Anjing hutan suka melolong (sampiran)
Jangan suka bicara bohong (isi)
Pintu diketuk ada tamu (sampiran)
Rajin membaca bertambah ilmu (isi)
Desa sawah mulai menghijau (sampiran)
Di tengah ada pematang (sampiran)
Apa arti bertindak maju (isi)
Kalau tanpa pedoman matang (isi)
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Enak nian buah belimbing
Mencari ke pulau sebrang
Main bola ada pembimbing
Binatang apa berhidung panjang?
Orang mudik bawa barang
Pakai kain jatuh terguling
Kamu senang dilirik orang
Setelah sadar ternyata juling
Indah nian sinar mentari
Purnama tiba tak berbelah
Melihat orang malas berlari
Ternyata sandal tinggi sebelah
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita seluruhnya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Gurih nian ikan gurami
Tambah nikmat dengan kacang
Alangkah bahagia hati kami
Panen raya sudah tiba
Luas nian samudra raya
Pagi-pagi nelayan melaut
Tak memiliki kegunaan memberi si kaya
Bagai menebar garam di bahari
Ayam langgar jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang latih
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Jalan-jalan ke Semarang
Bawa bandeng tanpa duri
Belajar mulai sekarang
Untuk hidup kemudian hari
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus kian tinggi
Berunding dengan orang tak bakir
Bagaikan alu pencungkil duri
Beras miskin disebut raskin
Yang mendapat tak semua
Aku ini anak miskin
Harta benda tak kupunya
Siapa yang tak simpatik
Melihat bunga dahlia
Kulit putih berwajah anggun
Sudah ayu berhati mulia
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristri bagus
Kalau tidak dengan budinya
Anak belibis mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa alasannya adalah emas
Hilang kecerdikan alasannya adalah miskin
Minum susu di pagi hariTambah lezat tambah cokelatPandai-pandai menenteng diriSiapa tahu kiamat telah dekat
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun terhadap Tuhan
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis jenazah dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara etika pusaka
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang di buku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
Redup bintang hari pun subuh
Subuh datang bintang tak nampak
Hidup pantang mencari lawan
Musuh datang pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang di bumi
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak yummy tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak monyet di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama meletakkan hati
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Harapkan untung menggamit
Kain di badan didedahkan
Harapkan guruh di langit
Air tempayan dicurahkan
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya