu : POLC (Planning, Organizing, Leading, Controlling). Dalam hal ini ada dua wangsit penting dalam definisi:
- Empat fungsi administrasi, yakni penyusunan rencana, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
- Pencapaian target organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
Empat tahap dalam proses administrasi, adalah:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan definisi perihal organisasi di masa depan dan cara mencapai tujuannya. Perencanaan bermakna penentuan target selaku fatwa kinerja organisasi di kurun depan, ditambah dengan penetapan peran serta alokasi sumber daya yang diharapkan untuk meraih target organisasi.
Ketiadaan planning atau perencanaan yang buruk dapat menjatuhkan kinerja organisasi. Dalam proses manajemen, rencana jangka panjang untuk kelancaran organisasi (usaha) sungguh diharapkan. Perkembangan organisasi sungguh bergantung salah satunya oleh perencanaan yang bagus dan sempurna target untuk organisasi, tanpa penyusunan rencana, kelancaran organisasi kedepannya tidak terjamin.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian umumnya mengikuti penyusunan rencana dan merefleksikan organisasi yang mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan pengelompokan peran ke departemen, dan alokasi berbagai sumber daya ke banyak sekali departemen. Melalui pengorganisasian diperlukan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung jawab. Hal itu memiliki kegunaan untuk manajemen pribadi menempati posisi yang seharusnya.
c. Kepemimpinan
Dalam organisasi memperlihatkan kepemimpinan menjadi fungsi administrasi yang kian penting. Kepemimpinan (leading) yakni penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Memimpin berarti membuat budaya dan nilai bareng , mengkomunikasikan target kepada karyawan, dan menawarkan ilham supaya karyawan berprestasi. Memimpin tergolong memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang yang melakukan pekerjaan eksklusif dengan manajer.
Kompetisi internasional, dan keragaman yang berkembangdalam tenaga kerja, kesanggupan untuk membentuk budaya, mengkomunikasikan target, dan memotivasi karyawan merupakan hal penting bagi kesuksesan bisnis. Selain itu, ajuan untuk setiap karyawan memiliki tanggung jawab kepimpinan, memecahkan persoalan, dan membantu memotivasi orang lain akan membuat para karyawan merasa dihargai. Kepemimpinan yang jelek akan menyebabkan dampak negatif terhadap suatu organisasi.
d. Pengendalian
Pengendalian yaitu fungsi keempat dalam proses manajemen dan yang terakhir dalam proses administrasi. Pengendalian (controlling) artinya memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi supaya tetap berlangsung ke arah pencapaian target, dan menciptakan koreksi kalau diperlukan. Para manajer juga mesti menentukan bahwa organisasi yang mereka atur bergerak menuju tujuannya.
Pelimpahan wewenang dan akidah terhadap karyawan sudah menciptakan banyak perusahaan lebih menekankan pada pembinaan karyawan untuk mengawasi dan mengoreksi diri sendiri. Terutama para karyawan pada lini depan dilatih dengan menanamkan nilai inti dan patokan kinerja yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menawarkan kebebasan yang besar tanpa mesti membahayakan standar perusahaan yang tinggi. Namun, para manajer harus menyadari bahwa kesuksesan dalam suatu perusahaan atau suasana mungkin tidak sama kepada yang yang lain.
Uraian di atas mampu disimpulkan bahwa umumnya fungsi manajemen mencakup planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting. Proses manajemen mencakup penyusunan rencana, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Proses manajemen memiliki dua ide penting yakni:
- empat fungsi manajemen.
- pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
BAB 3
Perbedaan dan Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi yakni suatu bab dari program yang dipergunakan untuk menjalankan peran tertentu dan letaknya dipisahkan dari bagian acara yang menggunakannya. Proses yakni serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan mampu ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang dikehendaki.
3.1 Perbedaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi administrasi merupakan tugas dalam meraih tujuan tertentu yang akan dilakukan, sedangkan proses administrasi ialah sebuah aktifitas yang mesti dijalankan dengan mengamati fungsi yang akan dilakukan. Perbedaan fungsi dan proses administrasi
3.2 Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi dan proses administrasi keduanya senantiasa memiliki sebuah penyusunan rencana, pengendalian, pengorganisasian, dan kepemimpinan. Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajer harus sinkron dengan fungsi dan tujuan yang melalui suatu proses
Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dan proses membuktikan perbedaan yang fundamental dan mempunyai tujuan yang tidak sama dalam pengembangan ilmu administrasi. Misalnya, dalam perencanaan dan pengembangan manajemen yang lewat proses akan berbeda tujuan pencapaiannya dalam mengaplikasikannya. Persamaan fungsi dan proses manajemen yang ialah pengendalian dalam sistem perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian menuju pada peran manajer dalam melakukan kerjanya, keduanya mengelola untuk mencapai tujuan organisasi.
BAB 4
Siklus Manajemen
Manajemen yakni pencapaian berbagai target organisasi dengan cara yang efektif dan efisien lewat penyusunan rencana, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Daft, 2000). Siklus administrasi adalah proses pencapaian aneka macam target organisasi dengan cara yang efektif dan efisien lewat penyusunan rencana, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi yang digambarkan pada sebuah sketsa. Berikut adalah siklus manajemen.
Menetapkan sesuatu yang harus dilaksanakan anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perencanaan juga memerlukan adanya tugas manajer dalam mengarahkan pekerjaan yang mesti dijalankan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas pada semua anggota organisasi, membagi kekuasaan dan menetapkan korelasi kerja antar anggota organisasi.
c. Actuating (Pelaksanaan)
Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan. Proses ini diharapkan adanya fasilitas komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta sumbangan instruksi.
d. Controlling (Pengawasan)
Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian semoga jalannya organisasi sesuai planning yang ditetapkan. Pengawasan atau pengendalian ini juga dapat dilakukan agar menerima hasil yang lebih baik.
Tujuan dari siklus manajemen ini yakni untuk menunjukan proses dari manajemen yang digambarkan dalam suatu sketsa. Proses ini di mulai dari pembuatan perencanaan perihal apa yang akan dijalankan, hingga terakhir melaksanakan pengendalian.
Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siklus manajemen ini terdiri dari 4 proses yang antara 1 proses dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melakukan penyusunan rencana perihal apa yang harus dilakukan, kemudian mengelola dengan membagi tugas. Pelaksanaan dilaksanakan sesudah mengurus, dengan menggerakan organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap berada rencana yang di buat, maka manajer melaksanakan pengendalian.
