Pada artikel kali ini saya akan menyebutkan kumpulan saran wacana bersyukur. Hal ini penting, biar kita termotivasi untuk selalu bersyukur pada Allah Azza Wajalla atas banyak sekali nikmat yg diberikan-Nya pada kita semua.
Di dlm Al-Qur’an, Allah Azza Wajalla memerintahkan pada kita semua untuk bersyukur terhadap-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Dan (camkan juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya bila ananda bersyukur, niscaya kami akan memperbesar (lezat) kepadamu, & jika ananda mengingkari (lezat-Ku), maka bergotong-royong azab-Ku sungguh pedih”. (Surah Ibrahim : 7).
Contents
Daftar Isi
Pengertian Syukur
Agar kita makin mengerti perihal hakekat kesyukuran, tentu kita harus memahami pengertian syukur terlebih dulu.
Para ulama telah menyebutkan tentang pengertian syukur, di antaranya ialah apa yg disebutkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah, dia berkata :
“Syukur yakni tampaknya jejak nikmat Allah pada verbal hamba-Nya dlm bentuk kebanggaan & pengukuhan, pada hati hamba-Nya dlm bentuk persaksian & kecintaan, & pada anggota badan hamba-Nya dlm bentuk ketundukan & ketaatan.” (Kitab Madaarijus Saalikiin 2/244).
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy Rahimahullah berkata :
“Syukur yakni akreditasi hati terhadap nikmat-nikmat Allah, memuji Allah atas lezat tersebut, & mengarahkan (memanfaatkan) nikmat-lezat tersebut pada keridhaan Allah.” (Tafsir As-Sa’dy hal.444, cetakan Al-Maktabah At-Tafiqiyyah).
Para ulama menyebutkan bahwa syukur memiliki 3 rukun, di mana nanti ketiganya tercukupi pada seorang hamba barulah dibilang bersyukur. Ketiga rukun tersebut yaitu :
- Mengakui lezat Allah dengan-cara batin (di dlm hati).
- Menyebut-nyebut lezat Allah dgn lisan.
- Mempergunakan nikmat tersebut hanya pada ketaatan pada Allah.
Baca pula wacana: Tenang, Sabar, Takut, Sedekah, Marah, Sederhana, Kutipan Ali Bin Abi Thalib.
Dalil Islami Tentang Bersyukur Dari Para Ulama Terdahulu
Agar makin memperbesar pengertian kita ihwal syukur, di bawah ini akan saya sebutkan kumpulan kata bijak perihal bersyukur dr para ulama terdahulu.
Ulama terdahulu yg dimaksud di sini adalah generasi bakir terdahulu umat islam, baik para teman Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam maupun para ulama setelah mereka.
Baiklah, silahkan eksklusif baca ucapan-ucapan para ulama terdahulu di bawah ini :
Ali bin Abi Thalib Radhiallahu Anhu
1.Ali bin Abi Thalib Radhiallahu Anhu berkata :
“Sesungguhnya nikmat itu bekerjasama dgn syukur, & syukur itu berhubungan dgn perhiasan. Keduanya (lezat & syukur) saling bergandengan (tidak terpisahkan). Maka tak akan terputus suplemen (lezat) dr Allah sampai terputus syukur dr hamba.” (Kitab Asy-Syukr karya Ibnu Abid Dunya hal.16).
Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah
2.Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya Allah sungguh-sungguh menunjukkan kenikmatan pada siapa yg diinginkan-Nya. Maka jika ia tak bersyukur atas nikmat tersebut, maka Allah akan menggantinya dgn azab.” (Kitab ‘Iddatus Shobiriin hal.194).
Ka’ab Al-Ahbaar Rahimahullah
3.Ka’ab Al-Ahbaar Rahimahullah berkata :
“Tidaklah Allah menunjukkan sebuah nikmat pada seorang hamba di dunia, kemudian ia bersyukur pada Allah atas nikmat tersebut & bersikap tawadhu’ pada Allah dgn karena lezat tersebut, melainkan Allah akan memberikan kepadanya kemanfaatan lezat tersebut di dunia, & mengangkat untuknya dgn alasannya adalah lezat tersebut satu derajat di nirwana. Dan tidaklah Allah menawarkan sebuah lezat pada seorang hamba di dunia, kemudian ia tak bersyukur pada Allah atas lezat tersebut & tak bersikap tawadhu’ dgn karena lezat tersebut, melainkan Allah akan menghalangi bagi kemanfaatan lezat tersebut di dunia, & mengangkat untuknya tingkatan-tingkatan dr neraka, di mana Allah akan menyiksanya jika ia menghendakinya atau memaafkannya. (Sumber : alukah.net/sharia/0/77173).
