Pengertian dan Keutamaan Sikap Tenang dalam Islam

Sikap tenang atau dlm bahasa arab disebut dgn “ta’anny” merupakan salah satu sifat yg terpuji di dlm agama islam. Sebab dgn sikap tersebut, seseorang bisa menerima aneka macam kebaikan dlm kehidupan di dunia & di alam baka kelak.

Kutipan Islami tentang sikap tenang

Sampai-sampai dlm sebuah hadits, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menegaskan bahwa sikap damai (ta’anny) hadirnya dr Allah, & sikap tergesa-gesa itu hadirnya dr setan.

Oleh sebab itulah, selaku seorang muslim, hendaknya kita berhias dgn sikap damai tersebut.

Dalam kondisi apapun, sikap damai akan menolong seseorang untuk berfikir lebih jernih & bertindak lebih tepat. Sebaliknya, sikap terburu-buru kebanyakannya memberikan hasil yg kurang baik.

Sebagai motivasi bagi kita semua biar bisa bersikap hening, pada postingan kali ini saya akan membagikan beberapa kutipan kata bijak islami perihal sikap hening yg hadirnya dr para ulama islam.

Semoga kita mampu mengambil pelajaran dr ucapan mereka, & menjadikannya selaku cambuk untuk mengganti perilaku kita menjadi lebih baik & lebih damai.

Pentingnya Sikap Tenang Dalam Syariat Islam

Saking pentingnya sikap hening di dlm islam, syariat tiba memberikan usulan & dorongan untuk itu, di samping melarang dr sikap tergesa-gesa.

Oleh alasannya adalah itu, Allah Azza Wajalla berfirman :

“Hai orang-orang yg beriman, apabila ananda pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah & janganlah ananda menyampaikan pada orang yg mengucapkan “salam” kepadamu : “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu ananda membunuhnya), dgn maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, alasannya adalah di segi Allah ada harta yg banyak. Begitu jugalah kondisi ananda dulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kau, Maka telitilah, Sesungguhnya Allah Maha mengenali apa yg ananda lakukan.” (Surah An-Nisaa : 94).

Al-Imam Ath-Thobary Rahimahullah berkata tentang tafsir ayat ini :

“Fatabayyanuu (telitilah), yakni fataannauu (bersikaplah tenang & tak tergesa-gesa) dlm membunuh orang yg masih samar kondisinya bagi kalian, sehingga kalian tak mengenali hakikat keislaman & kekafirannya. Janganlah kalian tergesa-gesa, sehingga kalian membunuh orang yg masih samar kondisinya bagi kalian. Janganlah kalian membunuh seseorang kecuali orang yg kalian ketahui dgn percaya kalau ia memerangi Allah & rasul-Nya.” (Kitab Jaami’Al-Bayaan Fi Ta’wiil Al-Qur’an karya Ath-Thobary  9/70).

Disebutkan dlm sebuah hadits, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

“Sikap tenang (ta’anny) datangnya dr Allah, & sikap tergesa-gesa itu hadirnya dr setan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqy [20767] & dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dlm Shahiih Al-Jaami’ [3011]).

Seorang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yg bernama Asyaj Abdul Qais Radhiallahu Anhu pernah disanjung oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam karena mempunyai dua sifat yg terpuji. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Abdullah bin Abbas Radhiallahu Anhuma, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata pada teman tadi :

“Sesungguhnya padamu ada dua perangai yg dicintai oleh Allah, yakni al hilm (nrimo) & al-anaah (sikap hening).” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Baca pula wacana: Sabar, Takut, Sedekah, Bersyukur, Marah, Sederhana, Kutipan Ali Bin Abi Thalib.

Dalil dalil perihal Bersikap Tenang dlm Islam

Beberapa dalil yg telah saya sebutkan di atas semuanya menunjukkan betapa pentingnya sikap damai di dlm islam.

Sebenarnya dalil-dalil dlm dilema ini masih sangat banyak, namun tak memungkinkan untuk saya sebutkan seluruhnya pada postingan kali ini.

Namun, untuk melengkapi pembahasan, di bawah ini akan saya sebutkan beberapa dalil-dalil islami wacana sikap damai dr pada ulama islam.

1.Al-Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata :

“Jika seseorang berpaling dr sikap tenang & lemah lembut, maka ia akan berpaling pada sikap tergesa-gesa, lalai, & kasar atau pada sikap meremehkan & menelantarkan.Adapun sikap lemah lembut & sikap damai terletak di antara keduanya.” (Lihat Kitab Madaarijus Saalikin 2/296).