BAB 5
Tingkat dan Kompetensi Manajerial
Sebuah organisasi niscaya membutuhkan manajer, adalah anggota organisasi yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi (Robbins & Stephen, 1999). Organisasi yang baik memerlukan lebih dari satu manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka. Menurut Daft (2000), perusahaan besar lazimnya memiliki banyak manajer pada tiga tingkat yang berlawanan. Setiap tingkat mempunyai takaran kompetensi tersendiri.
a. Manajer puncak (Top manager)
Manajer puncak (top manager) memiliki tanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk meraih tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta menciptakan keputusan yang mensugesti keseluruhan organisasi. Mereka menatap era depan dalam jangka panjang dan mengamati berbagai tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari organisasi.
Di antara tanggung jawab yang paling penting bagi para manajer puncak ialah mengkomunikasikan visi bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat usaha yang mampu membuat perusahaan sejalan dengan pergantian yang cepat. Para manajer puncak harus melibatkan wawasan, keterampilan, dan kesanggupan yang unik dari setiap karyawan. Mereka memiliki jabatan mirip presiden, ketua, administrator direktur, chief executive officer (CEO), dan executive vice president. Dalam bidang kesehatan, manajer puncak misalnya direktur rumah sakit dan wakil direktur rumah sakit.
Agar sebuah organisasi mampu berlangsung efektif dan efisien diperlukan seseorang yang mempunyai kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang sungguh diperlukan dalam mendukukng kompetensi manajer puncak adalah keahlian konseptual (conceptual skill). Keahlian konseptual merupakan kesanggupan kognitif untuk menyaksikan organisasi secara keseluruhan dan keterlibatan di antara banyak sekali bagiannya (Daft, 2000). Keahlian konseptual melibatkan anutan manajerial, pembuatan isu, dan kesanggupan penyusunan rencana.
Keahlian konseptual ini melibatkan wawasan yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri, masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang lebih luas. Ini bermakna kesanggupan untuk berpikir strategis dengan mengambil persepsi yang luas dan jangka panjang. Manajer puncak harus memandang komponen-bagian signifikan dalam suatu situasi dan acuan konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer puncak, mirip pengambilan keputusan, pengalokasian sumber daya dan penemuan, membutuhkan persepsi yang lebih luas.
Seorang manajer puncak harus memiliki wawasan yang meluas dalam banyak sekali aspek di penduduk . Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu faktor, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi manajer puncak mesti selalu mengasah pengetahuannya yang diadaptasi dengan fenomena di penduduk . Selain itu, manajer puncak layak memliki wangsit untuk menentukan strategi dan kebijakan yang tepat sehingga pada penerapannya sebuah organisasi lebih terarah dan terperinci.
Untuk mewujudkan itu, diharapkan pula kreatifitas seorang manajer puncak dalam menganggap kesanggupan setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan karyawannya, akan mendukung kesuksesan taktik dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh kompetensi di atas juga harus disertai dengan legalitas kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak menjadi fokus dan tujuan organisasi dapat dicapai.
b. Manajer menengah (Middle manager)
Manajer menengah (middle manager) bekerja pada tingkat menengah organisai dan bertanggung jawab atas unit bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah ialah kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian mutu, dan eksekutif laboratorium riset. Pada bidang kesehatan contohnya bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, dan bidang farmasi.
Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementasikan seni manajemen dan kebijakan keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak. Umumnya manajer menengah berkutat dengan persoalan operasional dan diharapkan membangun korelasi yang baik dengan rekan di sekitarorganisasi, mendorong kerja tim, dan memecahkan pertentangan.
Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai manajer proyek (project manager) yang bertanggung jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan partisipasi banyak orang dari aneka macam fungsi dan level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar perusahaan.
Menjadi seorang manajer menengah yang berperan sebagai tingkatan yang menunjang manajer puncak juga harus mempunyai kompetensi manajer adalah keahlian komunikasi (communication skill). Keahlian komunikasi adalah kesanggupan manajer untuk melakukan pekerjaan dengan dan melalui orang lain, serta secara efektif selaku anggota kalangan (Daft, 2000). Keahlian ini diperihatkan dengan cara seorang manajer bekerjasama dengan orang lain, tergolong kesanggupan untuk memotivasi, memfasilitasi, mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflik.
Seorang manajer dengan keahlian manusia akan memungkinkan bawahannya untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan mendorong partisipasi. Keahlian ini sangat diperlukan manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan emosional para karyawan mereka dan tidak cuma keperluan fisik yang berhubungan dengan peran pekerjaan. Namun pada tingkat manajer menengah, kompetensi yang dimiliki juga mencakup kompetensi manajer puncak dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah berhubungan dengan tingkat di atasnya (manajer puncak) dan juga di bawahnya (manajer lini depan).
Kompetensi manajer diantaranya wawasan yang mencukupi untuk mendukung kinerja manajer puncak. Ketrampilan menjalin korelasi yang baik juga diperlukan. Ketrampilan untuk bekerjasama dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan tercapai hubungan yang aman bagi kerjasama dalam organisasi. Manajer menengah juga mesti mampu memotivasi rekan kerjanya sehingga mendorong kerja tim dalam sebuah organisasi.
Menjadi manajer menengah patut mempunyai kesanggupan dalam memecahkan konflik. Sikap waspada serta kemampuan pengelolaan pergeseran yang terjadi pada organisasi sangat dibutuhkan. Hal tersebut akan mendukung keberhasilan proses negosiasi dengan berbagai pihak supaya konflik mampu dituntaskan.
c. Manajer lini depan (First-line manager)
Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung jawab atas buatan barang dan jasa. Mereka berada pada level administrasi pertama atau kedua dan memiliki jabatan seperti manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok karyawan non-manajerial.
Perhatian utama mereka yaitu aplikasi peraturan dan mekanisme untuk mencapai produksi yang efisien, memperlihatkan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan. Tenggat waktu pada tingkatan ini adalah singkat, dengan tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer tingkat bawah ini pada umumnya melaksanakan pengawasan para karyawan dan menentukan strategi, kebijakan dan keputusan yang sudah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dikerjakan dengan baik.
Manajer lini depan juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian taktik yang sudah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju pada kekerabatan eksklusif dengan masyarakat. Dalam bidang kesehatan, acuan manajer lini depan seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat.
Manajer lini depan memerlukan kompetensi manajer berupa kemampuan teknis (technical skill). Keahlian teknis ialah pengertian dan kefasihan dalam melaksanakan peran tertentu. Keahlian teknis meliputi penguasaan metode, teknik, dan perlengkapan yang digunakan di dalam fungsi tertentu (Daft, 2000). Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keahlian teknis juga meliputi wawasan khusus, kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik yang sempurna untuk menuntaskan problem dalam bidang disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk dalam pengaturan waktu untuk melakukan tugas pada bidang tertentu.