Abu Haazim Rahimahullah
4.Seseorang pernah mengajukan pertanyaan pada Abu Haazim Rahimahullah :
“Bagaimanakah cara bersyukur (atas nikmat) kedua mata? Beliau menjawab ‘Jika kamu-sekalian melihat kebaikan dgn keduanya (kedua mata tersebut) maka kamu-sekalian menampakkannya, & jika kau-sekalian melihat keburukan dgn keduanya maka kau-sekalian menyembunyikannya.’ Orang itu mengajukan pertanyaan lagi ‘Bagaimanakah cara bersyukur (atas lezat) kedua indera pendengaran?’ Beliau menjawab ‘Jika kau-sekalian mendengar kebaikan dgn keduanya maka kamu-sekalian menjaganya, & jika Jika kau-sekalian mendengar kejelekan dgn keduanya maka kau-sekalian menepisnya.’ Orang itu mengajukan pertanyaan lagi ‘Bagaimanakah cara bersyukur (atas lezat) kedua tangan?’ Beliau menjawab ‘Janganlah kau-sekalian mengambil dgn keduanya apa yg bukan milik keduanya, & janganlah kamu-sekalian membatasi hak milik Allah pada keduanya. Orang itu mengajukan pertanyaan lagi ‘Bagaimanakah cara bersyukur (atas nikmat) perut?’ Beliau menjawab ‘Allah Azza Wajalla berfirman : ‘Dan orang-orang yg mempertahankan kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yg mereka miliki, maka sebenarnya mereka dlm hal ini tiada terceIa. (Surah Al-Mukminuun : 5-6).’ “. (Sumber : alukah.net/sharia/0/77173).
Seorang Salaf
5.Salah seorang salaf berkata pada seorang lelaki yg mengadukan sempitnya kondisinya (kemiskinan) kepadanya:
“Apakah ananda suka jika penglihatanmu digantikan dgn 100.000 dirham?’ Lelaki itu menjawab ‘Tidak’. ia (salaf) mengajukan pertanyaan lagi ‘Maka bagaimana kalau kedua tanganmu yg digantikan dgn 100.000 dirham?’ Lelaki itu menjawab ‘ Tidak’. ia mengajukan pertanyaan lagi ‘Maka bagaimana kalau kedua kakimu yg digantikan dgn 100.000 dirham?’ Lelaki itu menjawab ‘ Tidak’. Maka terus menerus ia menyebutkan pada laki-laki tersebut lezat Allah kepadanya satu per satu. Kemudian ia berkata pada lelaki tersebut ‘Saya melihat kamu-sekalian memiliki ratusan ribu dirham & kamu-sekalian (masih) mengadukan kebutuhanmu?”. (Sumber : alukah.net/sharia/0/77173).
Sufyan bin ‘Uyainah
6.Sufyan bin ‘Uyainah berkata :
“Orang yg bersyukur itu ialah orang yg mengenali bahwa nikmat hadirnya dr Allah Ta’ala. Allah menawarkan nikmat itu kepadanya untuk melihat bagaimana ia bersyukur & bagaimana ia bersabar.” (Kitab Hilyatul Awliya 7/287).
Amr bin As-Sakn
7.Dari ‘Amr bin As-Sakn berkata:
“Saya pernah berada di sini Sufyan bin ‘Uyainah, kemudian seorang lelaki dr penduduk Baghdad mengajukan pertanyaan kepadanya ‘Wahai Abu Muhammad, kabarkan kepadaku wacana ucapan Muthorrif ‘Seandainya saya diberikan kesehatan kemudian saya bersyukur,maka itu lebih saya cintai ketimbang saya diberikan cobaan kemudian saya bersabar.’ Apakah ucapan ini (Ucapan Muthorrif) lebih ananda senangi ataukah ucapan saudaranya yaitu Abul ‘Alaa ‘Ya Allah, saya ridha untuk diriku apa yg Engkau ridhai untukku.’. Amr bin As-Sakn berkata ‘Maka Sufyan bin ‘Uyainah melongo sejenak.’ Kemudian ia berkata ‘Ucapan Muthorrif lebih saya senangi.’ Maka laki-laki itu berkata ‘Bagaimana mampu, sedangkan orang ini (Abul ‘Alaa) sudah ridha untuk dirinya apa yg Allah ridhai untuknya.’ Sufyan bin ‘Uyainah berkata ‘Sesungguhnya saya membaca Al-Qur’an, kemudian saya mendapati sifat Sulaiman Alaihis Salam terkait dgn kesehatan yg diberikan kepadanya “Dia (Sulaiman) sebaik-baik hamba, sebenarnya ia amat taat (kepada Rabbnya)”, & saya mendapati sifat Ayyub Alaihis Salam terkait dgn ujian yg diberikan kepadanya ““Dia (Ayyub) sebaik-baik hamba, bahu-membahu ia amat taat (terhadap Rabbnya)”. Maka kedua sifat tersebut sama, di mana yg satu menerima kesehatan & yg satu menerima ujian. Maka saya mendapati kesyukuran berada pada kedudukan yg sama dgn ketabahan. Maka tatkala keduanya (syukur & sabar) sama, maka kesehatan yg dibarengi dgn kesyukuran lebih saya sukai ketimbang cobaan yg dibarengi dgn ketekunan.” ( Kitab Hilyatul Awliyaa 2/212-213).
Demikianlah rekomendasi Islami ihwal bersyukur dr para ulama terdahulu yg bisa saya bagikan pada artikel kali ini.
Semoga usulan di atas bisa menjadi pemanis ilmu berfaedah & motivasi bagi kita untuk selalu bersyukur atas banyak sekali lezat yg sudah Allah Azza Wajalla telah berikan pada kita.