Perhatikan dalil islami perihal sikap tenang dari Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah di atas, terlihat jelas betapa pentingnya sikap tenang & lemah lembut dlm segala sesuatu & balasan bila berpaling dr kedua sikap tersebut.

Oleh alasannya adalah itu, tatkala kita terjatuh ke dlm sikap tergesa-gesa, ceroboh, agresif, & suka meremehkan atau menilai enteng segala sesuatu, pertanda jauhnya kita dr kedua sikap terpuji yg disebutkan di atas (sikap hening & lemah lembut).

2.Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah berkata :

“Tidak sepantasnya imam (penguasa) menyerahkan kepemimpinan perang kecuali pada orang yg terpercaya agamanya, pemberani pada badannya, bersikap tenang, berilmu & mempunyai wawasan luas dlm perang, tak tergesa-gesa & tak gegabah…” (Sunan Al-Kubraa Lil Baihaqy).

Dalil wacana sikap damai dari Al-Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah di atas memperlihatkan kriteria penting yg mesti dimiliki oleh seorang pemimpin atau panglima perang.

Kriteria tersebut tak hanya pemberani, namun pula memiliki sikap hening, bakir, & memiliki pengetahuan ihwal perang, termasuk dlm hal ini seni manajemen perang.

  Mengapa Kita Perlu Bermazhab, Bukannya Pribadi Kembali Terhadap Al-Qur'an Dan Sunnah?

Mengapa semua itu harus dimiliki oleh seorang pemimpin? Jawabannya agar sang pemimpin senantiasa mampu mengambil langkah terbaik & terbijak di medan pertempuran, agar kaum muslimin meraih kemenangan & mengurangi risiko kekalahan.

3.Al-Imam Abu Hatim Rahimahullah berkata :

“Orang yg merugi yakni orang yg rugi dr sikap damai. Orang yg tergesa-gesa itu selalu melakukan kesalahan & orang yg teliti selalu melakukan hal yg benar.” (Kitab Raudhatul ‘Uqalaa 1/218).

4.Al-Imam Ash-Shan’any Rahimahullah berkata :

“Tergesa-gesa ialah bersegera pada sesuatu & hal itu tercela pada kasus-perkara yg dituntut untuk bersikap damai padanya, & terpuji pada masalah-perkara yg dituntut sikap bersegera padanya mirip bersegera pada kebaikan & semisalnya. Kadang dibilang pula bahwa tak ada kontradiksi antara al-anaah (sikap tenang) & al-musaara’ah (bersegera). Jika beliau bersegera dgn sikap hening maka sempurna baginya kedua masalah tersebut. Dhobitnya (batasannya) yaitu sebaik-baik kasus yakni yg pertengahan.” (Subulus Salaam 2/681).

5.Al-Imam Ibnu Athiyyah Rahimahullah berkata terkait firman Allah Azza Wajalla :

Raja berkata:

“Bawalah beliau kepadaku.” Maka tatkala utusan itu datang pada Yusuf, berkatalah Yusuf: “Kembalilah pada tuanmu & tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya perempuan-wanita yg sudah melukai tangan-tangan mereka. Sesungguhnya Tuhanku, Maha mengenali tipu muslihat mereka.” (Surah Yusuf : 50).

Beliau Rahimahullah berkata :

“Perbuatan dr Yusuf Alaihis Salam ini merupakan sikap damai, sabar, & menuntut berlepas diri dr tuduhan.” (Al-Muharrar Al-Wajiiz Fi Tafsir Kitab Al-Aziiz 3/252).

6.Al-Imam Malik bin Al-Mundzir bin Malik menunjukkan wasiat pada anak-anaknya :

“Wahai anak-anakku, hendaknya kalian senantiasa bersikap hening & manfaatkan waktu  luang kalian sebaik-baiknya, pasti kalian akan memperoleh kemenangan.” (Kitab Al-Mujaasalah Wa Jawaahir Al-Ilm 6/306).

Demikianlah pentingnya sikap hening di dlm islam, dalil-dalilnya dr Al-Qur’an & Sunnah, serta dalil islami ihwal sikap tenang dari para ulama yg bisa saya bagikan pada postingan kali ini.

  Doa Mohon Kesembuhan dari Allah SWT dari Berbagai Penyakit

Semoga apa yg saya sampaikan bisa menjadi ilmu yg bermanfaat bagi kita semua, sehingga kita semua mampu mengamalkan & mewujudkan sikap damai dlm kehidupan kita sehari-hari.