Manajer lini depan harus bisa menerapkan dengan terperinci dan tepat ihwal pengaplikasian acara organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya mempunyai kesanggupan kerjasama. Dalam mengkoordinasi kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi, luar organisasi, maupun dengan penduduk . Koordinasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada pengaplikasian segala acara organisasi.
Pengetahuan juga menjadi kompetensi yang semestinya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni jikalau berhadapan dengan masyarakat. Memposisikan diri dengan baik dalam mengatasi dan menerapkan acara pada masyarakat, supaya tujuan organisasi dapat tercapai dan sukses. Berkaitan dengan pengaplikasian program, manajer lini depan berperan penting dalam output dari sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang maupun jasa selaku hasil pencapaian tujuan organisasi.
Uraian di atas mampu ditarik kesimpulan bahwa manajerial dibagi menjadi 3 tingkat ialah manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager), manajer lini depan (first-line manager). Dalam sebuah organisasi, ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan agar organisasi mampu berlangsung tanpa hambatan. Dalam prosesnya, diharapkan kompetensi berdasar tingkatan, diantaranya keahlian konseptual (conceptual skill), keterampilan komunikasi (communication skill), dan keahlian teknik (technical skill). Kesesuaian kompetensi pada tiap tingkatan akan merealisasikan kinerja organisasi efektif dan efisien.
BAB 6
Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer
6.1 Peran dan Tugas Manajer
Suatu tugas (role) ialah serangkaian asumsi dan sikap seorang manajer (Daft, 2000). Peran dibagi kedalam tiga klasifikasi yaitu peran informasional, tugas interpersonal, dan tugas mengambil keputusan. Setiap peran merefleksikan aktivitas yang diambil manajer untuk menyelesaikan peran manajer yaitu memecahkan dilema, menggerakkan orang, dan mengambil keputusan. Setiap menajalankan kiprahnya manajer tidak dapat menjalankan seorang diri dan seorang manajer niscaya sangat memerlukan orang lain untuk mampu membantunya dalam menyelesaikan segala tugasnya.
Dalam Daft (2000), Mintzberg menyatakan bahwa manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya merancang saja tak akan pernah menyelesaikan apapun, sementara manajer yang hanya melakukan hasilnya melakukan segala sesuatunya sendiri. Maksudnya adalah segala hal yang terjadi pada sebuah organisasi penyelesaian tamat berada ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat sepuluh tugas manajer yang dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Peran informasional (Informational roles)
Peran informasional menggambarkan aneka macam acara yang dipakai untuk mempertahankan dan mengembangkan sebuah jaringan isu. Pengembangan jaringan info dapat dijalankan dengan cara memperbanyak koordinasi dengan banyak sekali pihak di luar organisasi. Berbagai hal yang mesti dilaksanakan seorang manajer untuk mengembangkan peran informasionalnya selaku seorang manajer, yaitu:
1) Monitor
Monitor meliputi pencarian gosip modern dari banyak sekali sumber. Manajer menemukan dan mencari info dari orang dan membaca cepat materi tertulis biar mampu mengikuti kemajuan dengan baik, memantau kontak interpersonal individu di dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai monitor yaitu memantau setiap aktivitas yang terjadi sebuah organisasi. Contohnya seorang manajer keuangan pada sebuah organisasi bertugas memantau keuangan dan keuntungan organisasi, mengamati pergeseran inflasi dan deflasi.
2) Penyebar informasi (Disseminator)
Penyebar isu mencakup penerimaan isu dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan menawarkan info terhadap anggota di dalam organisasi. Tugas manajer pada kompetensi penyebar informasi yaitu menyampaikan info kepada para anggota organisasi yang lain melalui memo dan laporan serta aktivitas telepon. Hal tersebut dilaksanakan dengan tujuan membuat lebih mudah proses komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan akan mengumumkan seluruh jajaran direksi jika terjadi inflasi dan deflasi yang mampu menghipnotis acara perekonomian organisasi tersebut.
3) Juru bicara (Spokesperson/Spokesman)
Juru bicara meliputi pertolongan gosip mengenai aneka macam acara organisasi kepada pihak luar melalui kegiatan pidato, pelatihan, dan konferensi. Seorang manajer yang bagus harus mampu mengatakan di depan orang banyak biar maksud dan tujuan manajer mampu terealisasi sesuai impian. Tugas manajer selaku juru bicara adalah sebagai pembicara terhadap pihak luar organisasi mengenai aneka macam acara yang sedang diatur oleh organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer sumber daya cuma memiliki kewenangan mengatakan mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak mengatakan tentang perekonomian maupun logistik pada sebuah lembaga.
b. Peran interpersonal (Interpersonal role)
Peran interpersonal meliputi korelasi dengan orang lain dan berkaitan dengan ketrampilan interpersonal. Seorang manajer yang baik mesti memiliki ketrampilan dalam mempertahankan hubungan komunikasi dengan orang lain agar segala sesuatu yang dijadwalkan manajer dapat terwujud. Berbagai hal yang dapat dilaksanakan seorang manajer untuk dapat meningkatkan tugas komunikasi dengan orang lain antara lain:
1) Simbol kepemimpinan (Figurehead)
Simbol kepemimpinan mencakup penanganan acara upacara dan simbolis untuk departemen atau organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit. Salah satu tugas manajer mirip menyambut tamu mirip tamu di luar organisasi yang tiba dengan tujuan untuk menjalin koordinasi. Tugas manajer yang lainnya ialah menandatangani aneka macam dokumen legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen legal dalam sebuah organisasi ialah hal yang sungguh vital, sehingga sangat memerlukan manajer untuk menguatkan legalitas dokumen tersebut. Contohnya kerjasama dua organisasi mampu terjalin apabila persetujuan koordinasi telah ditandatangani oleh pimpinan kedua organisasi tersebut.
2) Pemimpin (Leader)
Pemimpin mencakup kekerabatan dengan bawahan, tergolong mengarahkan dan memotivasi bawahan, melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan bawahan. Seorang manajer yang bagus ialah seorang manajer yang peduli terhadap banyak sekali aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang di dalam organisasi yang dipimpinnya, bila bawahannya melakukan kesalahan, sebagai manajer yang bagus harus mengingatkan kemudian mengarahkan supaya tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer sebagai pemimpin yakni bertanggung jawab kepada setiap aktivitas di dalam organisasi. Contohnya pimpinan rumah sakit melaksanakan aktivitasnya yaitu memimpin rumah sakit biar mampu terkelola dengan baik.
