close

Pengertian Dan Klarifikasi Krisis Air Dan Pangan

Pengertian Dan Penjelasan Krisis Air dan Pangan 
Salah satu info serius yang dihadapi bangsa di palnet bumi ini adalah kelangkaan pangan. Teori Malthus (1798) mengatakan bahwa akan terjadi pertambahan deret hitung pada bikinan pangan dan deret ukur pada kemajuan penduduk. Hal ini bermakna akan terjadi ketidak seimbangan antara supply dan demand akan pangan. Teori ini menuding bahwa tekanan pertambahan masyarakatmenjadi penyebab utama akan terjadinya krisis pangan dunia. Sebagai acuan, Rusia mengalami kekeringan mahir sementara waktu lalu sehingga kesanggupan bikinan pangannya menurun tajam. Bahkan negara itu terpaksa menutup ekspor komoditas pertaniannya guna menyanggupi kebutuhan pangan dalam negerinya. Sebaliknya Thailand belum lama ini mengalami banjir besar yang menurunkan buatan pangannya.. Demikian juga China mengalami tragedi banjir yang menggagalkan produksi pangan beberapa tahun kemudian. Masih banyak data senada dengan ketiga negara tadi yang dampaknya mengganggu keseimbangan supply dan demand pangan secara global. Oleh alasannya itu dewasa ini banyak goresan pena yang menyampaikan analisis bahwa krisis pangan yang terjadi di beberapa penggalan bumi ini bukan semata-mata disebabkan oleh tekanan penduduk, tetapi oleh kelangkaan air dan perubahan iklim. 
PBB memproyeksikan bahwa pada tahun 2025 banyak Negara akan mengalami krisis air. Meskipun Indonesia tergolong 10 negara yang kaya air, tetapi negeri kita ini terancam menderita krisis air juga sebagai balasan dari lemahnya metode pengelolaan pembangunan sumberdaya air dan lingkungan pada umumnya. Hal ini tercermin dari semakin menurunnya kualitas air baik air permukaan ataupun air tanah, fluktuasi debit air sungai yang sungguh besar, inefisiensi dalam penggunaan air, dan regulasi yang masih sangat kurang mewadahi.
Beberapa data menunjukkan bahwa ketersediaan air di Indonesia sangatlah melimpah ialah sekitar 15.000 m3/kapita/tahun, jauh diatas rata-rata dunia yang hanya 8.000 m3/kapita/tahun. Tetapi Pulau Jawa yang berpenduduk 65% dari total penduduk nasional dan luas daratannya cuma sekitar 7% dari luas daratan Indonesia, cuma memiliki ketersediaan air sekitar 1.750 m3/kapita/tahun, atau memiliki sekitar 4,5% dari total air tawar yang ada di Indonesia. Jumlah ini tentu saja akan semakin menurun alasannya meningkatnya penduduk yang sungguh pesat. Belum lagi mutu air yang juga cenderung memburuk utamanya di tempat perkotaan. Urbanisasi yang tanpa kontrol semakin menambah peliknya problem sumberdaya air di Pulau Jawa. 
Akibat serius dari semakin meningkatnya krisis air yaitu di sektor pangan. Data menawarkan bahwa sekitar 70%-80% kebutuhan air tawar adalah untuk memenuhi keperluan pertanian. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan industri dan rumah tangga. Mengingat tingginya prosentase penggunaan air untuk memproduksi pangan, maka krisis air ditentukan akan mempunyai pengaruh serius pada ketersediaan pangan.
Disamping itu, pergeseran iklim global banyak dituding selaku salah satu penyebab penting terjadinya krisis air ini. Sirkulasi air secara global terpengaruh oleh adanya fenomena ini. Pola dan distribusi curah hujan sudah banyak berganti. Perubahan acuan curah hujan yang terjadi ditentukan akan berimbas pada contoh kekeringannya. Peningkatan suhu permukaan bumi juga menyebabkan menaiknya peluangpenguapan air di permukaan tanah. Ini semua akan menghipnotis sektor pertanian pangan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau tema World Water Day tahun 2012 ini yaitu “Water and Food Security”. Marilah berbuat sesuatu demi kelancaran kehidupan di muka bumi ini secara lebih baik biar air dan pangan kita terjaga keberadaannya.