3) Penghubung (Liaision)
Penghubung berkenaan untuk memelihara jaringan berita baik di dalam maupun di luar organisasi melalui surat, telepon, konferensi, dan alat komunikasi elektro lainnya. Manajer beperan sebagai penghubung tujuannya adalah peran manajer yang berafiliasi dengan orang di luar organisasi lalu menghubungkan orang tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam organisasi, begitu pula sebaliknya. Tugas manajer sebagai penghubung yakni mempertahankan korelasi dengan pihak luar organisasi semoga kerjasama tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan rumah sakit yang menginginkan pelayanan rumah sakit ditingkatkan lalu pimpinan tersebut memberikan terhadap Wakil Direktur Pelayanan agar dapat disampaikan kepada manajer pelaksana untuk dapat segera terlaksana.
c. Peran pengambilan keputusan (Decisional role
Peran pengambilan keputusan berafiliasi dengan berbagai insiden dimana manajer mesti menciptakan sebuah opsi dan mengambil langkah-langkah. Peranan ini sering menutut ketrampilan konseptual dan kemanusiaan. Para manajer terus menimbang-nimbang abad depan dan cara mencapainya. Para manajer sadar akan persoalan dan mencari solusi yang dapat menuntaskan duduk perkara tersebut. Peran manajer selaku pengambil keputusan mampu ditingkatkan melalui beberapa cara, yaitu:
1) Penanganan gangguan (Disturbance handler)
Penanganan gangguan mencakup pemecahan pertentangan antar bawahan atau antar manajer departemen dengan departemen lainnya lewat tindakan korektif selama pertikaian atau krisis, mengikuti keadaan dengan krisis di lingkungan organisasi. Tugas manajer selaku penanganan gangguan ialah meredam permasalahan dan memperlihatkan solusi atas masalah tersebut. Contohnya dikala terjadi animo paceklik materi baku sehingga materi baku sukar didapat, manajer logistik harus cendekia dalam mengurus persediaan bahan baku sampai cukup untuk beberapa dikala ke depan.
2) Pembagi sumber daya (Resource allocator)
Pembagi sumber daya berhubungan dengan keputusan mengenai bagaimana membagi orang, waktu, peralatan, anggaran, dan sumber daya yang lain untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Manajer harus menetapkan pengalokasian budget proyek penentuan prioritas penanganan ganjalan pelanggan. Seorang manajer mesti mampu menganalisis setiap kemampuan orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang manajer tidak mampu menganalisis kemampuan setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka kesalahan dalam melakukan pekerjaan tidak dapat dikesampingkan. Oleh alasannya itu, seorang manajer harus peka terhadap kemampuan setiap orang di sekelilingnya. Tugas manajer selaku pembagi sumber daya yaitu seorang manajer sumber daya harus mampu menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi setiap individu. Contohnya lulusan sarjana ekonomi diposisikan pada bagian keuangan sedangkan lulusan hukum ditempatkan pada bab legalitas di dalam organisasi.
3) Perunding (Negotiator)
Perunding mencakup perundingan formal dan penawaran untuk meraih hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan, seperti mewakili kepentingan departemen selama negosiasi perjanjian , penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang manajer mesti mampu melaksanakan negosiasi agar organisasi yang dipimpinnya tidak merugi. Kehandalan seorang manajer dipertaruhkan kalau tidak mampu melakukan negosiasi dengan organisasi lain yang dapat memiliki efek kerugian organisasinya. Tugas manajer selaku perunding yaitu mengajukan patokan yang mampu menguntungkan organisasi. Contohnya seorang manajer logistik melakukan tawar-menawar harga dengan perusahaan yang menjual bahan baku supaya perusahaan yang dikelolan manajer tersebut tidak mengalami kerugian.
4) Enterpreneurship
Enterpreneurship bekerjasama dengan mencari peluang dalam acara untuk meningkatkan organisasi dengan cara mencari perubahan, menanggapi pergeseran, dan memanfaatkan peluang yang ada. Seorang manajer harus bisa mencari celah usaha agar organisasinya tetap berjalan. Usaha yang mampu dilakukan oleh manajer agar organisasinya tetap berjalan yakni lewat aneka macam aktivitas seperti mengajukan proyek yang mempunyai nilai bisnis, mengidentifikasi ide gres, menyuruh tanggung jawab ide kepada organisasi lain yang dapat memberi peluang perjuangan. Tugas manajer selaku Enterpreneurship yakni mencari taktik untuk mengembangkan organisasi yang diatur, terutama dalam bidang ekonomi. Contohnya seorang manajer pelayanan rumah sakit menawarkan kemudahan pelayanan kepada pasien dan keluarga mirip cafeteria, warung telekomunikasi (wartel), toko obat di dalam gedung rumah sakit yang mempunyai kesempatan bisnis bagi pihak rumah sakit.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Mintzber terdapat sepuluh tugas yang digolongkan menjadi tiga tugas utama yaitu peran informasional, tugas interpersonal dan peran mengambil keputusan. Tiap peran utama mempunyai rincian peran.
6.2 Tanggung Jawab Manajer
Di dalam organisasi, tidak siapa pun menciptakan keputusan yang sama. Beberapa jenis keputusan ditangani oleh manajer puncak. Berbagai jenis keputusan tersedia untuk individu pada aneka macam tingkatan dan wilayah yang berbeda. Tipe tanggung jawab manajer berupa keputusan sesuai dengan tingkatan manajer dibagi menjadi tiga ialah:
a. Manajer puncak
Pada administrasi puncak memiliki tanggung jawab berbentukkeputusan yang tidak terprogram dan keputusan yang pasti pada keadaan yang tidak pasti. Keputusan yang tidak terprogram yakni keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Program ini bukan suatu anutan atau standar operasional. Keputusan ini dibentuk tidak menurut pengalaman melainkan melalui suaru hati. Contohnya sebuah dua orang pekerja perusahaan metode data elektro (EDS) di Iran yang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara alasannya adalah korupsi dan berakibat EDS gulung tikar. Ross Perot sebagai pendiri EDS mesti berani memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya, meskipun hal tersebut tidak wajib dilakukannya.
Keputusan yang pasti pada keadaan yang tidak pasti yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya tidak dimengerti pada ketika dibentuk. Contohnya Ross Perot memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya dari pemecatan, hingga Ross Perot tidak dapat memperkirakan tingkat kesuksesan bisnisnya tersebut.
b. Manajer tengah
Pada administrasi tengah memiliki tanggung jawab berbentukkeputusan tidak terprogram, keputusan yang terprogram, keputusan riskan dan keputusan yang pasti. Keputusan yang tidak terprogram yaitu keputusan yang tidak terlampau sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi. Program ini bukan sebuah fatwa atau persyaratan operasional. Keputusan ini dibuat tidak menurut pengalaman melainkan melalui bunyi hati.
Keputusan yang terprogram yakni keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya Wakil Direktur Pelayanan rumah sakit Dr. Soetomo yang menetapkan untuk menawarkan layanan jasa mirip antar jemput pasien dan kemudahan kamar dengan aneka macam tipe.
Keputusan yang riskan adalah keputusan yang memiliki beberapa alternatif kemungkinan tingkat kesuksesan pada ketika dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Contohnya sebuah perusahaan alat musik mirip Hewlett-Packard menghabiskan uang untuk observasi dan pengembangan (R&D), hal tersebut mengandung resiko. Apabila observasi tidak mempunyai hasil, maka hanya kerugian yang didapat.
Keputusan yang pasti adalah keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada saat dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Tingkat kesuksesan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya perusahaan pena BIC yang cuma memasarkan bolpoin dan pena yang relatif murah bisa menciptakan tiga juta pena per hari dan menjangkau laba jutaan dolar per tahun.
c. Manajer lini depan
Pada manajer lini depan memiliki tanggung jawab berbentukkeputusan yang terprogram dan keputusan yang pasti. Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya mekanik kendaraan beroda empat balap mengetahui sekali kepada langkah-langkah yang mesti dilakukan saat mobil balap berhenti pada pit.
Keputusan yang niscaya yaitu keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada saat dibentuk (Barney & Griffin, 1992). Tingkat kesuksesan keputusan ini sungguh tinggi. Contohnya ketika seseorang sedang dioperasi maka anestesiolog (orang yang memperlihatkan suntik bius) akan memberikan obat bius terhadap pasien sesuai takaran yang telah ditentukan bila hal tersebut sesuai dengan hukum maka pasien tidak akan merasakan sakit pada saat dioperasi.
Maka dari uraian di atas, menurut Barney & Griffin (1992), tanggung jawab manajer digolongkan berdasarkan tingakatan manajer ialah manajer atas, manajer tengah dan manajer lini depan.
Uraian di atas mampu ditarik kesimpulan bahwa seorang manajer mesti mampu memahami berbagai peran manajer bareng segala tugasnya saat melakukan aktivitasnya. Pada pembagian peran tersebut terdapat sepuluh tugas yang dilengkapi dengan peran dari tiap peran. Seorang manajer harus melengkapi tanggung jawab tiap melaksanakan peran dan tugasnya, biar organisasi mampu berjalan sesuai dengan keinginan.
BAB 7
How to be a good manager
Bidang manajemen adalah profesi yang dinamis, mempesona, dan menyegarkan, namun hal ini juga memerlukan wawasan individu dan kemampuan. Inilah yang membuat pekerjaan manajer yang begitu meyenangkan, namun begitu mengintimidasi. Berdasarkan observasi dan pengalaman seorang manajer, ada sepuluh atribut utama bahwa seseorang mesti bisa menguasai strategi dan secara umum mampu dipandang selaku manajer yang baik, bisa, patut, dan terhormat (Gualco, 2010). Berikut ini kesepuluh atribut utama:
a. Pengetahuan
Akumulasi dan pemanfaatan wawasan yakni ciri khas manajer yang bagus. Hal ini dikarenakan tanpa pengetahuan mirip itu akan susah untuk unggul pada tanggung jawab sentral dari manajer yaitu untuk menciptakan keputusan yang sempurna pada waktu yang sempurna dan untuk alasan yang tepat. Manajer tahu pekerjaan mereka, perusahaan mereka, dan industri mereka, serta mengetahui misi dan budaya organisasi mereka. Mereka berpendidikan tinggi serta mempunyai gosip perihal kurun depan industri yang baik.
b. Keterampilan organisasi yang luar biasa
Manajer yang baik melaksanakan berbagai tugas dan bertanggung jawab dalam rangka menyanggupi keinginan. Mereka membutuhkan tiga keahlian organisasi yang luas ialah, kesanggupan untuk merencanakan berbagai hal, kesanggupan untuk mengutus atau memutuskan yang sudah dijadwalkan, dan kesanggupan untuk mengatur waktu. Ketiga keterampilan tersebut mampu membantu dalam menuntaskan pekerjaan seorang manajer, dan dapat menjadi sebuah kunci untuk menjadi manajer yang baik.
c. Kerja keras
Hampir semua “orang jago” yang kita temui dalam hidup yaitu mereka yang meraih berhasil spektakuler dan mencapai ambisi fenomenal, yaitu mereka yang memiliki bakat besar di bidang mereka. Mereka bekerja keras serta bertanggung jawab dengan tugasnya untuk suatu bakat tepat yang mereka miliki. Manajer yang baik mempunyai tujuan dan tekad serta bersedia untuk berkorban dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer.
d. Membuat pekerjaan menggembirakan
Kesenangan yakni emosi dasar dan kebutuhan manusia untuk melaksanakan sesuatu yang mereka anggap mengasyikkan bagi mereka. Seorang manajer harus menimbulkan pekerjaanya selaku acara yang sangat disenangi, biar pekerjaan mereka tidak menjadi sesuatu yang menjemukan. Segala sesuatu jika didasari oleh rasa senang, niscaya akan menghasilkan sesuatu yang bagus.
e. Orang yang bagus
Seorang manajer akan mengalami kegagalan dalam hidupnya dan pekerjaannya apabila tidak menanggulangi masalah ini. Sesuatu yang terwujud dalam perasaan iri hati, keserakahan, egoisme, penghinaan, dan benci. Seorang manajer mesti peduli dan saling menghormati dengan karyawannya semoga mereka merasa tenteram dalam melakukan pekerjaan .
f. Menampung informasi dengan baik
Seorang manajer yang baik tidak menutup diri dari segala info yang ada, namun justru terbuka dan selektif pada berbagai info yang diterima. Begitu juga dalam proses pengambilan keputusan, semestinya menimbang segala aspek dalam pengambilan keputusan. Saran atau aspirasi dari bawahan tidak secara eksklusif ditolak, namun menampung dengan olahan yang baik, sehingga keputusan yang diambil ialah sebuah keputusan yang profesional.
g. Memfokuskan waktu dan energi
Seorang manajer harus berkonsentrasi pada sejumlah informasi yang signifikan, tidak cuma seberapa cekatan manajer, namun penting juga dalam memfokuskan energi dan potensi . Dengan berbagai macam duduk perkara yang dihadapi, seorang manajer haruslah bisa membuat prioritas yaitu konsentrasi pada hal yang mempunyai prioritas tertinggi dibanding lainnya. Dengan begitu dalam penyelesaian problem akan mempunyai energi yang memadai, disesuaikan dengan prioritas yang dibentuk. Hal tersebut merupakan efisiensi waktu dari tugas manajer yang bagus.
h. Mengidentifikasi dilema dengan kompetensi
Manajer bukanlah seseorang yang melakukan suatu keputusan cuma dari organisasi yang dibawahi. Namun wangsit dan kreatifitas seorang manajer sangatlah diperlukan. Dengan adanya kode dari pemikiran seorang manajer itu sendiri, maka kebijakan yang diambil yaitu hasil dari proses pematangan penyelesaian dilema. Hal tersebut menciptakan keputusan yang akurat seorang manajer yang bagus.
i. Memberikan arah perbaikan yang terbuka
Menjadi manajer yang bagus dapat dijadikan contoh bagi bawahan untuk dapat memajukan kualitas pekerja. Seorang manajer diperlukan bisa menjadi pendorong, dalam arti memperlihatkan motivasi konkret bagi bawahan untuk lebih belajar dan berlatih mengembangkan diri. Manajer selalu tidak tertutup untuk mentransfer ilmu yang layak dimiliki, sehingga berpengaruh baik juga pada kerjasama kerja, serta mampu tercipta pekerja yang mempunyai kompetensi baik dan terus berkembang.
j. Pengaruh
Kemampuan memakai aneka macam bentuk kekuasaan untuk menghipnotis tingkah laris karyawan dengan banyak sekali cara. Manajer yang baik harus mampu mempengaruhi karyawan untuk melaksanakan pengorbanan pribadi demi kebaikan perusahaan.
Uraian di atas mampu ditarik kesimpulan bahwa hal yang perlu dimengerti oleh seorang manajer yakni peran, peran, tanggung jawab, dan kewenangannya selaku manajer. Selain itu, seorang manajer mesti mampu menjadi panutan atau contoh yang baik untuk para karyawan atau bawahannya. Serta mempunyai sifat diatas yang telah diterangkan, mirip diantaranya berpengetahuan yang luas dan mempunyai kemampuan organisasi yang baik.
BAB 8
Berbagai Bidang Kajian Manajemen
Bidang kajian manajemen yang dimaksudkan pada bagian ini merupakan pembahasan secara rinci dan spesifik dari ruang lingkup manajemen yang sudah disinggung ringkas pada bab satu. Bidang kajian manajemen meliputi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya insan adalah suatu ilmu yang mengontrol relasi dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu (tenaga kerja) secara efisien dan efektif sehingga tujuan bareng perusahaan, karyawan, dan penduduk dapat tercapai dengan optimal. Manajemen sumber daya manusia didasari pada sebuah konsep bahwa setiap karyawan yakni manusia bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut rancangan dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan korelasi ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya insan melibatkan semua keputusan dan praktek administrasi yang mempengaruhi secara pribadi sumber daya manusianya. Tujuan dari administrasi sumber daya insan adalah menunjukkan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi ihwal administrasi personalia akan menawarkan langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk menerima, menyebarkan, menggunakan, memeriksa, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas).
Manajemen sumber daya insan sekaligus ialah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan sumber daya atau karyawan dalam rangka meraih tujuan individu maupun organisasi. Manajemen sumber daya insan merupakan proses yang berisikan:
- Pengadaan
- Pengembangan
- Kompensasi
- Intregrasi
- Pemeliharaan
- Pensiun
Manajemen sumber daya manusia ini memiliki kekhususan dibandingkan dengan manajemen secara umum atau administrasi sumber daya lain. Karena yang di-manage yaitu manusia, sehingga kesuksesan atau kegagalan manajemen sumber daya ini akan mempunyai dampak yang sangat luas.
Manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia ialah pentingnya sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam organisasi dan pemanfaatannya dalam banyak sekali fungsi dan kegiatan untuk meraih tujuan organisasi. Manajemen sumber daya insan dibutuhkan untuk memajukan daya guna dan hasil guna sumber daya insan dalam organisasi, dengan tujuan menunjukkan terhadap organisasi sebuah satuan kerja yang efektif.
b. Manajemen penjualan
Manajemen penjualan berasal dari dua kata adalah administrasi dan pemasaran. Manajemen Pemasaran yaitu sebagai analisis, penyusunan rencana, penerapan, dan pengendalian acara yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan pasar target dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya ialah:
- Pemasaran adalah aktivitas manusia yang diarahkan untuk memenuhi keperluan dan harapan lewat proses pertukaran (Kotler, 1997).
- Pemasaran ialah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan kehendaki melalui penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Amstrong, 1994).
Konsep inti pemasaran meliputi: keperluan, impian, undangan, dan kepuasan. Kebutuhan ialah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang besar lengan berkuasa akan pemuas yang spesifik kepada keperluan yang lebih mendalam. Permintaan ialah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kesanggupan dan kesediaan untuk membelinya.
Kepuasan atau tercapainya cita-cita konsumen menjadi tolak ukur dalam inti penjualan untuk proses evaluasi keberhasilan suatu pemasaran. Penelitian dan pengembangan dalam administrasi penjualan dipakai sebagai alat utama untuk menertibkan pemasaran supaya mampu berlangsung dengan baik.
Manajemen penjualan mempunyai prinsip yang meliputi analisis pasar, penyusunan rencana pasar, implementasi, dan kendali pasar. Dalam perusahaan besar, manajemen penjualan biasanya ditangani oleh seorang manajer pemasaran, sedangkan di perusahaan kecil, pemilik perusahaan memimpin dalam aktivitas pemasaran. Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip administrasi penjualan:
1) Analisis pasar
Analisis pasar meliputi pengamatan acara perusahaan di abad kemudian, sekarang dan abad depan. Manajer penjualan memakai analisis S.W.O.T. untuk menentukan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman di dalam pasar. Mereka juga memeriksa tren, pertumbuhan, ukuran pasar, saluran distribusi dan bahkan biaya. Semua aspek ini mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk, sehingga penting untuk menyertakannya ke dalam pertimbangan.
2) Perencanaan pasar
Setelah menganalisis pasar, manajer penjualan menciptakan planning pemasaran, dengan rincian strategi mereka untuk mencapai sasaran pasar perusahaan. Aspek administrasi pemasaran mengambil detail seperti produk, penempatan, harga, bungkus, posisi, orang dan penawaran spesial ke rekening.
3) Implementasi pasar
Ketika manajer pemasaran menempatkan penelitian dan perencanaan pasar menjadi tindakan, itu disebut selaku aspek pelaksanaan pasar atau pengelolaan pasar. Manajer pemasaran memperlihatkan perhatian khusus pada setiap kegiatan dan membuat adaptasi yang dibutuhkan.
4) Kontrol pasar
Setelah implementasi, manajer pemasaran meninjau hasil setiap aktivitas penjualan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan. Kontrol pasar dapat meliputi survei konsumen, evaluasi pemasaran dan derma umpan balik, dan mengulangi pelacakan.
c. Manajemen bikinan dan operasi
Manajemen bikinan dan operasi yakni selaku sebuah proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi administrasi untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka meraih tujuan (Fogarty, 1989). Kegiatan bikinan dan operasi ada pada tiga hal, yakni pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa, adanya tata cara transformasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai unsur dari administrasi operasi (Schoeder, 1994).
1) Manajemen operas
Penggunaan fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, and Controling) dalam proses transformasi banyak sekali sumber daya perusahaan, guna memperbesar dan menghasilkan output yang lebih baik dan maksimal. Istilah administrasi operasi muncul untuk memperluas pengertian tentang proses bikinan, proses bikinan yang dibahas tidak cuma yang menghasilkan barang dan mengakibatkan laba saja. Manajemen operasi juga membicarakan proses buatan yang menciptakan jasa dan atau tidak menciptakan keuntungan. Manajemen operasi penting antara lain sebab:
- Sebagian besar aktivasi perusahaan lazimnya tertanam dalam acara
- Operasi dan atau buatan, terutama persediaan
- Sebagian besar SDM, berada dalam departemen operasi dan atau produksi
- Kegiatan operasional perusahaan ialah aktivitas utama perusahaan
2) Penelitian buatan
Pada dasarnya semua manajemen pasti mengadakan observasi untuk menentukan langkah apa yang hendak diambil kedepan. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan buatan dapat berjalan dengan baik. Penelitian bikinan lebih tertuju pada produk yang digemari pelanggan. Pengembangan bikinan yaitu penelitian kepada produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut semoga mempunyai kegunaan yang lebih tinggi dan lebih digemari konsumen.
Linear Programming yaitu salah satu cara atau metode untuk memilih variasi produksi yang paling maksimal. Problem yang dapat tertuntaskan terbatas pada persoalan yang mempunyai batasan linear, serta memiliki fungsi yang lancar. Luas produksi yaitu jumlah atau volume output yang sebaiknya dibuat oleh sebuah perusahaan dalam suatu kala. Tujuan administrasi produksi yaitu memproduksi atau mengendalikan bikinan barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.
d. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi keuangan, fungsi keuangan tersebut meliputi cara menemukan dana (raising of fund) dan memakai dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang pantas dari investasi pada banyak sekali aktiva dan penyeleksian sumber dana untuk membelanjai aktivas tersebut. Tujuan adanya manajer keuangan ialah untuk mengorganisir dana perusahaan secara umum dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tugas dan tanggung jawab manajer keuangan antara lain mencakup keputusan wacana investasi, pembiayaan aktivitas perjuangan dan pembagian deviden sebuah perusahaan, dengan demikian peran manajer keuangan ialah merencanakan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
e. Manajemen kualitas
Manajemen mutu membutuhkan pengertian perihal sifat kualitas dan sifat tata cara mutu serta janji administrasi untuk bekerja dalam berbagai cara. Manajemen mutu sangat membutuhkan figur pemimpin yang mampu memotivasi supaya seluruh anggota dalam organisai mampu memperlihatkan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut mampu dibangkitkan lewat pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa kualitas sebuah produk atau jasa tidak cuma menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi juga seluruh anggota dalam organisasi.
Mutu ialah prasangka dan penafsiran yang sering timbul sebagai sesuatu yang unggul, mahal harganya, kelas, tingkat atau bernilai tinggi. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan mutu dengan cara membandingkan satu produk dengan produk yang lain. Ketiga pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan dan diandalkan, diadaptasi dengan keperluan serta dapat diterima oleh konsumen. Secara singkat mutu mampu diartikan kesesuaian penggunaan, kesesuaian tujuan, kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap standar.
f. Manajemen logistik
Merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengatur arus barang, energi, berita, dan sumber daya lainnya (produk, jasa, dan insan) dari sumber buatan ke pasar. Manufaktur dan marketing akan sukar dijalankan tanpa pertolongan logistik alasannya adalah penyusunan rencana dan distribusi dari majemen logistik ini menunjukkan ukuran yang pas. Logistik juga meliputi integrasi, gosip, transportasi, inventori, pergudangan, dan pendistribusian.
“… a process of strategically managing the procurement, movement and storage of materials, parts and finished inventory (and the related information flows) through the organization and its marketing channels in such a way that current and future profitability are maximized through the cost-effective fulfillment of orders” (Martin Christopher,1968).
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk menyiapkan, melakukan, dan menertibkan efisiensi dan efektifitas penyimpanan serta fatwa barang,fungsi ini tergolong pelayanan dan berita terkait dari titik permulaan (point of origin) sampai titik konsumsi (point of consumption). Tujuannya untuk menyanggupi keperluan para pelanggan dan meningkatkan penyusunan rencana dalam mengatur anutan barang.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bidang kajian administrasi yang berisikan manajemen sumber daya insan, pemasaran, buatan dan operasi, keuangan, kualitas, dan logistik secara garis besar menawarkan pengertian yang diarahkan kepada suatu role yang di dalamnya tersusun dari pengertian manajemen itu sendiri ialah untuk mencapai tujuan bersama.
Conclusion
- Management is an attainment of target by a manager through planning, organizing, leadership, and operation of organizational resource, and conducive of cooperation between systematic human being. Management’s scope include to Human Resource Management, Marketing Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality Management, and Logistic Management.
- Generally management’s functions include rencana, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting, and evaluating. While the management’s process include planning, organizing, leadership, and control. In the management process has two important ideas that the four.
- Process and function show basic differences and have unequal sasaran in development of management science, for example rencana in development of management and through difference process will have different target in the application. Equation between process and function of management which is an operation in planning system, organizational, leadership and controlling, and influence the role of manager in his or her activity.
- George R. Terry divides into 4 management’s cycle, they are: Planning, Organizing, Actuating, and Controlling (POAC). The purpose of this management cycle is to show the process of management that is describer in a chart. Planning is the first time to plan what to do, then organize by dividing the task. The implementation is done after organizing, by moving the organization towards the goal. In order to remain in the running of the organization that created the plan, then the manager must exercise control or supervision.
- There are three levels of managerial known as top manager, middle manager, and first line manager. While the competence of managerial cover ability, knowledge, skill, and legality which must have by a manager. Manager must have conceptual skill, communication skill, and technical skill according to the managerial level, through the manager competency, organization’s performance will be effective and efficient to reach the organization sasaran and objective.
- Manager must able to understand the managerial role with all duties when running activities. Managerial role include into three aspect, they are: informational role, interpersonal role and decision-making role. A manager must complete the responsibilities of each role and tasks. The responsibility of manager in the form of a decision that is distinguished by the level managers those are top management, middle management and first-line management. The decisions were acara decision, unprogram decision, certain decision, uncertain decision, and risky decision.
- A good manager not only posses a good skills and wide knowledge on organization, but also good attitude in leading a company and carry well with his employees. A good manager can expose him/herself; he/she should have the kindness to accommodate other people idea, aspiration, and mind of his employees. A manager also ought to earn to become motivator for these employees.
- Management’s areas of study consist of Human Resource Management, Marketing Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality Management, and Logistics Management. These management’s areas of study is instructing to a role which refers to management’s objective itself: to reach the target.
Daftar Pustaka;
- Barney & Griffin, 1992. The Management of Organizations, Houghton Mifflin Company, United States of America.
- Daft, R 2000, Management, 5thedn, Vanderbilt University, Harcourt Inc.
- Drucker, P 2007, People and Performance: The Best of Peter Drucker on Management, Harvard Business School Press, Boston.
- Gualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe: USA.
- Koontz, O’Donnell, & Weihrich, 1980, Management, 7thedn. Mc-Graw-Hill, Kogahusha.
- Leslie, R & Byars, L, 2005, Management: Skills and Aplication, 11thedn, Mc Graw- Hill Companies Inc., New York, USA.
- Quick, J et all, Managing Drug Supplay, Management Science for Health, Connecticut
- Robbins, S & Coulter, M, 1999, Management, 7thedn. United States of America, Prentice-Hall, Inc.
- Umiker, W 1998, Management Skills for the New Health Care Supervisor, An Aspen Publication.Maryland.
- Zimmerman, D, Zimmerman, P, & Lund, C, 1996, The Health Care Customer Service Revolution, Irwin, Singapore.
- European Commision 2004, Project Cycle Management Guidance Note 5, viewed 18 March 2011,
Lampiran: Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan : Dalam administrasi operasional bila salah sati dari sub manajemen itu tidak berlangsung atau menerima hambatan apakah organisasi itu dapat berlangsung? Bisakah sub bab manajemen lain meng-handle untuk sementara demi mencapai tujuan yaitu berhasil?
Jawaban : Secara teoritis jikalau pada administrasi operasional tersebut hambatan terdapat pada sub bagian manajemen keuangan, organisasi tersesebut mampu tetap berlangsung. Akan namun dalam prakteknya tidak ada organisasi yang berhasil berhasil dalam pencapaian tujuannya jika terdapat salah satu saja sub manajemen yang terhambat. Karena dalam sub manajemen itu saling menunjang untuk pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.
Pertanyaan : Dalam siklus administrasi apakah tidak dibutuhkan leading untuk melaksanakan actuating? Jika tidak, mengapa?
Jawaban : Dalam siklus manajemen juga dibutuhkan leading, tetapi leading tersebut sudah tergolong pada tahap actuating.
Pertanyaan : Siklus POAC dan POLC apakah harus berjalan secara bersama semoga organisasi mampu berlangsung atau hanya salah satu saja telah cukup? Jelaskan!
Jawaban : Fungsi POLC dan siklus POAC saling berkesinambungan tidak ada perbedaan diantara keduanya, sehingga harus berjalan sebanding.
Pertanyaan : Di kehidupan positif, contoh yang real untuk top manager, middle manager, first line manager itu mirip apa? Karena selama ini yang saya tau cuma ada manajer, tidak ada pembagian seperti itu.
Jawaban : Contoh real untuk tiap tingkatan manajer:
Top Manager: Presiden, direktur rumah sakit, chief executive officer (CEO), executive vice president.
Middle Manager: Kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian mutu, administrator laboratorium riset, bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, bidang farmasi.
Pertanyaan : Dengan klarifikasi tentang tingkat & kompetensi manajer, saya mememiliki pertanyaan. Apakah suatu perusahaan “mesti” memiliki 3 manajer, seperti top manager, middle manager, first-line manager tadi? Karena memang dilihat perannya juga penting. Tolong dijelaskan.
Jawaban : Sebuah organisasi yang bagus, tergolong didalamnya perusahaan, terperinci memiliki 3 tingkat manajer tersebut. Sehingga dapat dibilang adanya 3 tingkat manajer itu telah otomatis ada. Jadi bukan mesti mempunyai, melainkan sudah pasti terdapat 3 tingkat manajer biar organisasi tersebut berjalan efektif dan efisien.
Pertanyaan : Apakah top management mampu memperlihatkan suatu perintah kepada first-line management tanpa melalui middle management? Jelaskan!
Jawaban : Tidak mampu. Dikarenakan middle management merupakan penghubung antara top management dan first-line management. Kaprikornus konsep yang sudah ditentukan oleh top management dapat diaplikasikan pada teknis pelaksanaan yang nantinya dikerjakan first-line management, mesti diimplementasikan apalagi dulu oleh middle management. Karena tingkat pemahaman middle management mengenai rancangan dari top management lebih baik dan menyeluruh dibandingkan dengan first-line management. Hal ini berhubungan dengan spesifikasi tanggung jawab, sehingga dapat terwujud keberhasilan tujuan organisasi.
Pertanyaan : Apabila satu dari beberapa fungsi / tugas manajemen tidak dikerjakan apakah masih bisa disebut manajemen yang bagus? Dan apakah tujuan organisasi bisa tercapai?
Jawaban : Belum mampu dibilang manjemen yang baik dan tujuan tidak tercapai, alasannya adalah organisasi yang bagus adalah organisasi yang dapat melaksanakan kiprahnya dengan baik. Contohnya seorang karyawan berhubungan dengan teknis. Dia hanya melaksanakan keputusan dari top manager. Dia dilarang mengambil keputusan, sebab keputusan diambil oleh top manager.
Pertanyaan : Bagaimana bila ada karyawan yang pasif dalam kinerjanya? Apakah hal itu mempengaruhi hasil / tujuan dari organisasi tersebut? Bagaimana tugas seorang manajer yang baik dalam menanggapi hal tersebut?
Jawaban : Iya mensugesti maksudnya, alasannya karyawan juga sebagai manajer lini depan yang berhubungan dengan tekhnis. Peran seorang manajer yang bagus yakni mengidentifikasi problem dengan kompetensi. Maksudnya ialah dengan adanya kode dari aliran seorang manajer, maka kebijakan yang diambil yakni hasil dari proses pematangan solusi masalah.